Part 28

2.7K 174 2
                                    

*Authour's POV*

Sesampainya dirumah, Bryan dan Flora langsung merapihkan belanjaan mereka didapur.

"Sejak kapan kalian pulang?" tanya Harry yang duduk di mini bar yang terdapat didapur.

"Kita baru saja sampai" jawab Flora yang masih sibuk menata daging didalam kulkas.

"Hey mate, ada apa dengan bibirmu? Kenapa memar?" tanya Harry kepada Bryan saat melihat ujung bibirnya menyisakan darah yang mengering dan lebam disekitarnyam

Bryan langsung menyentuh ujung bibirnya, dan memang terasa sedikit perih.

"Kau tau betapa banyak orang jahat disini? Tadi aku menolong seorang nenek yang sedang dicopet. Dan untunglah aku bisa menangkapnya meskipun dia sempat menjatuhkan tinjuan diwajah tampanku ini," jelas Bryan berbohong.

Flora dan Harry pun secara kompak menaikan sebelah alisnya.

Flora heran kenapa alasan itu yang ia gunakan untuk menutupi kejadian tadi. Masuk akal tetapi sedikit konyol karna Bryan yang menceritakannya. Sedangkan Harry heran karna ternyata Bryan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, karna dengan bangganya dia mengatakan dirinya tampan.

"Sebaiknya kau obati lukanya Flo. Aku rasa tinjuan pencuri itu berhasil merusak otaknya" ledek Harry.

Flora pun hanya tertawa hambar. "Baiklah aku akan mengobati lukanya,"  Flora pun meraih handuk kecil dan beberapa es batu untuk mengompres luka lebam Bryan. Setelah mendapatkan kedua dia pun mendorong badan Bryan untuk kekamarnya. "Come on Bryan aku akan mengobati dikamarmu"

**

"Hey kenapa tadi kau menatapku seperti itu? Aku menolongmu dari pertanyaan Harry," omel Bryan kepada Flora saat sudah sampai dikamarnya.

"Alasanmu memang masuk akal, tapi itu menjadi aneh karna kau yang mengatakannya," Flora menjawab santai pertanyaan Bryan. Sedangkan Bryan hanya menggerutu sebal. "Berhentilah mengomel, aku sedang mengobati lukamu"

"Sakit Flo!" teriak Bryan saat dengan sengaja Flora menekan lukanya dengan keras.

Flora memberikan kompresannya itu kepada Bryan. "Obati lukamu sendiri. Kau terlalu berlebihan untuk luka sekecil itu" ledeknya.

"Wow!! Bryan, what's happened with your face?" Noah yang baru datang ikutan panik melihat luka lebam Bryan.

Kemudian Bryan dan Flora pun menceritakan kejadian yang dialaminya secara lengkap. Termasuk kehadiran Zayn yang menurut Bryan cukup misterious.

"Kau tidak bisa mencurigai Zayn seperti itu Bryan!" protes Flora.

"Itu hanya pemikiranku. Kau harus menghargai itu," Bryan yang tidak terima pun ikut protes.

"Tapi apa perlu sampai segitunya sampai menyuruhku menjauhinya? Dia teman kecilku Bee. Aku memang sudah lama tidak bertemu dengannya, tapi aku percaya Zayn tidak akan melakukan itu." bentak Flora.

"Setidaknya sampai kita berhasil memecahkan kasus ini Flo. Cobalah kau mengerti keadaan ini."

"KAULAH BOSNYA!! LAKUKAN SESUKAMU BRYAN!" teriak Flora kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar Bryan.

"Apa dia sedang PMS?" tanya Noah yang bingung melihat kelakuan Flora.

Bryan menghembuskan nafasnya secara kasar. "Lebih baik kau cari informasi yang mendalam masalah Zayn. Entah kenapa aku curiga kasus ini ada hubungan dengannya" perintah Bryan. Dan Noah pun hanya mengangguk tanda mengerti.

***

*Flora POV*

"Aku juga merasa kasihan kepada mereka.. Kenapa mereka harus merasakan ini semua?" ucapku kepada Zayn melalui sambungan telepon.

Mysterious GunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang