Part 40

2.6K 189 8
                                    

Perasaan Bryan mendadak tidak enak. Dengan langkah lemas Bryan menghampiri mayat itu, kemudian dibukanya secara perlahan. Raut wajahnya yang semula khawatir langsung berubah seketika saat mendapati mayat itu.

Senyum kemenangan langsung terpancar kearah mayat yang tergeletak dipinggir jalan. Akhirnya, setelah sekian lama FBI mencoba melumpuhkan pria itu, saat ini ia yang menyerahkan nyawanya sendiri. Dan pria itu adalah Arthur.

Senyumnya seketika hilang saat mendengar teriakan Adam yang mengatakan saat ini Flora sedang dibawa kerumah sakit terdekat.

Bryan dapat sedikit bernafas lega, karna itu artinya Flora masih selamat dari kecelakaan hebat itu. Tapi belum mengetahui keadaannya itu sangat membuat Bryan khawatir.

Bryan dan Adam langung menuju rumah sakit yang disebutkan salah satu anggota kepolisian yang bertugas. Dan tak lupa Bryan memberitahu Noah tentang ini.

"Flora akan baik-baik. Kau tenang saja." Ucap Adam mencoba memberikan ketenangan kepada Bryan.

"Apa kau masih bisa tenang saat melihat kondisi mobil itu?" Jawab Bryan dengan nada yang tidak bisa dibilang santai.

Walaupun mengetahui keadaan Flora selamat dari kecelakaan itu, namun perasaannya tetap tidak karuan mengingat betapa hancurnya mobil yang dinaiki Flora, bahkan Arthur pun sampai kehilangan nyawanya.

***

"Korban kecelakaan Tol, yang baru saja dibawa kesini?" Tanya Adam kepada petugas resepsionis rumah sakit.

Adam sengaja melarang Bryan yang bertanya karna keadan emosinya yang belum stabil.

Petugas itu pun dengan sigap memeriksa data pasien tersebut di komputer dihadapannya.

"Masih dalam penangan dokter di UGD." Jelasnya.

Tanpa mengucapkan terima kasih dan kalimat lainnya, keduanya langsung berlari menuju UGD.

Tidak ada seorang pun didepan pintu UGD. Tentu saja, karena Noah dan lainnya masih dalam perjalanan.

Bryan terus mondar-mandir didepan pintu UGD, dia sangat khawatir dengan keadaan Flora saat ini. Tentu saja ia berdoa agar semunya baik-baik saja.

"Louis terus memberontak agar bisa pergi kesini... Mereka semua sudah tau masalah ini." jelas Adam yang baru saja menerima telepon dari salah satu agent yang berjaga dihotel.

Bryan menghembuskan nafasnya dan mengusap wajahnya kasar. Pikirannya sedang kacau saat ini, kenapa pria itu ikut ber-ulah. Bryan belum yakin dengan kondisi saat ini. Akan lebih baik kalau the boys tetap menetap dihotel sampai keadaan benar-benar aman.

"Niall pun mendesak keluar menemui Zayn." sambung Adam.

Bryan beralih memijat pangkal hidungnya. Pikirannya terpecah belah membuat kepalanya terasa pening. Apakah tidak bisa kedua orang itu bekerjasama dengannya?

"Kapan Noah akan sampai?" tanya Bryan yang masih memijat pangkal hidungnya.

Adam melirik benda hitam yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah 20 menit sejak mereka mengabarinya. "Seharusnya saat ini dia sudah sampai. Mungkin sebentar lagi dia akan sampai disini." Adam mencoba melakukan hal yang membuat Bryan tenang, karna sangat terlihat saat ini Bryan begitu tertekan. "Itu dia." sambungnya saat mendapati Noah bersama beberapa orang dari managemen dan agent berjalan menghampirinya.

Bryan bangkit dari duduknya saat Noah sampai dihadapannya.

"Kau tunggu disini, aku akan menemui Louis dan Niall... Kabari aku kalau ada perkembangan dari Flora." ucap Bryan lelah. Ia harus turun tangan langsung menghadapi kedua orang itu.

Mysterious GunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang