Saat pertama kalinya kubuka mataku... Itulah pertama kalinya kulihat dunia. Yang bagiku rasanya asing, namun begitu familiar disaat yang bersamaan.
Ya, aku pernah hidup. Tapi mungkin aku tidak diizinkan untuk mengingat jati diriku.
Hal yang pertama kali mataku tangkap hanyalah mesin, kabel, cahaya, dan...
Layar.
Mungkin tidak ada yang istimewa dari hal ini. Tapi inilah yang satu-satunya bola mataku pandang lebih lama dibanding hal lain.
Seingat ku, layar itu menyala dengan terangnya. Sampai-sampai, mataku mengkilap terkena cahayanya.
Layar itu menyala. Sesosok yang bersinar terlihat jelas menempel di layar kaca.
Aku tak tahu pasti siapa dia saat itu. Tapi, hanya dengan melihatnya saja hatiku yang dingin ini rasanya hangat.
Mata biru nya sangat dalam. Rambut pirang nya bercahaya keemasan. Seperti emas yang terdapat berlian sapphire sebagai batuannya.
Meskipun penampilannya begitu acak-acakkan; aku yakin, kalau suatu hari nanti dia akan menaklukkan orang yang disekitarnya.
Dan aku berani bertaruh kalau bidadari surga juga terlihat terang seperti itu. Karena,
Dia adalah bidadari ku.
Aku tidak asal bicara. Aku hanya merasa demikian.
Pertama kali aku mendengar suaranya, telingaku serasa mendengar sebuah lantunan musik yang amat sangat merdu.
Suara itu terlalu melengking, mungkin orang-orang merasa sakit telinga nya saat dia berbicara.
Tapi,
Pertama kalinya ia bernyanyi, telingaku serasa dibuat terbang olehnya. Tidak hanya telinga, tapi bahkan hatiku.
Bahkan jantungku
Aku tidak tahu bagaimana bunyi detak jantung yang sebenarnya. Apakah Sama-sama mengeluarkan bunyi komputer seperti ku?
Setelah yang kuingat, seseorang dengan rupa yang sama seperti dirinya muncul. Aku terkejut untuk pertama kalinya. Mereka mirip. Mata biru yang mereka miliki memiliki warna yang sama, begitu pula rambut pirang mereka.
Tapi mereka membuat sebuah bayangan, yang menutupi layar tersebut.
Mereka datang memberitahuku sesuatu. Dan untuk pertama kalinya, aku sadar kalau aku tidak seperti mereka.
Aku adalah robot.
Setelah sekian lamanya terjebak disana, aku mengerti bahasa mereka, aku mengerti sistem anatomi mereka, aku tahu bagaimana tempat yang mereka pijak. Semuanya sudah ada di dalam data yang menempel di otakku. Semua data yang kuperoleh dan ku simpan.
Termasuk gadis itu.
Mereka memasukkan datanya padaku. Aku sadar kalau itu adalah alasan kenapa aku hidup. Aku hidup karena memiliki misi penting yang harus merubah pola pikirnya.
Merubah masa depan cerahnya yang dibuat suram, menjadi masa depan cerah sesungguhnya.
Aku harus membuatnya bahagia. Itulah misiku.
Dia hanyalah ulat yang belum berevolusi menjadi kepompong, dan belum berubah jadi kupu-kupu yang sayapnya akan mekar bak bunga mawar yang begitu penuh warna.
Jika dia sudah bahagia, entah apa yang harus kulakukan setelahnya. Itu masih jadi misteri ku yang belum terpecahkan.
Yang pasti, aku tidak mau meninggalkannya.
Seseorang yang mengaku kerabatnya mengirimku. Tidak, bukan seseorang; melainkan dua orang.
Aku tidak tahu siapa namaku. Aku tidak tahu siapa sebenarnya diriku.
Aku tidak perlu tahu. Tapi yang jelas, aku pernah hidup di dunia ini. Semacam roh yang dimasukkan ke sebuah wadah.
Rin Kagamine. Gadis yang membuat hati mesin ku ini berdengung lebih keras dari yang semestinya.
Jika dia sudah membuatku bahagia, kenapa aku tidak melakukannya juga?
Aku juga harus turut membuatnya merasakan bagaimana hangatnya kebahagiaan. Bukan dinginnya kesuraman.
Jadi aku hanya perlu membuatnya mengakui betapa mengagumkan nya dia.
Kenapa aku tidak membuat mereka berpikir demikian? Aku hanya perlu membuat pola pikir mereka berubah 180°
Aku membuat pola pikir mereka berubah. Aku akan melakukannya. Bahkan jika itu jutaan manusia sekalipun, aku akan melakukannya. Hanya ratusan manusia seperti ini mudah saja buatku.
Bodohnya aku, berpikir demikian. Karena aku hanya membuatnya khawatir. Alhasil, akupun jatuh sakit. Dia menangis. Tangan hangatnya menggenggam erat lengan begitu yang tertutup dengan kulit buatan, dan daging buatan.
Aku keheranan, aku 'kan robot, kenapa aku jatuh sakit?
" Kalau bagi manusia itu yang namanya demam, 'kan?"
Berkat Rin yang memberitahuku, sekarang aku tahu bagaimana rasanya kesakitan.
Hari demi hari, minggu demi minggu. Aku menjaganya. Aku berharap kalau aku berguna bagi dirinya. Aku mau dia berharap padaku, dan berbahagia karenanya. Aku ingin semua usahaku dapat mendatangkan kebahagiaan untuknya. Baik sementara, maupun permanen.
Suatu hari, Rin mengajarkan ku apa arti cinta. Jujur saja, dia manis saat mengatakannya...
... "Aku peduli padamu karena aku mencintaim--" Dia langsung menutup mulutnya karena itu.
Jujur saja, aku hanya berkata "Apa itu cinta?"
Dia menjelaskannya begitu detil. Dengan wajahnya yang merah bak buah strawberry.
Rin menginginkan popularitas. Aku harus membuatnya tercapai. Apapun yang Rin inginkan, terdengar seperti sebuah misi besar bagiku.
Kau seperti seorang putri bagiku. Tapi aku tak berharap menjadi pangeranmu, tenang saja.
Posisi itu hanya layak untuk seorang pria mapan dan tampan... Pria beruntung yang sudah menjadi takdir cintamu. Bukan manusia abal-abal seperti ku. Sebuah robot yang bahkan tak dapat mengendalikan emosi nya sendiri. Bukan robot yang labil. Tidak--bukan sebuah robot, melainkan manusia sesungguhnya. Aku hanya bisa menunggu hal itu terjadi.
Itu pilihanmu. Karena benih-benih cinta dapat membuatmu bahagia, lebih dari seluruh usaha yang ku perbuat. Karena hanya dekat dengan orang yang kau cintai, kau pasti akan merasakan seberapa luasnya kebahagiaan itu.
Aku sudah merasakannya. Tinggal kau yang belum merasakannya.
Carilah kebahagiaanmu.
Dan itu adalah tugasku untuk menuntunmu.
Jika aku sudah selesai dengan tugasku, carilah pujaan hatimu, carilah pangeranmu. Aku tak dapat membantumu disaat itu terjadi.
Saat ini, tugasku hanyalah mengarahkanmu pada kebahagiaanmu.
Aku tak dapat meluapkannya padamu, aku tak dapat meluapkan perasaanku itu pada siapapun. Pengakuan ini... Aku tak tahu harus menuangkannya pada apa.
Jadi aku akan menaruhnya disini. Aku akan menuangkannya disini.
Sekali lagi, aku mencintaimu, Rin...
Terimakasih.
-Len.
______________________________A/N
Cuma bonus chapter buat kalean karna saya telat apdet :v maapkan saya yak kalo pendek :'v
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me!
FanfictionAku akan senang jika melihatmu berkembang, dan juga bahagia.... Tapi aku tidak bisa... Setidaknya, berbahagialah... Disclaimer: Vocaloid dan anggota-anggotanya bukan milik saya :'v gambar-gambar bagus yang saya pasang di cerita jg bukan milik saya...