~Edenia POV~
Sepertinya sudah 5 jam berlalu sejak kepergiaan keempat orang itu ke istana suci. Saat ini aku sedang bersama Kouha berpelukan di luar rumah kami. Kemudian aku melihat arah angin mulai berubah, aku berdiri dan ingin melihat.
"Kenapa Edenia?" Kouha kebingungan.
"Sepertinya arah angin telah berubah." balasku.
"Maksudmu?" balasnya lagi.
'Sialan kau David!' gumamku dalam hati.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Edenia menghiraukan kata sahutan Kouha dan masuk ke dalam rumah. Kouha melihat istrinya terlalu serius raut wajahnya, ia pun tambah bingung dan ikut masuk juga.
"Edenia kamu kenapa?" tanya Kouha.
"Nee-san! ini darurat! pria tua sialan itu mengaktifkan sihir untuk mengembalikan semuanya kepada rukh!" balasku.
"Aku tahu itu!" seru Selenica.
"Kouha, kita akan semua akan pergi ke Rakushou sekarang." balas Edenia.
"Eh? mau ngapain?" tanya Kouha bingung.
"Kita akan membangunkan Hakuei!" balas Selenica.
Selenica membopong Kouen keluar dari rumah.
"Aku dan Kouen akan pergi ke gedung internasional aliansi, Kouha dan Edenia pergi ke Kou. Aku akan menunggu kalian." balas Selenica.
Mereka mengganguk mengerti dengan tugas masing-masing.
~Selenica POV~
Aku terbang dengan tongkatku bersama dengan Kouen. Karena waktu terbatas kami hanya diam. Dunia ini diambang kehancuran. Aku melihat seluruh orang di dunia merasa bahagia kembali ke rukh lagi. Aku benci siapa saja yang berkerjasama dengan Sinbad.
Sesampainya disana, aku tidak melihat Arba atau Nerva atau siapapun itu, aku tidak begitu peduli. Aku melihat ada penghalang isolation barrier disini. Kami masuk dan melihat metal vessel berserakan di altar masing-masing. Aku melihat Kouen mengambil metal vessel miliknya.
"Ah, dunia ini sungguh membuatku sedikit sedih." balasku mengambil metal vessel ku sendiri.
"Astaroth!" seru Kouen berubah menjadi djinn equipnya.
Aku mengayunkan katana ke udara. "Gremory!" seru ku.
Seketika aku juga berubah kedalam djinn equip milikku.
"Kita harus bergegas Kouen!" balasku.
Kouen hanya mengangguk.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~Edenia POV~
~Masih di Pulau Samon~
Aku melihat kakakku yang telah pergi ke gedung istana suci memakai tongkat suci yang dulu. Membuatku merindukan Alma Toran. Tapi, bukan saatnya memikirkan hal itu.
"Kouha, pegang aku erat-erat ya. Aku akan menteleportasikan kita ke Istana Kou dengan cepat." balas ku dengan lembut.
Kouha tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia tahu dunia dalam keadaan hancur. Tapi, dia harus fokus demi orang-orang ia sayangi.
"Baiklah..." balasnya memegang perut Edenia dari belakang.
Aku tersipu-sipu, wajahku memerah. Kouha melihatku kebingungan. Tapi aku harus fokus.
~Didalam istana~
Kami berdua telah sampai pada tujuan, aku menyuruh Kouha menunggu diluar. Dia hanya mengangguk. Aku melihat Hakuei tertidur dengan lelapnya. Aku menaruh tongkatku diatasnya, dan perlahan Hakuei mulai bangun.
"Hakuei!" panggil aku.
Hakuei terlihat bingung melihatku tetapi. Ia hanya tersenyum kepadaku.
"Dimana ini?" balas ku.
"Ini di kamarmu, di istana Kou. Aku ingin kau pergi secepatnya mengejar Kouen dan Selenica. Mereka butuh bantuanmu. Dan juga, Adikmu, Hakuryuu. Sekarang ini, aku tidak dapat menceritakan apa yang terjadi. Aku ingin kau bergegas. Waktu sangat penting. Hari esok mungkin tidak ada." balas aku memegang pundak Hakuei dengan lembut.
Hakuei mendengarkan kata-kata ku dengan lembut ia pun bangun dan mulai berlutut padaku. Aku pun sedikit kaget.
"Hakuei apa yang kau lakukan?" balas ku.
"Maafkan aku yang mengetahui apa-apa. Baiklah aku akan pergi kesana." balas Hakuei sambil berdiri.
"Paimon!" seru Hakuei.
Kouha yang sedari tadi menunggu melihat Hakuei dalam djinn equipnya. Dia kaget dan melihat Hakuei terbang ke arah dimana Kouen dan Selenica berada.
Aku datang dari belakang mengenggam tangan Kouha.
"Mari kita pergi mengambil metal vesselmu. Waktu tidak banyak lagi." sahut ku.
Kouha tersenyum dan membalas memegang erat tanganku, kami pun pergi ke istana suci.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanfictionCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.