Semua yang ada disana hanya terdiam mendengar Sinbad yang bicara melalui Kebijaksanaan Solomon melalui Aladdin. Mereka masih ragu tentang apa yang Sinbad maksudkan.
"Kita semua harus menyatukan kekuatan kita kepada Alibaba sendiri. Dia mempunyai kekuatan untuk pergi dan datang antar dimensi. Dan dia punya potensi untuk mengarahkan dunia ke jalan yang benar." balas Sinbad lagi.
Hening sesaat.
"Aku tidak setuju. Tak perlu semuanya untuk mati. Bukankah kita harus menghancurkan semua menara yang ada kan? Sementara kau menghentikan sihir istana suci?" balas Kouen.
"Walaupun kalian semua berhasil menghancurkannya, Masih ada masalah besar. Jika kau menghancurkan semua menara dungeonnya. Sistem yang diarahkan untuk wadah perak, magi dan Djinn semuanya akan menghilang." balas Sinbad.
"Apa? Istana suci akan menghilang? Apa yang Ugo lakukan disana sebenarnya?" balas Edenia.
"Apa wadah perak akan menghilang?!" seru semuanya.
"Apa yang salah dengan hal itu?" tanya sang Fanalis.
"Sejak saat ini, istana suci akan menghilang, dan perbedaan antara warna rukh juga akan menghilang. Sampai saat ini, mereka yang mati karena kebencian dipisahkan rukh dari aliran dunia dengan jatuh kedalam kesengsaraan. Jika kita biarkan saja itu terjadi...Bisakah kalian bayangkan? Perang akan bertambah. Kebencian kita tidak akan ada batasnya dan mungkin dunia akan berada kekacauan dimana-mana. Kita membutuhkan kekuatan yang lebih besar untuk membuat wadah perak tetap ada, kita harus mensegel menara dungeon ke dimensi berbeda, daripada menghancurkannya. Lagipula, tidak mungkin untuk melakukan segalanya tanpa memindahkan dungeon ke dimensi berbeda tanpa menyatukan wadah perak." balas Sinbad.
"Kerajaan Reim telah makmur selama 200 tahun karena maginya, jika magi dan pengguna wadah peraknya menghilang apa yang akan menjadi kerajaan Reim nantinya? Sistem magi menghilang?" gumam Muu.
"Wadah perak akan menghilang? Terus yang mempunyai kekuatannya juga menghilang?" gumam Kouen.
"Dunia akan kembali lagi seperti sebelum penyatuan dataran timur Tenka. Jadi akan menjadi neraka lagi?" gumam Koumei.
"Perselisihan antara orang-orang demi kekuatan akan menjadi bencana.." balas Kokuton.
"Bukannya ini alasan kita, mimpi kita tentang persatuan seluruh tenka?" balas Kin Gaku.
"Itu akan menjadi masa dimana orang akan merebut kekuasaan seseorang, menindas, mencuri dan segala hal..Itu adalah hal buruk yang ingin ku hindarkan." balas Selenica.
"Kalau begitu kenapa...?" balas Koumei menunduk.
"Berarti usaha kita untuk menyatukan tenka kalau begitu sia-sia saja dong?" balas Edenia.
Semuanya berpikir skenario terburuk jika wadah perak dan sistem magi menghilang. Dimana akan terjadi peperangan lagi dan lagi tanpa hentinya di penjuru dunia.
"Satu dunia, satu raja. Satukan semua metal vessel tidaklah berbeda dengan apa yang kita ingin selama ini." balas Sinbad.
"Tapi itu cara yang salah dengan melakukannya." balas Selenica.
Hening Sesaat.
'Semua takkan berubah walaupun Alibaba menggantikan Sinbad sebagai Dewa.' gumam Arba.
"Hanya satu raja menguasai dunia..." gumam Kouen.
"Tapi kau tahu, bukannya itu lebih mudah untuk percaya dengan seseorang... Kami serahkan semua padamu Alibaba!" balas Sinbad.
Semuanya menatap kepada Alibaba, seperti dia adalah pusat dunia yang dilihat. Alibaba tersenyum sambil menatap semuanya.
"Aku menolak!" seru Alibaba.
Semua kaget. "APA?"
"Bukannya kau dengar tadi Alibaba?" balas Sinbad.
"Ya sih, tapi apa yang terjadi jika kita melakukan apa yang Sinbad katakan, dan aku gagal melakukannya? Ada kemungkinan raja yang hidup akan menjadi menyalahgunakan kekuasannya? Dan ada kemungkinan juga dunia akan jatuh krisis karena masalah yang berbeda daripada peperangan? Semua orang akan mengatakan, "Ini bukan salahku. Bukankah itu keputusan Sinbad sendiri kan?" balas Alibaba.
"I-itu...." balas Muu.
"Tiada akhirnya kan?" balas Alibaba.
"Jika kau hidup menurut pemikiran seseorang, cara mereka berpikir dan segalanya akan...Kau takkan tahu apa yang terjadi saat mereka menjadi ketergantungan dengan hal tersebut." balas Alibaba lagi.
"Betul dengan perkataan Alibaba. Dunia akan berhenti dan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menatap masa depan. Dan pemikiran kita, bukan seperti diri kita sendiri. Kalian mau seperti itu?!" balas Edenia.
Semuanya menatap wanita yang mengambang menggunakan tongkatnya di udara. Mereka tahu kalau hal itu tidak boleh terjadi. Semua menjadi hening lagi.
"Maka dari itu kita harus hidup dengan keinginan kita sendiri. Lagipula, aku tidak bisa memerintahkan negara kekaisaran Kou seperti Kouen lakukan,
Aku tidak bisa membuat Strategi seperti Koumei, Aku tidak bisa menjadi lebih berani seperti Muu, Aku juga tidak bijaksana seperti Selenica, Aladdin dan Edenia, Aku juga tidak bisa menginsipirasi layaknya Sinbad.
Masih banyak orang yang lebih baik daripada ku kan?" balas Alibaba.
Semua kaget dengan pernyataan Alibaba.
"Itu benar sekali, Aku bisa melakukan apa yang Alibaba tidak bisa. Dan sejujurnya, aku tidak ingin mati cuma karena perang akan bertambah? Bukannya itu sama saja melarikan diri sebelum mencari solusinya?" balas Hakuryuu.
"Cara berpikir kalian kuno sekali! Jangan perintahkan seseorang untuk mati atau hidup! Aku tidak mau mematuhi perintah seperti itu. Hidup akan menjadi bosan!" seru Judal.
Edenia melihat Judal yang sepertinya telah berpikiran dewasa.
'Anak itu....' gumam Edenia tersenyum.
"Kenapa Edenia?" tanya Kouha.
"Ah tidak apa-apa. Hanya saja dunia ini memiliki orang-orang yang pantas untuk membimbing dunia. Roda takdir telah berubah." Edenia tersenyum.
"Ku pikir Alibaba melakukannya karena dia memang seperti orangnya. Itulah mengapa aku ingin hidup bersamanya." balas Morgiana.
"Disaat negara ku dalam kehancuran, Aku menyadarinya kalau aku bisa melakukan hal seperti itu. Aku ingin hidup dengan bangga. Pengalaman membuatku sadar akan semuanya." balas Kougyoku.
"Dunia kekacauan sekalipun akan datang tak ada seseorang pun di dunia ini tahu bagaimana jalannya. Semuanya memiliki potensi untuk melakukan sesuatu.
Sebagai Bangsawan, Sebagai keluarga kerajaan, Sebagai budak, Bahkan anak dari pemukiman kumuh pun,
Atau bahkan pengguna wadah perak sekalipun tak ada masalah tentang hal tersebut! Bahkan sampah sepertiku bisa berada di tempat yang tinggi. Tak ada orang yang diseluruh dunia ini adalah sampah! Itulah dunia baru kita semua!" Seru Alibaba.
"Oh...~" seru Wahid.
'Sepertinya mereka yang dari Alma Toran melihat hal ini.' gumam Selenica.
"Aladdin kau sudah tahu dengan jawaban Alibaba ya?" tanya Sinbad.
"Iya, karena dia Alibaba!" seru Aladdin Tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanfictionCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.