" Kyou kara aratame watashi ga shujinkou desu🎵
[Mulai dari sekarang, aku lah yang akan jadi pemeran utamanya]"
...
" Iron ga aru mono wa mae ni de nasai 🎵
[Jika ada yang keberatan, maka pergilah] "
" Omae no osoreru mottomo zangyakuna houhou de kowashite yaru🎶
[Takutlah, karena aku akan menghancurkan kalian dengan cara yang paling brutal~] "
(Bener gak sih translet nya? :v)
Kami hanya bergidik ngeri, lihatlah liriknya! orang gila macam apa yang berani menyanyikan lagu seperti itu?!
" Hoi, apa yang sedang kau nyanyikan itu, Tei?!" tukas Neru merinding. "Untung saja aku bukan itu."
Sebenarnya aku tidak tahu apa yang dia maksud dengan 'itu'. Tapi akan ku usahakan untuk mengesampingkan nya. Karena jika tidak, cerita ini akan melenceng ke lain arah.
Gadis beruban itu tersenyum dengan manisnya. Seolah tidak ada kesalahan yang baru saja diperbuat.
"Hehe. Itu lagu baru yang ku buat. Bagus, 'kan?"
Seketika momen ini menjadi canggung sepenuhnya. Tidak ada diantara kami bertiga yang berani mengkritik. Terlalu seram!
"B-bagus... Penuh perasaan... "
Tei hanya tersenyum gembira mendengar dirinya diberi pujian oleh teman baik yang ia miliki.
Oh, manusia yang aneh.
Ngomong-ngomong soal lagu... Kelihatannya dia sangat bersenang-senang.
Apakah aku pernah membuat lagu juga?
Seorang penyanyi 'kan, sangat bagus jika membuat naskahnya sendiri. Aku juga tidak mau kalah! Tapi...
Apakah pernah?
Apakah itu... Salah satu dari mimpiku?
Ah... Lupakan.
.
.
.
.
Di saat yang sama...
Len's PoV
Di- dimana ini?
Yang ku lihat di hadapanku hanyalah sebuah pemandangan yang indah. Terdapat air terjun dan pepohonan yang rindang. Keindahan itu membuatku benar-benar ingin mengenang dan mengingat semuanya.
Panorama,
Fenomena alam,
Bahkan sebuah fatamorgana sekalipun, aku ingin menyimpannya.
"Hoi! Len!!"
Si-siapa?! Siapa yang memanggilku?!
"Ada apa kawan? Kau tidak terlihat seperti biasanya."
Siapa orang yang memanggil namaku ini? Apakah aku mengenal dirinya? Tapi memang, wajahnya samar-samar terlihat familiar. Ini... Kehidupan lama ku?
" Len! Sudah ku bilang, Sebaiknya--"
Dunia pun menjadi gelap, bahkan sebelum orang itu selesai bicara. Aku tidak bisa melihat apapun.
Disaat itu juga, mataku terbuka. Dan yang kulihat hanya...
Atap rumah yang ku tempati sementara di dunia. Ah, rupanya mimpi itu lagi. Semenjak Rin memberikan kamera itu... Mimpi itu terus menghantui ku. Tapi aku tidak terganggu sama sekali. Apakah semua itu tentang kehidupan ku sebelum mati?

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me!
FanfictionAku akan senang jika melihatmu berkembang, dan juga bahagia.... Tapi aku tidak bisa... Setidaknya, berbahagialah... Disclaimer: Vocaloid dan anggota-anggotanya bukan milik saya :'v gambar-gambar bagus yang saya pasang di cerita jg bukan milik saya...