~Edenia POV~
Pagi itu kami masih ada di basecamp, aku terbangun dan melihat Kouha tidak ada diranjang, Junjun mendatangiku kalau kita akan kembali ke Rakushou sekarang. Aku pun bangun dan melihat Kouha dan lainnya makan. "Edenia, kau sudah bangun?" kata Kouha. Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya. "Mengapa kau tidak membangunkanku?" kata ku cemberut. "Habisnya kau tidur nyenyak sekali, aku tidak tega membangunkanmu." balas Kouha. "Nee-san mana?" Kouha hanya ber-Oh ria. "Dia sedang mengirimkan surat kepada Sindria saat ini. Kan Nee-san yang mau membuat acara ini jadi dia bertanggung jawab." Kata Kouha lagi. Kougyoku mendekatiku. "Nee-san, sejak kapan kau dekat dengan Kouha Onii-sama?" Kougyoku bertanya dengan senyum. "I-i-tu..." Kataku sambil gugup. " Kouha pun merangkul ku. "Kami hanya memutuskan untuk berpasangan itu saja lagipula, kami saling mencintai kan, Edenia?" kata Kouha lagi. Saat dia mengatakan seperti itu aku merasakan getaran. Kougyoku memeluk kami berdua. "Selamat! Aku tak pernah menyangka dua kakakku akan mendapatkan pendamping hidupnya saat ini.!" Aku merasa sesak nafas Kougyoku memeluk terlalu kencang. "K-k-kougyoku.." kataku dan dia pun melepaskan pelukan, aku pun menghela nafas.
~Selenica POV~
Aku memasuki tenda basecamp dan melihat mereka semua lalu ku mendekat dan menghantam meja. "Mengapa ada yang pacaran terus berisik lagi? Kita harus kembali ke Rakushou sekarang juga!" seru ku. Edenia, Kouha, Kougyoku hanya diam dibuatnya. Kouen pun datang dari belakangku. "Mengapa pagi-pagi kau marah-marah?" kata Kouen. "Terserah aku, Koumei lakukan perintahku!" Aku memberi aba-aba dia hanya membungkuk. "Kenapa Nee-san seperti itu?" kata Kougyoku berbisik. "Dia dijuluki 'Jendral menakutkan' itu yang kudengar dari prajurit." Edenia membalas bisikannya. "Oi, kalian jangan bisik-bisik.!" kataku.
~Setelah sampai di Rakushou~
Edenia POV~
"Akhirnya aku pulang juga.." Aku bergumam sambil merebahkan diri di kasurku. Aku melihat kedalam cermin, sepertinya rambutku tambah panjang. Aku mengulung rambutku. "Panjang sekali.." Aku memegang dadaku. 'Sepertinya juga tambah besar..' Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar tanpa kusadari, seseorang menutup mataku. "Ayoo, tebak ini siapa?" kata orang tersebut. Ku mencoba meraba tangannya. "Kouha kan?" Kataku. "Kok tahu sih?" Dia membuka mataku. "Ya jelaslah, siapa yang punya suara begitu selain kau?" Kouha melihatku sambil terdiam. "Ada apa kok diam?" Kouha hanya memelukku. "Kau saat ini cantik sekali, kau tahu itu? Rambutmu panjang sekali.." Kata Kouha. Mukaku memerah sedikit.
~Di Royal Perpustakaan~
~Kouen POV~
Aku sedang membaca gulungan bahasa Toran, aku menyuruh Koumei memberikan surat kepada Sindria, hari ini aku dan Selenica akan pergi ke Balbadd. Aku melihat bayangan wanita itu memasuki perpustakaanku. "Kouen, kita pergi sekarang?" Aku hanya mengangguk. "Sudah siap emang?" Selenica mengangguk, dan aku bersiap pergi. Aku sudah tidak sabar untuk mendengar sejarah yang selama ini ku cari. Akhirnya kami pun berangkat. "Koumei kau ikut?" kata Selenica. dia hanya mengangguk.
~Kamar Edenia~
~Kouha POV~
Aku duduk di ranjang kamar Edenia. Sepertinya kamar ini memiliki aura yang sama dengannya. "Kouha..bisakah aku bertanya sesuatu?" kata Edenia merasa malu. "A-a-apa kau pernah bermain dengan wanita?!" Tanya Edenia sambil menunduk kebawah. Kouha kaget mendengar omongannya. Aku pun mendekatinya dan berbisik. "Kau ingin tahu?" kataku. "T-t-tidak... Lupakan saja.." kata Edenia. "Kan sudah dibilang dari kemarin, jangan manyun." Aku mencubit pipinya.
~Edenia POV~
Warning LEMON!
