~TimeSkip to chapter 319~
Hari itu Selenica melihat didalam sihir untuk melihat apa yang terjadi di Kerajaan Kou. Banyak telah terjadi setelah Koumei pergi kesana dan mereka dikhianati oleh negara-negara yang menolak untuk melakukan diplomasi kepada agent mereka, Alibaba. Selenica menghela nafas, dirinya tahu ini adalah taktik Sinbad untuk menjatuhkan musuh. Tetapi, sebuah kegelapan baru yang tidak mereka ketahui mulai muncul. Ntah darimana, ia akan terus melihat dunia ini lebih baik lagi.
~Selenica's POV~
Selenica duduk diam melihat keluarganya makan bersama, ia berharap Kougyoku juga bisa hadir ditengah-tengah mereka. Terkadang, aku berpikir apakah ini pilihan yang bagus untuk dilakukan? tanyanya dalam hati. "Cepat habiskan makanannya Kouryoku dan Kouran juga. Kalian main diluar saja ya." Balas Selenica merapikan meja makan.
Anak berambut merah bersinar seperti layaknya api hanya kebingungan menatap ibunya, "Kenapa mama?" tanyanya.
"Aku sedang ada urusan nanti. Jadi main saja dengan paman Kouha., oke?" Jawab Selenica dengan lembut.
Kedua anak yang duduk dihadapan orang tuanya hanya mengganguk begitu saja.
Edenia menghabiskan makanannya dan mulai ikut membantu kakak kembarnya untuk membereskan meja makan serta dapur. "Nee-san, aku benar-benar kaget karena Kougyoku bersikeras untuk meninggalkan aliansi internasional." gumam Edenia.
Selenica menghela nafas sambil membawa piring-piring yang berantakan itu ke dapur bersama Edenia. "Ya, kupikir dia masih belum tumbuh dewasa, ternyata ku salah. Kougyoku sudah dewasa dan bisa memberanikan diri untuk memaafkan seseorang yang dibencinya sekaligus yang dicintainya. Sungguh, aku sangat bangga padanya. Kouen pasti senang juga mendengarnya."
Edenia mengikutinya dan mulai mencuci piring yang kotor. "Aku juga merasakan hal yang sama. Nee-san, apakah Arba dan David akan merencanakan sesuatu lagi? Aku tak habis pikir dengan mereka berdua."
"Aku juga belum pasti, tapi mari kita lihat bersama-sama. Pasti ...."
Tiba-tiba mereka merasakan Sinbad dan Arba yang menggunakan Wadah Perak untuk memasuki istana suci. Mereka pun ketakutan dan mulai keringat dingin. Kouen pun mendekati keduanya.
"Ada apa dengan kalian?" Tanya Kouen kebingungan.
"I-i-tu...." jawab Selenica dengan gugup.
"Sinbad mencoba masuk ke istana suci." Jawab Edenia dengan datar.
Kouen kaget mendengar hal tersebut.
Selenica menatap Kouen, didalam matanya terdapat ketakutan dan keraguan. "Tapi tak perlu khawatir, Ugo pasti bisa melakukan sesuatu. Kita harus bisa memprediksi hal yang terburuk yang akan terjadi." balas Selenica.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanficCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.