(Im) Possible Wish

285 41 33
                                    

.
.
.

Yah... Aku sudah menduganya~ aku tidak bisa mengalahkan suara Miku. Orang itu akan sangat sulit disusul oleh orang sepertiku. Tapi, seperti yang aku ucapkan sebelumnya- aku bangga memiliki sahabat seperti dirinya.

Tepukan tangan kembali memenuhi ruangan yang luas namun sempit ini. Decak kagum orang-orang kembali merajalela. Dan Luka-senpai pun sekali lagi, menumpahkan pujian pada orang yang habis bernyanyi untuknya.

Miku dengan canggung nya berterimakasih dan kembali menuju bangku yang ia tempati sebelum berdiri di depan orang banyak- yaitu disebelah ku.

"Kerja bagus, Miku!" puja ku mengacungkan jempol.

"Kau juga, Rin!" balas Miku balik mengacungkan jempolnya untukku.

"Kalian berdua hebat." Luka memuji. "Hanya saja, Rin. Entah kenapa... Suaramu sedikit lebih melengking dari saat kita bertemu. Haha. Mungkin kau sedang flu ya saat itu"

Dengan begitu, Luka pun pergi dari area kami menuju panggung kelas dengan tawa.

Desas-desus siswa membelah keheningan di ruangan ini. Tentunya mereka semua membicarakan kami. Tapi keributan itu dihancurkan dengan suara tepukan tangan dari sang ketua.

"Baiklah kawan-kawan. Setelah kita menikmati suara anggota baru kita. Tapi kita tidak boleh bersantai di sini, akan ada perlombaan khusus paduan suara yang akan di selenggarakan di XXXX. Dengan ini, blablablabla-"

Eh,, kuping ku rasanya tidak Bis fokus. Ah... Kejadian seperti ini biasanya... Ada yang sedang bergosip di bangku belakangku- tepatnya kedua dari belakang. Entah kapan telingaku setajam ini.

"Hei, anak-anak baru itu suaranya boleh juga. Tidak heran kalau Luka-san tertarik dengan mereka."

"Menurutku si kuncir dua suaranya lebih bagus. Tapi yang cebol juga leh uga. Tapi kau tahu, apa yang membuatku heran??"

"Wah, kasih tahu dong."

Disitulah sesuatu mengejutkan ku. Ya, disitu. Hanya sepatah dua patah kalimat yang akan muncul di gelombang berikutnya.

"Seminggu yang lalu, tepatnya setelah ada pengumuman tentang perlombaan tersebut, Luka-san bersikukuh menolak adanya member baru supaya kita bisa fokus berlatih. Aneh, 'kan? Tiba-tiba ia menerima member baru tanpa meminta pendapat kita-kita disini?"

"Ha... Luka-san mungkin orangnya plin-plan. Lagipula ada untung-untungnya juga menerima mereka."

.

.

.

Ada yang janggal dengan ucapan mereka.

Apa maksud mereka kami ini...   'Tamu yang tidak diduga'?

Aku tahu Len mendaftarkan kami. Tapi-

Deg!

Hey, yang benar saja.

"Rin, ada apa? Wajahmu pucat dan... Matamu terbelalak lebar. Apa kau baru saja melihat hantu atau semacamnya??" pertanyaan Miku itu membuatku menyadari betapa buruknya wajah yang kupasang saat ini. Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah tertawa renyah.

"Permisi, apa kau ketua klub paduan suara??"

"Oh, itu benar. Apa ada yang bisa ku bantu??"

"Aku ingin mendaftarkan diri ke klub itu."

"Ah... Maafkan aku. Tapi saat ini klub paduan suara tidak menerima member baru. Kalau kau ingin... Mungkin semester depan kami akan membukanya. Sekali lagi, aku minta maaf."

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang