Rin...
Dari lubuk hatiku yang paling dalam,
Aku sangat, sangat mencintaimu.
Tapi maaf saja,
Aku...
"Rin!!"
Aku tersentak. Lamunan ku buyar seketika.
"Huh... Ada apa, Rin? Jangan bengong seperti itu dong. Aku khawatir." tukas Miku- pelaku yang telah melenyapkan lamunan ku. Wajah kusut nya berubah setelah dirinya menarik nafas dalam-dalam, lalu berkata "Kali ini apa yang kau pikirkan?"
Ku sipirkan kelopak mataku, merenungi semua yang ada di kepalaku tanpa mengatakannya pada Miku.
"... Entahlah..."
Miku menyeringai, tampang nya berubah jadi menyebalkan. Aku berani bertaruh kalau kalian akan menyentil kepalanya setelah melihat wajah yang dia patri sekarang. "Hee... Apakah Rin punya masalah sama seorang cowok?"
Entah kenapa, aku terkena skakmat dibuatnya. Pertanyaan itu terasa seperti tamparan keras bagi diriku. Wajahku jadi terasa panas. Semburat merah ini pasti akan jadi terlihat jelas kalau aku tidak menutupinya.
"Hehe... Rupanya benar... Rin sekarang sudah besar~"
Sialan. Aku harus bisa mengalihkan topik. "M-Miku... Ini tidak terlihat seperti dirimu..."
Kali ini, giliran Miku yang merona merah. Wajahnya yang tadinya terlihat tengil berubah jadi seperti manusia yang sangat kikuk dan mudah canggung. Mulutnya yang tergagap mengeluarkan seuntai kalimat yang patah-patah.
"Bbb-bu-bukan begitu kok... A-aku... M-maaf Rin... Aku memang suka menggoda orang-orang yang se-sedang... Sedang kasmaraaannn!! Maaf!!" Dia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Aku hanya terkekeh perlahan.
Setelah beberapa menit berlalu, perjalanan dengan kaki ini hampir berakhir. Miku mengacungkan telunjuk nya ke arah sebuah rumah. Rumah yang sangat besar.
Wajahku berbinar-binar melihatnya. Decak kagum membanjiri Miku yang hanya membalas "B-Bukan apa-apa kok, tak perlu dilebih - lebihkan..."
Tidak!! Ini sudah sepatutnya dilebihkan! Bahkan majas hiperbola sekalipun akan sulit untuk menjangkau nya dengan pas!
Dia pun menyuruhku masuk ke rumah sultan itu, lalu memaksaku duduk di sofanya yang sangat empuk, mahal pastinya. Sebenarnya aku tidak berani. Lesehan saja sudah cukup untuk ku. Tapi, kalau dia memaksa yah... Kesempatan akan sulit didapat dua kali. Hehe.
"Hebat sekali, Miku... Aku tidak menyangka kalau ini rumahmu." tutur ku masih berdecak kagum.
Miku terkekeh canggung, "Sebenarnya... Ini rumah kakakku... Aku tinggal bersahaja."
"Sama saja! Kalian sedarah! Urgghh."
"Hehe... Sebenarnya... Aku jarang mengunjungi rumah ini
... Keluarga ku tidak membiarkannya karena ini adalah hasil keringat kakakku. Tapi karena sebentar lagi ada test, kakakku memaksa ku untuk tinggal supaya aku belajar dengan nyaman. "Lagi-lagi... Keluarga yang memisahkan anak-anaknya. Aku ingin protes...tapi sepertinya itu bukanlah hal yang baik.
" Tunggulah disini, Rin. Akan ku ambil kan bukunya." Aku hanya mengangguk.
Tak lama setelah Miku meninggalkanku, kantuk langsung menerjang. Mataku terasa sangat berat saat ini.
Yang kuingat setelahnya, hanyalah kegelapan yang mendominasi sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me!
FanfictionAku akan senang jika melihatmu berkembang, dan juga bahagia.... Tapi aku tidak bisa... Setidaknya, berbahagialah... Disclaimer: Vocaloid dan anggota-anggotanya bukan milik saya :'v gambar-gambar bagus yang saya pasang di cerita jg bukan milik saya...