Pacaran Saat Semua Yang Haram Telah Menjadi Halal

16.1K 373 13
                                    

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk".
~Q.S Al- Isra:32~

Berada di teras atas rumah kost, duduk melingkar layaknya membentuk halaqah kecil. Ditemani snack coklat wafel berbagai jenis dan tak ketinggalan air putih andalan sebagai pelepas dahaga ketika para troublemakers lelah mengoceh.

Berkumpul membahas sesuatu yang penting nggk penting, hingga ujung-ujungnya sangat penting untuk dibahas. Membahas suatu ketidakmungkin, dapat dijadikan mungkin bagi mereka. Nothing impossible guys.

Mereka bahkan tahu cerita kehidupan masing-masing. Mulai dari keluar rahim hingga rencana dan harapan kehidupan mereka sampai tua nanti.


Membahas seisi dunia dalam satu malam juga bisa sangat memungkinkan bagi mereka, jika sudah larut dalam cerita dan imajinasi masing-masing. Hingga pada titik ini, mereka membahas tentang kasus ringan dimata orang awam tapi berat dimata mereka. Sampai-sampai menelisik rasa sensitif yang berujung kebaperan berkepanjangan.

Keheningan dipecahkan Rachel " Apa kalian pernah suka sama seseorang ?" Tanya Rachel dengan wajah yang berseri-seri sambil melihat kearah lima orang yang ditatapnya secara bergantian dengan kilauan mata tajamnya.

"Pernah Lah" jawab mereka serempak tanpa intruksi seolah menjadi kompak.

"Sebagai wanita normal, kita semua pasti pernah merasakannya. Itulah yang selalu aku alami, kan.. kan.. aku orangnya mudah menaruh hati tapi susah memindahkannya Hehehe..." jawab sasya antusias jika sudah membahas soal cincah dengan terkekeh di barengi derai tawa lainnya.

"Curhat dong Mah... mulai deh acara mama dedehnya." Potong Vian dengan senyum menyindirnya.

Sasya memutar bola mata acuh. Ia meneruskan perkataan
yang sempat terpotong tanpa mengubris selaan Vian, "trus karena kita cewek, jadi sukanya diam-diam. Nggak berani ngomong".

"Tapi setidaknya itu jauh lebih baik. Diam-diam suka! dibandingkan terang-terangan pacaran yang ujung-ujungnya MAKSIAT". Seru Icha dengan nada tegas dan penuh penekanan diakhir kalimatnya.

"Skatmat ... SADAAP. Oenni terbaik, jangg". Puji Sasya sambil mengancungkan jempol tepat dihadapannya. Sapaan Oenni yang tersematkan khusus pada Icha dikarenakan sama-sama berada dijalur perkorean.

"Jadi beneran nggk ada pacaran dalam islam ?" Tanya Vian dengan pikiran yang dipenuhi rasa penasaran. Mengingat dia menjalani hubungan yang dimaksudkan.

Vian mengarahkan pandangannya pada Kamel dan Ilah secara bergantian, melotot menuntut penjelasan salah satu dari mereka. Perlu diketahui bahwa duo bersaudara itu lumayan paham soal syariat islam, dibandingkan mereka berempat. Namun Icha juga sedikit paham,  dia baru saja ikut bergabung dalam majelis tarbiyah yang juga diikuti oleh kamel dan Ilah.

Tanpa intruksi kamel sigap menjelaskan dengan kilauan binar mata antusias. "Ada kok pacaran dalam islam, yaitu pacaran saat semua yang haram telah menjadi halal, setelah akad di depan penghulu. Maka cinta terbaik adalah cinta yang membuat imanmu mendewasa, penegur saat taatmu luntur, penasihat saat kau maksiat. Yah lewat pernikahan ukhti... "

"Kalian bisa liat firman Allah yang uda secara jelas ditegaskan pada surah Al-Isra ayat 32 yang melarang umatnya mendekati zina" Sambung Ilah memperjelas.

Tomorrow With My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang