“Jadi ini adalah.. kutukan?” gumamku tak percaya.
“Bisa dibilang seperti itu,” katanya masih tanpa rasa bersalah.
“Kau-“ tunjukku marah padanya setelah aku berdiri.
“Apa? Kau mau melawanku tanpa kekuatanmu? Ck. Sekali serang kau pasti kalah,” kata goblin itu sombong.
Aku melihat ada yang bergerak dari sudut mataku.
Winston?
Aku menoleh ke samping, tempat Winston berada.
Tubuhnya bergetar.
“Apa yang terjadi padamu?” tanyaku khawatir.
“En-entahlah. Aku merasa bahwa aku ak-“ kata-katanya terpotong karena tiba-tiba saja dia mengalami perubahan.
“Ahh!!” pekikku karena terkejut.
Tubuhnya mulai ditumbuhi bulu berwarna coklat. Tangannya, kakinya, semuanya berubah.
“Kau- kau melakukan shift dengan wolf-mu,” kataku terkejut dan mulai melangkah mundur untuk memberinya ruang.
Kini, Winston sudah sepenuhnya berubah menjadi serigala coklat yang besar.
Bagian moncongnya dan telinganya sedikit berwarna gelap. Matanya, masih sama dengan Winston yang manusia.
“Wins?” panggilku pelan.
Dia menoleh padaku, menatapku tepat di mataku.
“Kau, ingat aku kan?” tanyaku.
Dia menggeram kemudian mengangguk.
“Kau tahu, dia hanya berubah wujud. Bukan hilang ingatan,” ejek goblin itu.
Grrr…
Winston menggeram dengan suara yang keras.
Goblin itu sepertinya takut.
Melihat goblin itu ketakutan, Winston melangkah maju, dan di setiap langkahnya, dia menggeram.
Aku memejamkan mataku ketika tahu apa yang akan dilakukan oleh Winston pada goblin itu.
"AHHh Tolongg!!"
Krak! Kriuk!Kriuk!
Mendengar suaranya saja membuatku merinding.
Seram.
Grr..
Ketika yang terdengar hanya suara geraman, aku membuka mataku.
Goblin itu, menghilang. Hanya ada bekas noda hitam dilantai.
“Winston.. apa kau?” tanyaku pelan.
Dia tidak menyahutiku, malah dia berjalan mendahuluiku.
Mau tak mau, aku mengikutinya.
Ketika sampai di depan pintu utama kastil ini, semua menatap kearah kami.
Pandangan wajah mereka heran dan bingung.
Winston mulai melangkah dengan berani, membelah lautan prajurit yang berbaris itu.
Aku, lagi-lagi mengikutinya.
Ggrr..
AAUuu…
Aku melihat Winston melolong dengan keras.
“Dee? Apa itu kau?” tanya sebuah suara yang sangat kurindukan.
“Bukan dia, bodoh. Aku disini,” kataku ketus kemudian berlari menghampirinya.
“Eits, mau kemana kau?” pergelangan tanganku dicekal bersamaan dengan suara yang sangat kubenci itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's Mine
Werewolf"Kau akan apa? Melindunginya? Kau tidak akan bisa melakukan itu bodoh! Untuk saat ini dia akan menjadi pionnya, setelah penyihir itu berhasil mendapatkan kekuatanmu.. Dia.. akan menjadi milikku. Dan kau.. mati!" "T-Tidak.. dia.. tidak a-akan pernah...