Pagi ini ,hujan masih mengguyur jalanan kota Jakarta. Genangan air dimana - mana. Terutama di penghujung bulan desember ini. Elora mengeratkan jaketnya. Udara dingin pagi ini seperti menusuk kulit Elora.
Suasana koridor masih sepi. Hanya beberapa siswa yang berlalu - lalang. Elora masuk ke kelas, lalu menyimpan tasnya di bangku. Sepertinya Bella- teman sebangkunya sudah datang melihat ada tas yang tergeletak di samping bangkunya.
Ia menatap sekeliling kelas, hanya ada beberapa orang. Sisanya ada yang belum datang ataupun diluar kelas. Sudah biasa.
Bosan dikelas harus berbuat apa, Elora memutuskan untuk pergi ke perpustakaan yang terletak di lantai dua. Tempatnya strategis, berada di tengah - tengah antara gedung IPA dan IPS.
Sampai disana, Elora mencari novel yang selama ini ia tunggu. Ia mendesah, begitu melihat novel itu terletak dilemari atas. Bagaimana mungkin ia sampai.
Sebuah tangan kekar berhasil meraih buku itu saat Elora masih sibuk dengan pikirannya. Baru saja ia akan memprotes tapi diurungkan begitu orang itu memberikannya.
"Pendek."Guman orang itu pelan. Tapi Elora berhasil mendengarnya. " Apa lo bilang!" Matanya melotot.
Bukannya membela, orang itu malah mengangkat bahunya acuh, lalu pergi keluar perpustakaan.
🍂🍂🍂
"Siapkan kertas selembar, kita akan tes hari ini." Kata Mr. Andri begitu masuk kelas. Semua murid langsung mendesah pasrah.
Mr. Andri mulai membagikan soal. Anak - anak lain sudah berkutat dengan soalnya masing - masing. Berbeda dengan Elora, perempuan itu sedang menatap keluar jendela. Memperhatikan tetes demi tetes air yang turun.
Kertas ulangannya masih kosong, hingga pelajaran selesai. Pikirannya masih sibuk berkelanan. Memikirkan pertanyaan yang selama ini ia simpan selama bertahun - tahun.
" Elora?!" Elora langsung berjengit terkejut. Mr. Andri sudah berdiri dihadapannya dengan tangan terlipat.
"I -iya Mr." Jawab Elora gugup. Kepalanya masih menunduk. Kini semua perhatian tertuju padanya. Bahkan Bella- teman sebangkunya tidak bisa berbuat apa - apa.
" Ikut saya ke kantor!"
Elora mengangguk patuh dan berjalan mengikuti Mr. Andri menuju ruangannya.
🍂🍂🍂
Elora tidak pernah menyangka bahwa ada seseorang yang telah menunggu di ruang Mr. Andri. Apalagi saat melihat orang itu adalah orang yang sama saat di perpustakaan tadi.
"Kamu tau apa kesalahan kamu Elora?" Tanya Mr. Andri dengan tatapan menyelidik. Elora mengangguk. Ia tahu apa kesalahannya.
" Sebagai hukuman, kamu harus mengajari orang di samping mu selama 1 bulan, jika dia berhasil mendapat nilai yang bagus, bapak akan kasih kamu nilai plus nanti."
Elora menoleh kesamping dan kembali menatap Mr. Andri. "Memangnya saya harus mengajari apa?"
"Dia murid baru, kamu harus mengajari dia materi yang belum ia ketahui. Apa kamu siap Elora."
Elora terdiam, tentu saja ia tergiur dengan penawaran Mr. Andri tadi. Mendapat nilai plus dalam pelajaran Mr. Andri itu adalah hal yang langka. Mr. Andri tidak pernah memberi nilai plus kepada siapapun. Dan mungkin kali ini Elora beruntung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi
Teen FictionC O M P L E T E Elora pintar menyimpan rahasia dan kesedihannya. Dan Alden pintar menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Keduanya bertemu. Saling memporak-porandakan hati. Ketika satu persatu rahasia Elora terkuak. Rasa yang tak diinginkan itu...