Chapter 15: The Battle of Kanan

28 1 0
                                    

~Hari berikutnya~

Edenia POV~

Aku melihat semua tentang berbaris dan bersiap-siap Kouha ada disana. Aku memanggil Meihou. "Tolong, jaga dia baik-baik.." kataku. "Yang mulia..." kata Meihou. "Aku bukan bagian dari keluarga kerajaan. mengapa kau memanggilku seperti itu?" Kataku bingung. "Kau adalah seseorang yang akan menjadi putri keluarga kerajaan jika kita memenangkan perang bukankah begitu?" balas Meihou. "Ya, mungkin begitu.." kataku. "Tolong lindungi Kouha. Aku tak bisa berada disana.." kataku merasa sedih Meihou berlutut kepadaku sebelum pergi.

"Kupikir Seishuu yang harus melangkah duluan." Kata Chu'un. Koumei hanya diam. "Aku akan memberikan gambaran peperangan saat ini. Sharar Sarab!" kataku. "Itu akan membantu, Nona Edenia." Kata Koumei tersenyum. "Nee-san kau...khawatir tentang Kouha kan?" Aku kaget Koumei memanggil seperti itu. Aku menengok kepadanya. "Mungkin. mengapa aku tak boleh ikut kesana?" kataku. "Nee-san, aku tahu perasaanmu, tetapi Kouha telah melarangmu melakukan hal itu. Jika kau mati, Kouha pasti tidak bisa merasakan kehidupan lagi. Lagipula kaulah pendeta kami yang berharga yang setara layaknya Magi." Aku tersenyum. "Itu pujian? Terimakasih Koumei." Ku melihat Koumei memberikan aba-aba. "Maju!" 

Aku melihat banyak dari tentara kami terbunuh. Aku hanya menahan emosiku. Koumei memandang kearahku sedikit dan menatap pada layar yang telah kubuat. "Kemana Koumei?" kataku. Chu'un menatapku. "Dia ada disana." dia menunjukkan layar. "Terus apa yang ku lakukan?" Aku kebingunan. "Kau yang akan memimpin disini untuk sementara waktu, Pendeta." Aku kaget. "Aku juga ingin pergi!" Para prajurit yang ada dibasecamp menarikku ketakutan. "Pendeta..jangan lakukan itu! Kouha-sama pasti akan marah pada kami semua.!" Aku berdiri dan berpikir. "Kau benar juga.." Mereka menghela nafas. Aku berpikir lagi, " aku ingin ikuuuut!" kataku manja. Mereka hanya shock. "Becanda." kataku. "Pendeta, jangan buat kami jantungan." katanya. Chuu'un hanya menatapku. Aku menatap Kouha di layar itu. "Kouha!" Aku khawatir dan ketakutan. 

~Selenica POV~

Aku menatap Aladdin dan Kouen berbicara dan mendekatinya. "Kouha dan Kougyoku semakin dekat dengan posisi Hakuryuu. Pertarungan Kanan akan segera berakhir." Aku hanya diam. "Aladdin, kau seperti mayat hidup setelah Alibaba meninggal." Jawabnya lagi. "Apakah kau sudah kehilangan motivasi untuk menghentikan perang ini?" kata Kouen lagi. Aladdin diam dan mulai menjawab, "Mungkin mereka tidak ada urusan denganku, tetapi banyak ku belum mengerti." Aku menghela nafas. "Selenica ada apa?" Aku hanya diam saat Kouen memanggilku. Aku duduk dan terdiam. "Ada apa?" Kouen melihat padaku.

~Edenia POV~ 

Aku kaget melihat Aliansi Tujuh Lautan bergabung dalam perang ini. "Bagaiman tentara Sasan bisa masuk ke dalam?" kata salah satu prajurit. "Pegunungan Tenzan ada dibawah pimpinan Jendral Hakuei. Apa yang terjadi padanya?" Prajurit itu gemetaran. "Dia..." Aku langsung menjatuhkan staffku, Selenica  memberitahukanku Skenario terburuk. "Tidak mungkin... Nona Hakuei mengapa kau.." kata Koumei terkejut. Aku terkejut mendengar semuanya. "Sialan.." kataku. Aku menatap dalam layar dan menangis. "Kouha!" Aku melihat ada yang datang. Aku mencoba membuat penghalang tapi tidak mempan akhirnya, mengenai Koumei. Aku mendekati Koumei dan mencoba menggunakan sihirku agar ia tidak kehabisan darah. "Koumei..!!" seruku. 

~Di Balbadd~

~Selenica POV~

Aku hanya diam dan melihat segala yang telah menjadi kenyataan, semuanya berlutut pada Kouen tetapi aku tak menyangka dia akan menyerah. 

The Rukh of Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang