Guests?!

425 46 0
                                    

Akhir pekan.

Tanpa terasa waktu berjalan cepat seolah tak ada hambatan untuknya melintas. Seminggu sudah berlalu dan tanggal  sudah diketik dengan font berwarna merah pada kalender hari ini. Meskipun cuma sehari.

"Bosan... " Ucapku tidak jelas sambil menguap ngantuk disaat yang bersamaan. Membuatku letih lalu terbangun dari bangku belajarku, dan mencari sesuatu untuk menangkis rasa bosan.

" Hei, Len. Aku boleh pakai PSP-nya, ya? Plis..." Pintaku dengan wajah memelas pada robot yang masih kuanggap misterius ini. "Hari ini... Saja! Ya, ya? Cuma seminggu sekali, kok! Ya, ya? Boleh 'kan?"

"Hmm... Kalau kamu sebegitu bosannya, kenapa tidak coba yang lebih baik?" Ujarnya dengan suara yang begitu meyakinkan. Dan begitu memancing rasa penasaran ku.

"Apa itu?"

Len menyeringai dengan tidak-meyakinkan. Rasanya aku jadi ingin mengutuk diriku sendiri karena sudah sembrono menanyakan hal itu. Alias, rasa penasaran ku pecah buyar seketika seperti kaca yang dipukul oleh palu raksasa.

"Hehe, biar kutunjukkan."

__________

Kupegang batang sapu dengan lemah-lunglai. Meskipun terlihat lesu, batinku berkata lain dari rasa lesuku; Yaitu mengutuk Len yang telah membuatku seperti ini.
"Leen! Bukan ini yang kumau!"

Samar-samar terdengar suaraku yang maskulin tersebut tertawa terbahak-bahak. Pertanda bahwa ia puas telah menjahiliku. "Kamu pantas memegang nya, Rin! Lagian itu berguna untuk menjaga lekuk tubuhmu yang kecil itu, Rin! Biar langsing!" Ujarnya masih dengan tawa yang teramat puas.

"Len, Aku bersumpah akan membuatmu menyesal telah membuatku begini!!"

Len langsung muncul dari balik dinding dalam sekejap mata. "Eh, Rin. Dengerin ya, kamu itu harus berolahraga biar sehat. Nah, daripada harus keluar rumah, mending bersih-bersih biar rumahnya enak ditempati. Terus bisa mengusir rasa bosan lebih baik daripada duduk-duduk di kursi sambil merhatiin layar terang. Main video game itu merusak mata dan bikin tangan sakit, tau. Terus--"

"--Ya, ya, ya. Aku tau, aku tau. Daripada dateng kesini cuma buat ngebacot-- maksudku menceramahi ku gak jelas, mending kamu duduk aja deh." Ujar ku dengan tangan dan suara mengusir yang sudah menjadi andalan. "Hus, hus, udah sana."

"... Hmm... Terserah..." Dengan wajah datar ia pergi menjauhiku dengan begitu gontainya. Sedangkan aku hanya melanjutkan sesi beberes rumahku.

Tidak berselang lamanya aku menikmati peranan pembantu rumah tangga di akhir pekan ku,-- eh, tunggu! Apa aku barusan berkata kalau aku menikmatinya?! Ah sudahlah. Kembali topik pembicaraan.

Ada bunyi telepon di rumahku.

"Riin! Telepon rumahmu berbunyi!" Teriak Len dari ruangan sebelah.

Mendengar titahannya yang seperti majikan rumah itu, aku meringis berkeluh kesah. Kenapa tidak?! Memangnya siapa harusnya tuan rumah disini? Teriak ku dalam hati. "Kenapa gak kamu angkat sendiri, Len?!" 

"Kalau aku yang angkat nanti orang akan curiga pada pengangkat telepon rumahnya yang seharusnya kamu!"

"T-Ta-Ta-Tapi, tapi, tapi..." Sejenak aku berusaha untuk mengolah kata-kata. Tapi sayangnya gagal dengan sangat menyebalkan. Yang artinya aku cuma punya satu pilihan; Mengangkat teleponnya dengan tangan sendiri. "AARGH!!! Iya, Iya! Aku angkat!"

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang