Part 3

4.7K 298 9
                                    

"OMG!!" Pekikku ketika sampai di ruang tengah.

Aku masih memasang raut wajah terkejut, saat aku menatap Shawn dia juga memberikan respon yang sama.

Tampak pria berambut Blonde sedang tidur tertelungkup di atas sofa. Disampingnya ada pria berjambul rapi sedang tertidur pulas dengan posisi duduk.
Dibawah ada pria dengan rambut panjang dan kriting sedang terlentang di atas karpet berbulu.
Disamping pria kriting itu ada pria yang aku tidak bisa melihat wajahnya sedang tertidur pulas sambil menelungkupkan badannya kesamping.

Tampaknya mereka sangat kelelahan. Mungkin mereka baru saja pulang tour.

"Maafkan mereka. Mereka baru saja menyelesaikan tour dan sampai di rumah pukul 3 subuh tadi" jelas Paul yang berada di sampingku.

"Harry, Louis, Niall, Liam bangun. Kita kedatangan tamu" kini Simon mencoba membangunkan mereka berempat.

Mereka semua bergeliat.

Mereka benar benar kelelahan. Kasian sekali masih muda sudah harus bekerja keras seperti ini.

Apa kabar denganmu Sky?

Ahh.. Itu benar, aku merasakan apa yang mereka rasakan.

Setelah menunggu 5 menit, akhirnya mereka berempat sudah duduk rapi di sofa yang pria pirang itu tiduri.

"Kenalkan, mereka Sky dan Shawn, mereka akan menjadi bodyguard kalian dan akan tinggal bersama kalian. Mereka adalah teman Noah" Simon menjelaskan kepada 4 orang itu.
"Sky, Shawn kenalkan, yang paling kiri ada Niall" oh pria berambut blonde itu. "Disampingnya Liam" kenapa pria itu sangat mirip David Beckham?
"Kemudian Louis" akhirnya aku bisa melihat wajahnya.
"Dan itu Harry" rambutnya sangat berantakan sekarang.

"Hai Sky" sapa pria berambut panjang itu. Namanya Harry.

"Uncle Si, apa kau yakin menyewa bodyguard perempuan. Bahkan melindungi dirinya pun tidak bisa" kini Louis yang angkat bicara. Dia berjalan kearahku, sial aku benar benar ingin memelintir tangannya untuk membuktikan kepadanya.
"Dia tampak seperti wanita manja yang hanya bisa berlindung di orangtuanya" sambung Louis, kini dia menyentuh rambutku. Orang ini benar benar mengajak ribut.

Aku langsung meraih tangannya dan langsung membatingnya ke lantai kemudian mengunci tangan kanannya kebagian punggungnya, sedangkan tangan kirinya aku kunci dengan kakiku. Kini dia sudah tertelungkup di lantai dengan posisi sangat menyedihkan.

Aku dapat melihat ketiga temannya hanya bergidik ngeri melihat apa yang aku lakukan kepada Louis.

Sky apa yang kau lakukan? Kau tak ingat kalau dia itu anggota boyband nomor 1 di dunia?

Aku melakukan itu karna aku yakin gerakan itu akan aman untuk korban, itu adalah jurus awal dalam karate. Jadi walaupun Louis tidak bisa bela diri dia akan dalam posisi aman.

Bagaimana kau tau Louis tidak bisa bela diri?

Aku hanya sekedar menebaknya saja.

"Lepaskan aku" ucapnya meminta ampun.

Aku pun langsung melepaskan Louis dan langsung berdiri di samping Shawn kembali.

Harry, Liam, Niall ditambah Shawn pun bertapuk tangan kagum. Sedangkan Paul dan Simon hanya mengelengkan kepala mereka.

Louis bangkit dan kemudian menatapku dengan tatapan membunuh, sedangkan aku hanya menimpali dengan senyum kemenangan.

"Jangan patahkan tangannya Sky atau kau akan berurusan dengan Eleanor" kini Harry yang angkat bicara.

"Aku tidak pernah memilih dengan salah Lou, percayakan pada mereka bertiga dan kalian akan aman" Simon pun akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Dan Mrs. Bryce apa kau bisa memasak?" aku sangat terkejut dengan pertanyaan Simon. Bahkan masak air pun aku gosong bagaimana aku bisa memasak. Aku langsung menatap Shawn dengan tatapan 'bagaimana ini Shawn? Mereka juga menjadikan kita pembantu?' Shawn hanya mengangkat bahunya tanda 'tak tahu'
"Sebaiknya kau berlajar dengan Harry, karna kau harus membantunya memasak" sambung Simon lagi.

