Chapter 2: Selenica's Trouble

164 6 1
                                    

Pagi yang cerah menyinari dari balik jendela, dan matahari yang bersinar terang membangun Selenica dari tidur yang nyenyak, "Hoamm.." Dia menguap. Seketika Judal masuk kekamarnya begitu saja, "Yo, Selenica.!" Kata Judal tersenyum. "Halo Judal." Selenica langsung sadar bahwa dia masih dalam baju tidurnya dan mengusir judal, "Mau apa kau kemari Judal?!" Selenica berteriak. "Oi, oi jangan berteriak begitu nanti yang lain pada curiga, aku ingin membawamu ke dungeon yang ku naikkan!" Selenica berpikir ulang, waktu dia pertama kali memasuki Dungeon, Judal membawanya dan langsung dilempar dan ditinggal begitu saja. Judal pun menggebrak pintu kamar Selenica, "Sudahlah, kau menyerah saja."

Sementara di Royal Perpustakaan.

"Selenica terlambat ini tidak seperti biasanya." Kata Koumei berbicara untuk menggeserkan keheningan di ruangan kakaknya. "Nee-san melakukan sesuatu, tunggu saja Kak Mei dan Kak En." Kata Kouha menjawab dengan lembut. Dari bilik ada seseorang berambut kuncir pink memasuki ruangan dan menyapa, "Halo." Koumei dan Kouha shok, "Nona Selenica darimana saja kau?!" Koumei seketika berdiri.

'Sepertinya mereka belum mengetahui siapa aku...' Pikiran Edenia.

"Kau bukan Selenica, kan?" Kouen menjawab. Kouha menjawab, "Apa maksudmu bukan Nee-san, Kak En?" Wanita itu mulai meperkenalkan diri, "Aku adalah Kepala Pendeta di Kerajaan ini, Edenia Cordelia, sepertinya kalian salah mengira?" Koumei kebingungan, "Kudengar Kepala Pendeta itu jarang terlihat, juga tidak pernah menampakkan diri..." Edenia tersenyum, "Soal kakakku, Judal pergi membawa dirinya ke Dungeon lagi.. sepertinya.." Koumei dan Kouha hanya diam tidak bisa mencerna yang baru saja wanita itu katakan. "Apa? Nee-san dibawa pergi oleh Judal tanpa seizin sang Kaisar juga?" Kata Kouha. Edenia melihat pria pendek tapi tidak terlalu pendek, dia pun merasakan sesuatu dihatinya, 'Edenia bersikaplah biasa' Dia berkata pada dirinya sendiri.

Sementara di Dungeon

Aku akan kembali, lakukanlah sebisamu, Selenica." Judal hanya melayang pergi begitu saja. "Yasudahlah, aku masuk saja."

~ Selesai menaklukkan Dungeon

Selenica kembali ke Istana setelah menaklukkan Dungeon ke 13th, Sitri. Dan diapun disambut oleh adiknya. "Nee-san, akhirnya kau pulang juga!" Edenia memeluknya, "Apakah ada yang terjadi disaatku pergi?" Kata Selenica membalas memeluknya. "Sepertinya sesuatu berubah denganmu, Edenia." Wanita itu hanya terdiam dan mukanya memerah, diarah berlainan dia melihat Pria yang bernama Kouha sedang berjalan dengan pengikutnya, Edenia hanya melihatnya dari celah panjang itu, karena sedikit malu tak punya keberanian untuk mendekat, Selenica melihat pandangan dia yang merujuk pada Kouha. "Edenia, jangan bilang kau menyukai Kouha?" Wanita itu menatap balik kepada kakaknya, "Tidak juga, tetapi bisakah kau ajak dia untuk bertemu diriku sekali saja?" Edenia menunduk sambil tersipu-sipu. "Aku bisa melakukan itu nanti, aku harus memberi laporan pada sang kaisar, sampai nanti.!" Selenica berjalan kearah berlainan dan meninggalkan Edenia sendirian.

Selenica berjalan di aula kerajaan, dia berpikir sudah berapa tahun dia dan Edenia disini sejak sang raja, Hakutoku dan kedua anaknya meninggal dalam kecelakaan api yang memusnahkan sebagian bangunan istana, Selenica adalah istri kedua Kaisar Hakutoku, ia menganggapnya sebagai seorang kakak yang baik, tetapi semua itu hilang dalam kobaran api.

~10 tahun yang lalu~

"Gyokuen, aku membawa Selenica kemari. Perkenalkan, ini istriku, Gyokuen Ren disebelahnya ada kedua putra ku, Hakuyuu dan Hakuren." Kata Hakutoku menunjukkan wanita dan putranya. "Kau akan tinggal disini, oke? Bersama adikmu juga." Hakutoku hanya tersenyum.

'Aku sudah semakin dengan kepada mereka semua, bahkan Hakuei pun, Hakuryuu. Mereka sangat baik padaku.'

Tapi semua berakhir dengan cepat, Hakutoku, Hakuyuu dan Hakuren mati dalam kobaran api, Selenica masih mengingat bagaimana sedihnya dia kehilangan seseorang yang menjadi idolanya.

~Kembali ke Present Time~

"Selenica, Kepala Jendral Kou, telah tiba!" Pengawal itu mengatakan. Selenica pun datang dan berlutut kepada sang Kaisar, Koutoku. Kaisar ini adalah adik dari alm. Kaisar Hakutoku. "Kau berhasil menakhlukkan dungeon yang telah didirikan oleh Pendeta Tinggi, Sang Magi?" Kata Koutoku. "Ya, saya berhasil menaklukkan dungeon ke13 Sitri, dia adalah Djinn Magoi Manipulasi dan Sihir. " Selenica berkata. "Baguslah, Kekaisaran kita menjadi semakin kuat, kau boleh pergi." Selenica mulai berdiri, "Sebentar, Kaisar. Bisakah saya menaruh perisai yang bisa melindungi seluruh negeri ini?" Selenica masih menunduk kebawah. "Boleh, oh iya, seminggu lagi kita kedatangan Raja Sinbad dari Sindria, aku sudah bicara hal ini dengan Kouen, kau bisa berdiskusi apa yang harus di lakukan." Dia memberi hormat dan pergi.

The Rukh of Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang