~2 bulan telah berlalu~
Kami semua dalam perjalanan ke pulau yang telah kita sepakati sebagai acara puncak ini, Selenica sedang duduk. akhirnya kami semua sampai dan disambut oleh 8 Jendral Sindria. Aku pun turun bersama Kouen dan Koumei juga Alibaba. "Tolong tunggu dulu, Yang Mulia." Kata Jafar. "Wadah Perak harus ditinggalkan disini itulah yang sudah kita sepakati." Jawab Jafar lagi. Kouen dan Koumei menaruh metal vesselnya. Aku pun berjalan. "Benar juga, Wadah Perak harus ada disini." Kata Koumei tersenyum. "Jika Wadah Perak tidak ada di tangan majikannya, Wadah Household tidak bisa digunakan." Kata Jafar tersenyum dan saling menatap tajam. "Koumei, kemarilah!" Kataku. "Ya!" jawabnya.
"Kalau begitu mari kita mulai!" Kata Sinbad. "Masrur dan Paman Sinbad disana.." Morgiana bergumam sambil melangkah tapi dihentikan oleh Koumei. "Kami gak kembali ke Sindria?" Kata Olba. "Aku yang menerima kesepakatan itu!" Kata Alibaba. "Jangan rewel, ah." Kata Koumei. Anggota Household Alibaba hanya terkejut. Aku pun duduk. Setelah mereka berbicara. Korps Fanalis tiba. "Berhentilah ngobrol. Aladdin mana?" Kata Selenica. "Ini bodoh. Langsung aja keintinya." Kata Kouen. "Sabaran dikit ah!" Kata Selenica. Yunan pun muncul. "Maaf membuatmu lama menunggu!" Kata Yunan. "Aku ingin mempersembahkan kedua temanku yang akan membimbing kalian har ini!" jawab Yunan lagi. Aladdin dan Sphintus datang menggunakan karpet Sihir. "Aladdin!" serentak mereka.
"Para Raja yang berkumpul, Ada sesuatu yang ingin ku katakan. Sesuatu yang tidak seseorang tahu. Tentang Dunia lain. Tentang Alma Toran." Kata Aladdin. "Oh iya, Magi Kekaisaran Kou mana?" Kata Yunan. "Sang Pendeta tidak ada disini dia sedang bermeditasi dan tidak ingin diganggu." Kata Koumei. "Mengapa kau bilang begitu?" Selenica berbisik pada Koumei. "Apa boleh buat Nee-san!" kata Koumei. "Sayang sekali ya, ini memakan waktu lama untuk mengadakan pertemuan ini.." kata Yunan. "Mari kita mulai, Aladdin!" seru Yunan. "Ok." Kata Aladdin. "Alma Toran adalah tempat dimana Djinn, Al-Thamen dan aku lahir." Kata Aladdin lagi. "Al-Thamen juga?!" Kata Sinbad. "Dan para Djinn?" Kata Kouen. "Tempat Aladdin lahir?" Alibaba dan Morgiana seperti tertarik mendengarnya. "Raja Solomon mengatakan padaku kalau aku tidak boleh menceritakan ini kepada siapapun. Kalau mereka tahu asal mereka lahir. Manusia akan berhenti berpikir dan akhirnya dunia ini akan berhenti. Tetapi Aku tidak percaya tentang hal itu. Maka, hari ini Aku tidak akan mengikuti perintah sang Pencipta!" Kata Aladdin menghantamkan tongkatnya.
~Selenica POV~
Kami mendengarkan Aladdin menceritakan kisah Alma Toran di mata para manusia yang ada disini. Aku hanya diam dan mendengarkan. Aku juga sedikit khawatir melihat Sinbad dia..sama sekali tidak bisa di percaya. Setelah berjam-jam kami mendengarkan Kouen tidak lagi tertarik. Kami juga mendengar dari prajurit bahwa Gyokuen telah di bunuh oleh Hakuryuu. Dia juga telah memgumumkan kalau ia akan menjadi Raja. Kami pun tetap di Balbadd. Aku menyuruh Edenia untuk meninggalkan kekaisaran itu dan beralih ke Balbadd.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
Fiksi PenggemarCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.