Sementara di Negara Republik Balbadd, Kekaisaran Tentara Subjugasi Barat Kou.
Disaat siang menyengat, di barat Kou. Sang prajurit mengatakan dari jauh seseorang berpakaian serba hitam dan rambut hitam memasuki area pangkalan tentara. "Sang Pendeta Tinggi telah tiba!" Sang pendeta berambut hitam berjalan diikuti beberapa bala tentara, kemudian dari arah berlawanan terdengar suara langkah kaki, "Ahh, kau terlambat, Judal." Kata sang pemuda tersebut. Lalu seorang wanita berambut paruh baya datang ntah dari mana. "Kau terlambat, Judal. Apa yang kau lakukan? Kata sang wanita tersebut.
"Kouha, berhenti memeluk dia." Kata sang perempuan tersembut. "Disini panas sekali." Kata Kouha. "Kalau gitu jangan dekat-dekat, aku juga kepanasan."
Seketika lelaki paruh baya mendatangi ketiga orang tersebut. "Darimana saja kau? Aku mencoba menghubungimu tapi tidak bisa." Kata Koumei sambil menggaruk-garuk kepalanya dengan ekspresi yang malas.
"Koumei, kau sebaiknya jangan bermalas-malasan. Nih, aku bawakan oleh-oleh dari Sindria." Judal memberikan sebuah souvenir kepada lelaki itu. "Judal, sebaiknya kita menemui dia, sebelum dia marah." Selenica berkata sambil berjalan. Dengan wajah malas, "baik-baik."
"Tunggu dulu, ini souvenir darimana?" Koumei kebingungan. "Yang jelas dari Sindiria lah! Ini abarayeika panggang makanan khas Sindria!" Judal berkata. "Apa itu? Lihat dong, Kak Mei!" Kata Kouha. "Apa?! Sindria? Ku pikir kau terlambat.." Kata Koumei.
"Udah kau tidak usah memikirkan hal yang serumit itu, lebih kita pergi sebelum Selenica atau Kouen memarahi kita habis-habisan." Kata Judal sambil berjalan.
"Kakakmu menunggu kan?" Kata Judal tersenyum "Kalian jangan hanya bicara, masuklah." Selenica mengiringi mereka kedalam ruangan dan Koumei juga Kouha berlutut dihadapannya, sementara Judal dan Selenica hanya berdiri dihadapannya.
"Pendeta mengapa kau biarkan dia menunggu." Seiryuu berkata. "Sudahlah Seiryuu, kau tahu sendiri sifatnya seperti apa." Selenica hanya menghela nafas. Kouen pun memotong pembicaraan, "Biarkan saja." Kata Kouen memberikan aba-aba, Seiryuu hanya memberi hormat.
"Judal, tetapi kau membuat kami menunggu...kau membawa sesuatu yang menarik kan?" Kata Kouen sambil tersenyum.
"Hal menarik apa? Jelaskan Judal." Kata Selenica memotong percakapan mereka, Judal hanya diam. Dan berkata, "Iya, Ku katakan sesuatu pada sinbad." Judal menjawab sambil tersenyum. "Kau bilang apa emang? Selenica bingung. "Mengapa kau tidak bertarung melawan kami?" Selenica langsung menatap judal, seketika Koumei Syok, "Tak mungkin, Kau tak hanya membuat Sindria musuh, tetapi seluruh "aliansi 7 lautan" sebagai musuh kita, tanpa ijin dari Sang Kaisar?! Kouen hanya tertawa terbahak-bahak mendengar itu, Selenica hanya menatap Kouen yang dia anggap dia sudah gila.
"Sangat menarik. Itu sangat cocok sebagai Magi kekaisaranku." Kouen berkata. "Dengarlah semuanya, Untuk kekaisaranku yang akan menguasai timur, hari itu akan datang untuk kita mendapati seluruh dunia semakin dekat." Selenica dan Koumei hanya memasang tampang serius, Kouha pun hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanficCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.