'Apa yang kupikirkan bertanya seperti itu! Aku tak pernah.. merasakan yang namanya 'kenikmatan' bercinta. Pendeta tidak bisa melakukan itu..Nasibku sama seperti Scheherazarde.." pikirku. Dadaku terasa sangat sakit memikirkan hal tersebut aku pun berdiri. Kouha menatapku dan mendorongku ke ranjang. "K-kouha...!" Aku hanya kaget. Kouha hanya diam menatap dan mulai menciumku tanpa henti sampai aku kehabisan nafas. "hmmph...!!!" Kouha terus mengenggam erat tanganku dan membuka paksa bajuku."Katanya kau ingin tahu, jadi..." Kouha mulai melepaskan bra yang menyangga dadaku dan mulai meremasnya. 'Apa ini? kok rasanya enak sekali' pikirku sambil mengerang. "K-k-kouha!" kataku menyebut namanya dalam eranganku. "Suara reaksimu bagus sekali." Kouha pun memilin putingku dan menghisapnya perlahan, Kouha pun turun menjilat perutku dan sampai..mengelus pahaku.. "Edenia, kau belum pernah disentuh disini bukan?" Kata Kouha, sambil mengusap 'itu' ku. "Kouha...!" kataku sambil memegang bahunya. "Atau disini?" lanjut Kouha. Tubuh ku beraksi pada sentuhan Kouha. Dia pun mulai menjilat 'itu' dibawahku. Aku mengerang dengan hebat, dan sebuah cairan keluar dari bawah. "A-a-apa ini?" Kataku sambil terengah-engah. "Kau sudah selesai cuma karena itu? tunggu dulu." Kouha membuka celananya perlahan. Aku kaget melihatnya. 'Besar...m-mana mungkin muat?' pikirku. Kouha duduk dan aku ada dibawahnya dan menghisap 'itu' Kouha yang membesar. Mulutku sepertinya tidak muat untuk ini. Aku terus mengusapnya dan mengigit 'bola-bola' besarnya. Kouha menjambak rambutku dengan keras, sepertinya aku tahu apa yang dia inginkan. Aku menghisap dan menjilatnya terus. Aku merasa ada getaran. Kouha pun menggerakkan pinggangnya dia mendorong kepalaku untuk menelan cairannya. "Jangan dimuntahin." Kata Kouha kepadaku. Kouha mengangkatku dan merebahku diranjang. Dia memosisikan dirinya didepan 'itu' ku. Tanpa aba-aba Kouha mulai menggesek dirinya kepadaku. "Sempiit.." kata Kouha. Aku mengerang dan merasa sakit secara bersamaan, air mata keluar dari mataku, dan Kouha diam sementara memberi aba-aba kalau dia ingin aku terbiasa dengan ukurannya yang besar itu. "Kouha, lanjut.." kataku. "Yakin?" balasnya. Aku mengangguk dia memasukkan seluruh 'itu'nya kedalam diriku.
Kouha membalikkan badanku dan dia menggesek kemaluannya dari belakang, Aku mengerang dan menyebut namanya berkali-kali, Aku yang belum pernah merasakan ini, Kouha melakukan ini padaku. Aku telah menjadi seorang wanita karena dia. Kouha menampar pantatku. "Ah!" Kataku. Kouha menarik rambutku dan terus menggesek kepadaku dan dia pun terus menampar pantatku dan akhirnya menjadi merah. Kali ini Kouha membiarkanku menungganginya. "Jangan sampai bajuku kotor, ini baju favoritku lho." Aku tak memberi aba-aba aku terus mengoyangkan pahaku. "Kouha, aku ingin keluar..." kataku terengah-engah. "Jangan dulu, dia menancapkan kukunya ke pinggangku. "Oh..." Kouha mencium bibirku dia melumat dan mengigit bibirku juga saat itu. Aku tak bisa menahannya lagi jadi keluar bersama dengan Kouha. Aku tertidur.
~Kouha POV~
"Yaelah, tidur." Aku mengusap pipinya dengan lembut. Aku menaruh selimut diatas tubuhnya. Lalu seperti ada yang mengetuk pintu. Aku membukanya dengan malas dan melihat Kougyoku berdiri dengan muka memerah. "Kouha-Onii-sama! Apa yang kau lakukan dengan Edenia Nee-san?!" Kougyoku marah. "Gak tahu, bukan urusanmu." jawabku dengan malasnya. "Jika Nee-san mengetahuinya apa yang akan terjadi?" Kouha mengaruk kepalanya. "Udah sana jangan nganggu dulu." Aku menutup pintu dan tertidur bersamanya.
~Dalam perjalanan ke Balbadd~
~Selenica POV~
Aku menatap bosan, dan tak sengaja Eye of Rukh ku jatuh. Aku pun mengambilnya. "Membosankan sekali.." kataku. "Koumei." lelaki berambut merah itu menengok padaku. "Ada apa Nee-san?" Aku menghela nafas. "Sepertinya aku merasa ada yang terjadi dengan Edenia...tapi aku tidak tahu itu apa.." Kataku. Koumei tersenyum padaku. "Tenang saja, Kouha dan Kougyoku ada disana. Lagipula siapa yang akan menganggunya, bukannya Nona Edenia itu kuat?" Aku memegang daguku. "Iya kau benar juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rukh of Destiny [COMPLETED]
FanfictionCerita ini diangkat dari magi chapter 116, dan diambil dari prespektif Kou Empire. Tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia. Just for fun.