Kemudian terdengar suara langkah kaki dari tangga membuat pikiranku tentang memasak buyar dan
Aku langsung menoleh ke arah tangga.

Itu dia Noah.

Aku iri kepada Noah, kenapa dia tidak mengganti namanya. Aku bahkan harus selalu ingat kalau Bryan sekarang adalah Shawn. Dan kalau ada orang memanggil Sky, ya itu aku.

Aku sudah cukup lama mengenal Noah, mungkin sejak 1 tahun terakhir. Dia pria berumur 20 tahun yang sangat hebat masalah hecker.

"Kalian rupanya sudah sampai" itu kata pertama yang aku dengar dari Noah.

Aku dan Shawn hanya mengangguk.

"Kalian silahkan membereskan barang barang kalian. Shawn kau akan tidur sekamar dengan Noah. Dan Sky kau bisa menggunakan kamar Zayn" jelas Paul. "Aku dan Simon ada urusan. Kita mempercayai kalian" sambungnya.

"Semoga kalian betah" ujar Simon.

Kini Paul dan Simon sudah pergi meninggalkan kediaman One Direction.

"Mari aku antar kau kekamar" Liam kini menawarkan diri. Dia kemudian meraih satu koperku.

"Liam tidak usah. Tanganmu sedang cidera, itu bisa membuatnya makin parah" ucapku menolak.

"Yang cidera tangan kananku, aku masih bisa menggunakan tangan kiriku"
Liam benar benar keras kepala, bagaimana kalau tangannya makin parah. Akan aku juga yang kena marah Paul dan Simon kan.

"Baik lah. Kalau kau benar benar mau membantu. Kau bawa saja yang ini, ini lebih ringan" ucapku menukar koper yang liam pegang dengan yang sedang aku pegang.

"Ini kamar yang akan kau gunakan Sky, semoga kau suka dekorasinya. Zayn sangat menyukai grafiti" ujar Liam membuka pintu kamar yang terdapat tulisan DJ. MALIK

Aku sempat berfikir kalau Zayn itu benar benar DJ. Tapi setelah Liam jelaskan ternyata Zayn hanya berambisi menjadi DJ.

"Kau beres beres saja dulu, dan jangan melewatkan makan malam"

Liam sangat baik sekali. Aku dengar dari Shawn kalau Liam dijuluki sebagai Daddy Direction. Aku rasa itu cocok.

Aku rasa aku akan nyaman dikamar ini. Dikamar ini terdapat banyak gambar grafiti di sisi dindingnya. Dan banyak coretan tanpa bentuk. Ah aku bukan penikmat seni yang baik jadi aku hanya menganggapnya coretan tanpa makna.

Ada rak sepatu juga disini. Dan banyak sepatu pria disini.

Mungkin aku akan meminjam salah satu sneakernya.

Nomor sepatunya pun sama. Kau mempunyai banyak sepatu Sky.

***

*Authour's POV"

Sky berjalan menuruni tangga untuk makan malam, setelah sebelumnya Shawn memanggilnya.

Dimeja makan mereka semua sudah duduk rapih. Tempat duduk yang tersisa hanya diantara Noah dan Liam. Sedangkan dihadapan Sky ada Louis.

Louis masih tampak membenci Sky, dia baru saja mempermalukannya dihadapan teman temannya.

"Kenapa kau baru turun? Bukankah Simon menyuruhmu membantu Harry?" ucap Louis sangat dingin dan tatapannya masih menuju makanannya.

"Maaf tadi aku jet leg" jawab Sky mencari alasan. Karna sebenarnya dari tadi Sky, Shawn dan Noah berusaha memecahkan teror yang baru dikirimkan kepada Simon pagi tadi.

"Bagaimana bisa kau menjaga kami kalau setiap naik pesawat kau mengalami Jet leg" timpal Louis lagi.

"Sudahlah Sky, kau tak perlu mendengarkan ucapan Louis, dia sedang ada masalah dengan Eleanor" Liam mencoba menetralkan suasana.

Akhirnya mereka semua memulai makan malam.
Semuanya tampak bercanda, kecuali Sky dan Louis yang hanya diam sambil terus memakan makanannya.

.

.

.

Apa yang bakalan terjadi selanjutnya ya?

Apa Sky bakalan baikan sama Louis?

Buat yang nanya kok scenenya Harry sama Niall dikit. Di part selanjutnya bakalan aku banyakin kok.

Kira-kira Sky bakalan jatuh hati sama salah satu dari mereka nggak ya?

Mysterious GunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang