part 9- Nightmare

7.8K 492 2
                                    


“Aku harap kita bisa bersahabat," katanya.

“Tentu saja. Ayo kita ketinggalan," kataku berlari menyusul yang lainnya.

Setelah kami menyusul yang lain, aku melihat ada cowok yang menggoda Aylin.

Kayaknya mereka sudah akrab.

“Itu Jason," kata Karen, aku menoleh padanya.

“Yang menggoda Aylin?” tanyaku.

“Iya. Kalau yang lagi bercanda sama Nelson dan Winston itu Mike. Dan..” Karen menggantung perkataannya karena mencari seseorang.

“Aku adalah George, cantikk..” Kata seseorang yang tiba-tiba merangkulku dan Karen, jadi dia ditengah, dan kata terakhirnya membuatku blushing.

Tiba-tiba tanganku ditarik dan aku berada di pelukan seseorang.
Kulihat wajahnya.

Mark.

Dia sedang menatap tajam George, sedangkan yang ditatap nyengir tak bersalah.

“Oh okay okay Mark.. aku hanya bercanda.. jangan terlalu posesif dong..” kata George sambil mengangkat kedua tangannya.

Terdengar suara geraman dari Mark yang membuat semua orang di lorong ini menoleh padanya.

Teman-temanku yang bingung dan teman-teman Mark yang terkejut dan takut.

Tunggu dulu!!

Geraman? Memangnya manusia bisa menggeram ya?

Aku kembali melihat Mark yang sedang menahan emosi.

Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat.

Napasnya menjadi lebih keras dan lebih pendek dari yang biasanya.

Kuelus  tangannya untuk menenangkannya.

Mark menoleh kearahku.
“Sudahlah, aku tak apa. Tenanglah. Mereka temanmu," kataku berusaha menenangkan Mark.

Tak kusangka ternyata berhasil. Mark mulai mengendurkan kepalan tangannya, tapi dia masih memelukku.

“Sudahlah, Karen, Jason, George, Mike, kalian saja yang mengajak mereka berkeliling. Aku baru ingat ada urusan penting. Maafkan aku ya?” kata Mark.

“Iya tak apa. Kau tenangkan saja dirimu," kataku.

“Baiklah, sampai jumpa di kamar,” bisik Mark sangat pelan jadi hanya aku yang bisa mendengarnya.

Tanpa kusadari pipiku memerah.

“Ekhem! Mark, kau bilang apa padanya? Lihat wajahnya memerah seperti kepiting rebus!” kata Jason.

“Rahasia. Sudah kutinggal ya? Bye," kata Mark kemudian melepaskan pelukannya dan melangkah meninggalkan kami.

Setelah Mark menghilang, aku bertanya kepada Karen.

“Apa dia selalu seperti itu?” tanyaku.

“Seperti apa?” tanyanya balik.

“Mudah emosi, posesif," kataku.

“Ya, biasanya jika dia sudah emosi seperti tadi dia akan meledak. Tapi tadi kau hebat, bisa menenangkannya," jelas Karen.

“Apa maksudmu dengan meledak?” tanyaku.

“Yah, kau tahu lah nanti,” katanya yang membuatku semakin bingung.

Apa mereka menyembunyikan sesuatu?

~~~

Setelah selesai berkeliling mansion ini, kami kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat.

He's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang