Pergi - 03

4.5K 179 0
                                    

  Elora mengerjap - ngerjapkan matanya pelan saat seseorang mengguncangkan badannya dengan sangat buruk membuat ia mau tak mau bangun. Bella-orang yang membangunkannya nyengir lebar tidak berdosa.

  Elora yang kesadarannya belum sepenuhnya pulih hanya diam dengan pandangan lurus. Tiba - tiba matanya melotot teringat akan sesuatu.

  "Bel-"

  "Tadi freeclass jadi lo tenang aja oke." Jawab Bella cepat. Elora menghela nafas lega lalu membenarkan ikatan rambutnya yang mulai mengendur karena tidur tadi. Anak anak rambut yang tersisa, ia biarkan terurai.

  "Ra, anterin gue ke kantin ya. Perut gue udah minta pengen diisi." Ajak Bella. Elora mengedarkan pandangannya lalu mengangguk. Lagipula hanya tersisa beberapa murid yang sedang membaca buku, sisanya sudah pergi keluar kelas entah kemana.

  Sampai di kantin, Elora dan Bella mendapat bangku di pojok kantin. Setidaknya ia mendapatkan bangku yang kosong. Pikir Elora.

  "Lo tunggu sini, biar gue yang pesen." Ucap Bella, lalu pergi memesan makanan. Elora sendiri memilih memainkan ponselnya melihat sosmed yang sudah lama tidak ia buka.

  "Gue ikut duduk disini oke." Ucap seseorang yang membuat perhatian Elora teralih. Alis Elora bertaut satu.

  "Ngapain lo disini?"

  Itu pertanyaan yang sangat bodoh. Tentunya menurut Alden.

  "Kan tadi gue bilang mau duduk." Ucap Alden sambil menghela nafas. Sepertinya berbicara dengan Elora membutuhkan kesabaran yang ekstra.

  "Maksud gue, kenapa lo duduk disini?" Kata Elora sambil memperhatikan sekitar. Bukan apa - apa, Elora hanya merasa risih di perhatikan oleh murid - murid lain. Apalagi dengan tatapan yang seolah - olah ingin menerkamnya.

  "Ya mau makan lah." Balas Alden sewot. Elora menepuk jidatnya.

  "Kenapa gak di meja lain gitu."

  "Penuh." Jawab Alden singkat. Tangannya masih berkutat dengan makanannya menghirukan Elora.

  Elora mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin, memang benar. Suasana kantin saat ini sangat ramai. Meja kantin sudah penuh semua. Setidaknya tadi ia beruntung mendapat meja.

  "Ra ini pes-" Ucapan Bella terpotong begitu melihat Alden duduk di depan Elora. Wajahnya benar - benar terkejut seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.

  "Bel lo kenapa?" Ucap Elora heran. Buru - buru Bella tersadar dari lamunannya dan duduk di sebelah Elora dengan mata yang masih tertuju pada Alden.

  "Gue duluan." Kata Alden sambil melengos pergi. Setelah laki - laki itu benar benar pergi, Elora menatap Bella heran. "Lo kenapa deh, kayak abis liat titisan dewa."

  Bella mengangguk cepat. "Iya gue baru liat titisan dewa Ra! Ganteng banget."

  "Whatever." Jawab Elora pendek lalu pergi kembali ke kelasnya.

  🍂🍂🍂

  " Ra lo ditungguin Alden di parkiran." Teriak Eza dari depan pintu kelas. Tentu saja hal itu tidak luput dari perhatian teman sekelasnya. Keadaan menjadi ricuh. Sibuk bertanya - tanya ada hubungan apa antara ia dan Alden.

  "Lo ada hubungan apa sama Alden ?" Tanya Bella heran. Elora menghela nafasnya, lalu melihat arlojinya sebentar.

" Nanti gue jelasin oke." Balas Elora. Dengan cekatan, Elora langsung berlari keluar kelas dengan buru - buru.

  Sampai diparkiran, Elora melihat Alden sedang berdiri diatas motornya sambil sesekali berdecak.

  "Sorry, gue telat." Ujar Elora sambil mengatur nafasnya karena tadi sehabis berlari. Alden berdecak malas.

  " Telat telat, gue nunggu disini hampir satu jam asal lo tau!" Ujar Alden sedikit meninggi. Elora menghela nafasnya kasar. Tidak mau terpancing emosinya.

  "Oke oke, gue minta maaf. Tadi gue ada kelas tambahan dan gak tau mau ngabarin lo lewat apa."

  " Ya udah cepet naik." Balas Alden sedikit jutek karena masih kesal. Tanpa aba - aba, Elora langsung naik di belakang Alden.

  "Pegangan ntar jatuh."

  " Bawel lo."

🍂🍂🍂

  Motor Alden sampai di depan rumah Elora. Elora membuka helmnya lalu membukakan pagar agar motor Alden bisa masuk di pekarangan rumahnya.

  "Lo tunggu disini oke."

  Alden hanya mengangguk sebagai jawaban. Saat ia sedang asyik bermain games di hpnya. Terdengar suara pecahan kaca dari dalam rumah Elora. Alden langsung bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah.

  Baru saja kakinya akan menyentuh lantai rumah Elora, Elora sudah keluar dengan wajah muram. Lalu menatap Alden memohon. " Kita belajarnya di rumah lo aja gak papa kan?"

Alden tidak tahu harus berbuat apa. Jadinya ia hanya mengangguk saja menuruti permintaan Elora. Tidak bertanya apapun walaupun rasa penasaran itu ada. Toh, itu bukan urusannya.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang