"Kau tau mereka sangat membenciku Flo. Walaupun kau mengatakankan itu kepada mereka, pasti mereka tak akan mempercayai ucapanmu" tambahku. Aku benci mengatakan itu sebenarnya. Tapi aku yakin kenyataannya pasti seperti itu.
"Kau salah Zayn, Niall dan Liam tak pernah membencimu. Mereka lebih percaya kepada perasaan mereka ketimbang managemen. Mereka yakin kau tak akan melakukan itu" Flora menggenggam tanganku, mencoba menenangkanku.
Aku sangat merindukan saat ia menggenggam tanganku dan membuatku tenang seperti ini. Aku sangat merindukannya.
Flo aku sudah biasa seperti ini. Tak usah panik seperti itu. Aku akan lebih sedih kalau kau meninggalkanku lagi.
Aku pun menunjukan fake smile, "tapi bagaimana dengan Harry dan Louis?"
"Aku akan membuat mereka berdua mempercayaimu"
"Terima kasih Flo"
"God!! Ini udah jam 8 malam. Aku harus pulang.. Bryan pasti panik nyariin aku" dia langsung memberikan barang nya dan bangkit.
"Mari aku antar kau pulang"
"Aku membawa motor Liam. Kau tak ingat?"
"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke sturbuck"
Akhirnya kami pun menuju ke sturbuck tempat kita bertemu tadi.
Ini benar-benar hari yang sangat membahagiakan. Aku tak menyangka kalau tanggapan Flora akan seperti ini.
*Sky POV*
Aku masih tak menyangka kalau Zayn Malik adalah sahabat sekaligus cinta pertamaku. Orang yang selama ini aku rindukan sekarang berada di sampingku sedang serius mengendarai mobilnya.
Awalnya aku sangat membencinya, dulu aku bersumpah kalau suatu saat aku bertemu Zainal aku akan memarahinya habis-habisan. Kenapa dulu dia meninggalkanku begitu saja tanpa mengucapkan ucapan selamat tinggal. Tapi sumpahku itu aku langgar sendiri, nyatanya aku terlalu bahagia saat bertemu dengannya lagi. Walaupun ada beberapa perasaan kesal kepadanya. Tapi perasaan bahagia itu jauh lebih besar.
Dan sekarang dia membiarkan rambut diwajahnya tumbuh, jujur dia sekarang tampak lebih dewasa. Tapi aku kurang menyukai penampilannya sekarang. Aku merindukan penampilan Zainal yang dulu.
"Kita sampai" ucap Zayn memecahkan lamunanku.
"Terima kasih Zayn"
"Aku akan mengikutimu sampai rumah"
"Zayn aku akan baik-baik saja. Sebaiknya kau langsung pulang. Aku tak ingin kau tertangkap paparazi seperti Louis.. Aku sangat membenci media-media itu"
"Baiklah.. Jaga dirimu.. Besok kita bertemu lagi" ucap Zayn.
Sebenarnya aku juga berharap waktu berjalan lebih lama sehingga aku bisa menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya. Tapi aku takut Shawn marah. Dia sangat menakutkan kalau sudah marah dan mulai memakiku.
Saat aku akan membuka pintu mobil, tiba tiba Zayn menahan tanganku.
"Don't leave me again Flo"
Aku sedikit tersentak mendengar pernyataan Zayn barusan. Sebanarnya siapa yang meninggalkan aku dulu? Itu kau Zayn, kau yang meninggalkan aku tampa mengucapkan salam perpisahan.
"Never" jawabku sambil menujukan senyumku. Sebenarnya aku sendiri tidak yakin dengan ucapanku sendiri. Tapi hanya itu yang bisa keluar dari mulutk. Lidahku begitu kelu untuk menjabarkan semua yang ada dihatiku.
Lihat, dia juga tersenyum. Senyuman itu masih sama. Selalu membuat kupu-kupu diperutku berterbangan. Membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Gun
FanfictionGadis yang sudah selama 3 tahun menjadi agent FBI harus pergi ke London untuk melindungi grup vokal One Direction yang sedang dalam ancaman teroris. Kejadian menegangkan selalu selalu terjadi selama mereka berada di London. Mereka harus terus melind...