"Aku resmi mengakhiri hubungan dengan Eleanor."
Kedua bola mataku membulat dengan sempurna mendengar pernyataan Louis barusan.
Apa maksudnya resmi mengakhiri hubungan dengan Eleanor? Apa dia sudah gila? Kenapa dia lakukan itu? Bukankah ini adalah saat yang ditunggu-tunggu olehnya. Kembali bersama Eleanor dan hidup bahagia bersamanya?
"Funny joke Louis." Ucapku sambil menunjukan tawa hambarku.
"Aku serius. Kami resmi mengakhiri hubungan kami tadi siang."
Aku terdiam sejenak mencoba untuj mengartikan setiap kata yang keluar dari mulut Louis yang seolah ilusi bagiku. "But, Why?"
Kami berdua cukup lama dalam keadaan saling diam. Louis tidak menjawab pertanyaanku. Dan dipikiranku pun terus berputar tenang keputusan Louis memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Eleanor. Bukankah mereka saling mencintai?
"Flo, bantu aku memasak." Teriak Liam yang sukses membuat suasana yang sangat awkward antara aku dan Louis berakhir.
"Coming Dad." Balasku kepada Liam yang masih berada didalam rumah. Mataku beralih menatap Louis yang masih menatap kosong kearah kolam renang. "Aku harus membantu Liam sekarang." Ucapku kepada Louis.
Aku pun mulai bangkit dari dudukku, namun sebuah tangan menahanku sehingga aku kembali terduduk dan menatap lelaki disampingku.
"Karna hatiku memilihmu. Jangan pernah tinggalkan aku."
Tubuhku seolah membeku, jantungku seolah berhenti mengerjakan tugasnya untuk memompa darah keseluruh tubuhku. Apa yang Louis katakan benar adanya? Tapi aku tak ingin hal seperti ini terjadi, apalagi penyebab utamanya adalah aku.
Aku mulai tertawa hambar mendengar perkataan Louis. "So funny Louie. April Mop." ucapku mencoba menutupi kegelisahanku sendiri.
"It's July Flo. And I'm not kidding about that." Louis menatapku dengan tatapan kesungguhan. Aku bisa melihat bahwa tidak ada kebohongan dimatanya. "I Love You."
Seharusnya saat ini aku merasa senang, karna ternyata semua yang aku rasakan saat ini tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi apa aku bisa bahagia diatas penderitaan orang lain?
God, tolong bantu aku untuk menyelesaikan semua permasalahan yang sedang aku hadapi saat ini.
****
*Authour POV*
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Directioners Liverpool pun tiba. Tepat pukul 4 sore nanti, One Direction akan menghibur penggemarnya itu disalah satu stadion ternama disana.
Mereka berempat -Liam,Harry,Niall,Louis- terlihat gelisah karna ini adalah penampilan pertama mereka setelah kejadian O2 Arena waktu itu.
Niall tak henti-hentinya bertanya bagaimana situasi dan pengamanan kepada Flora dan Bryan. Sedangkan yang lain lebih memilih mengalihkan kegelisahannya dengan bermain ponsel dan membalas beberapa mention dari para fans.
"Apakah semuanya aman Flo? Bagaimana dengan keamanan?" lagi-lagi Niall bertanya kepada Flora yang sedang berbicara dengan salah satu agent MI6.
Flora menghembuskan nafasnya pelan. Sebenarnya dia sudah lelah mendengar pertanyaan dari Niall yang sudah ditanyakan lebih dari 5 kali itu. Tapi demi membuat perasaan mereka aman Flora dan yang lainnya harus terus menjawab dengan sabar.
"Semuanya aman terkendali Niall. Agent FBI dan MI6 sudah disebar diseluruh penjuru stadion ini. Kau dan yang lain tak perlu khawatir." Flora memberikan penjelasan lagi dan lagi kepada baby boy nya itu dengan sabar sambil memberikan senyum andalannya. Sedangkan Niall lagi-lagi bernafas lega, karna jawaban Flora masih sama sejak awal, keadaan aman terkendali. Setidaknya Niall bisa mempercayai wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Gun
FanfictionGadis yang sudah selama 3 tahun menjadi agent FBI harus pergi ke London untuk melindungi grup vokal One Direction yang sedang dalam ancaman teroris. Kejadian menegangkan selalu selalu terjadi selama mereka berada di London. Mereka harus terus melind...