Chapter 17: The Rain Remembering The Sad Heart

29 1 0
                                    

~Edenia POV~
Pagi itu Hujan turun dengan derasnya mengingatkan ku saat di Magnostadt dan merindukan Kouha. Tapi, saat ini aku hanya menatap hujan dari jendela tak menyadari seseorang memanggilku dengan memegang pundakku. "Edenia!" teriak Kouha aku langsung kaget dan menengok. Aku mengedipkan mata melihat lelaki berambut pink melihatku. "Ada apa, Kouha?" kataku. Dia menaruh selimut ditubuhku, aku kebingungan. "Lagi hujan itu, kamu harus jaga kesehatan demi anak yang kau kandung itu dong, sayang." balas Kouha menghela nafas. "Lho? Tapi mamanya kuat, pa!" balasku. "Aku tahu kau kuat, tapi anak kita enggak." balasnya lagi. Aku tertawa Kouha hanya kebingungan melihatku, dan aku memeluknya. Kouha juga memelukku.

"Aku mau anak kita hidup dengan normal disini, dia tidak perlu tahu kejamnya dunia." kata Kouha. Aku menyentil jidatnya Kouha dan menatapnya. "Kenapa kau melakukan itu?" balasnya lagi. "Gak ada alasan sih, tapi aku menginginkan itu juga." kata ku. Kouha memelukku dari belakang, aku menyentuh kedua tangannya dan bersandar. "Kouha, jika tempat kita bukan di istana, tak masalah asalkan tempatku kembali hanya kepadamu." balasku lagi.

Kouha menghela nafas aku bisa merasakan degup jantungnya, dia hidup untukku sekarang dan selamanya, aku selalu bisa merasakannya. "Kouha...aku lapar!" kataku merengek. "Kok rewel sih? Yaudah yuk masuk." katanya sambil tersenyum.

~Selenica POV
Aku sedang duduk di kamar bersama Kouen dia sepertinya berbeda dari sebelumnya, bukannya aku tak menyukainya. Tetapi, aku sangat senang dengan dia ada disampingku. "Kouen." aku memanggil. Kouen menjawabku, "Ada apa?" Aku menatapnya. "Tidak ada, aku ingin cepat anak ini lahir." kataku. Kouen menatapku tersenyum. "Ya, tunggu aja." balasnya lagi.

~Setahun telah berlalu~
Aku sedang menatap anakku, Kouran bermain dengan ayahnya, Kouha. "Papa!" katanya. "Apa sayang?" balas Kouha sambil mengelus rambutnya. "Gendong!" katanya sambil mengangkat kedua tangan, Kouha pun langsung mengendongnya. Aku mendekati mereka berdua. Kouran menatapku. "Mama! Papa gendong Kouran." Aku mengangguk dan mengelus kepalanya. Lalu anaknya Nee-san yang bernama Kouryoku datang dan memanggil anakku, Kouran. Kouran menenggok. "Nee-chan?" kata Kouran sambil mengigit jari. "Anakku lucu sekali!" kataku. "Iyalah, wajahnya aja sama kayak kamu ma." kata Kouha. Kouha pun menurunkan Kouran dan mendekati Kouryoku.

Koumei datang dan melihat kedua ponakannya. "Siapa yang mau mancing sama paman?" kata Koumei tersenyum. "Aku!" kata Koryoku mendekati Koumei juga Kouran yang menarik celana Koumei. "Yuk.!" Koumei menarik tangan mereka dan memancing bersama.

'Aku menatap Kouryoku namanya hampir mirip dengan Kougyoku aku tidak tahu kenapa Nee-san memberikan nama itu. Tetapi, aku menyukainya. Kougyoku pasti senang mempunyai keponakan seperti mereka berdua.' Gumam Edenia.  Aku merangkul Kouha. "Pa, mau main sama mama?" kataku sambil mengedipkan satu mata. Dia pun menghela nafas dan mengikuti ke dalam.

The Rukh of Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang