Happy?

260 39 8
                                    

Setidaknya kau berbahagia...

__________________________________

Sepercik cahaya yang menyilaukan ini membuka kedua netraku yang tertutup rapat. Tunggu, sejak kapan aku terpejam?

Rupanya hari telah berganti, raja siang mulai terbit menampakkan cahayanya. Cahaya yang membangunkan ku dari tidur pulasku.

Len? Dia belum terbangun rupanya. Kini dia terbaring di kasur ku. Dan aku yang menunggunya duduk dengan bangku yang menghadap kasur. Mungkin di saat itulah aku jenuh dan kantuk pun mulai menyerang, Lalu beginilah aku.

"Selamat pagi, Len."

Tak ada respon. Bodoh sekali aku ini, tentu saja dia tidak akan merespon. Apa yang kuharapkan dari seseorang yang bahkan tidak menyadari kalau dirinya sedang tertidur.

Aku tidak bilang kalau Len sudah mati, loh. Dia hanya sedang memulihkan tenaganya.

Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah menunggunya sambil memberi pompa api semangat yang membara. Berharap kalau Len masih memiliki tekad untuk berjuang.

Kh...

Apa-apaan aku ini... Aku tidak berpikir kalau dia sedang koma. Dia 'kan, robot. Robot tidak memiliki sesuatu yang dimiliki manusia.

Aku pergi menjauhi ranjang yang diisi oleh sebuah robot menuju tirai jendela ku; membukanya perlahan.

Sudah akhir pekan, 'kah? Kira-kira sudah berapa bulan, ya? Aku sudah tidak menghitung hari dan waktu terasa berlalu begitu saja. Ah, benar. Sekarang hari Sabtu. Kira-kira, apa yang sedang dilakukan Miku hari ini, ya? Mungkin dia sedang mengikuti kegiatan klub paduan suara.

Ah, aku pun tersadar akan sesuatu. Dan aku sadar, rasanya... bola mataku hampir keluar dari kelopak nya.

Dengan rusuh, Ku ambil ponsel ku dan melihat pesan-pesan E-mail yang mereka kirim.

Pukul berapa sekarang??

Teror pun menyerang, Ku beranikan diri untuk menatap jam yang terus memutar jarum nya.

Sudah kuduga. 10 menit lagi dan...

TAMATLAH RIWAYATKU!!!

____________

BRAK!!!

Pintu ruang kelas yang akan ku tempati hari ini terbuka dengan kasarnya. Perhatian mereka teralihkan pada sumber suara yang tak lain dan tak bukan berasal dari ulah ku.

"Huft. Kupikir kau akan terlambat, Rin. Kau beruntung Luka-senpai belum kunjung datang." tuturnya tanpa memaki ku; kedua tangan ada di pinggul; alis kanan menukik. Miku berceloteh dengan lembutnya.

Orang-orang yang pandangannya teralihkan tadi pun kembali bertingkah seperti sedia kala, seolah-olah tidak terjadi apapun.

Aku hanya mendengarkan kalimat-kalimat yang ia lontarkan itu sambil mengatur nafas. Mencari oksigen yang sedari tadi terhambur karena tergesa-gesa, dan menata kembali ekspresi ku yang kini berantakan. Aku bahkan belum sempat menyisir.

Lalu ditarik lah tanganku oleh Miku menuju bangku kosong yang ada di sebelahnya.
Entah kebetulan atau tidak, tepat setelah aku duduk di bangku yang dituju, Luka sang ketua pun tiba di depan kami.

Ia menepuk tangannya dua kali, ia dapatkan perhatian kami. Luka pun mulai memberikan instruksinya pada kami.

Semuanya berjalan biasa saja. Tidak ada yang penting disini. Kami berlatih, dan kegiatan hari ini pun dinyatakan berakhir.

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang