Fake Friends

514 60 5
                                    

Aku berjalan gontai, lemah gemulai. Pintu gerbang sekolah sudah kulalui, rasa penasaranku kian menjadi.

"Kejutan? Kira-kira kejutan seperti apa itu... " Aku bergumam.

Kini ku menyadari; bahwa Len adalah orang-- maksudku robot penuh misteri. Darimana dia berasal? Siapa yang mengirimnya? Bagaimana cara dia dibuat? Untuk apa dia dikirim padaku? Kenapa dia baik padaku? Dan yang terpenting...

Aku mencintaimu...

Ucapan itu selalu menghantui pikiranku. Dan selalu berhasil membuat wajahku merah semerah tomat. Ya, itu dia. Apakah ucapan itu... Benar-benar ada?

Aku berani bersumpah. Mimpi itu terlalu nyata untuk disebut sebuah mimpi.

Sekelebat pikiranku telah membantuku mempercepat waktu, dan tentunya itu berguna bagiku untuk dapat menghindari tatapan-tatapan sinis mereka.

Aku tahu, aku tidak pernah dibully. Aku tidak di tindas secara langsung. Merekalah yang menusukku dari belakang. Apakah tidak ada orang yang bernasib sama denganku? Pasti ada.

"Riin! " Ah, seseorang memanggilku. Sebuah keajaiban bagiku.

Sontak aku pun memutar kepalaku, hanya untuk mengetahui siapakah yang menyapaku. Dan seketika jantungku terasa berhenti. Buat apa mereka kemari? Mau menghinaku? Silahkan saja.

Yap, itu adalah Neru dan teman-teman nya.

"Mau apa kalian kesini?" Tanyaku ketus. Tanpa melirik ke arah mereka.

"Lah, kita kan temanmu, Rin." Jawab Neru dengan polosnya.

Teman? Apanya yang teman? Bukankah selama ini aku tidak punya teman? Aku yakin ada alasan lain buat mereka.

"Kau berkata begitu supaya bisa dekat dengan kembaranku, bukankah begitu?" Tanyaku datar.

"Ha? Kamu ngomong apa, Rin?" Lily mengernyitkan dahi, begitu juga dengan Tei.

"Kembaran? Kamu punya kembaran?! " Tei berkata dengan mata yang berbinar, namun kubulatkan mataku selebar-lebarnya. "Sejak kapan kamu punya kembaran? Kenapa gak pernah ngenalinnya ke kita?" 

"Lah? Bukannya kalian ketemu dia di mall kemarin?" Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisku.

"Nggak, ah. Kita kan kemarin ke mall bersamamu. Dan kamu pergi sendirian, kok. Lalu pulang lebih dulu dari kami." Neru menjelaskan panjang lebar. Seketika bahuku diterjang oleh genggaman Lily.

"Rin, apa terjadi sesuatu sampai-sampai kau menghayal kalau kau punya kembaran?!" Lily menggoyang-goyangkan bahuku. "Kau gak berdelusi, 'kan?!"

Jika kembaran yang dimaksud itu adalah Ren, aku tahu mereka tidak mengetahuinya. Karena aku tidak pernah menceritakannya. Mereka menganggap kalau aku anak tunggal. Tapi jika itu adalah Len... Kuyakin dia melakukan sesuatu pada mereka... Saat meninggalkanku hari itu...

"Ah, iya... Mungkin aku lagi cape aja. Haha..." Aku tertawa canggung. Sungguh, aku sangat ketakutan saat ini...

"Kalau kau membutuhkan pacar, kami akan bantu, kok. Kau 'kan teman kami..." Ujar Tei tulus.

Teman...

Teman...

Teman...

Wajahku pucat seketika. "I-iya... Kalian balik aja ke K-kelas... Aku... Butuh waktu sendiri..."  Mereka mengangguk.

"Kalau begitu... Kami pergi dulu ya, Rin-chan~" Sahut mereka, lalu menghilang terhalang pintu.

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang