" I hope one day
You'll be Mine
Maybe Tomorrow"
~HumairohAzZahrah~Drtt .. drtt .. drtt ..
Deringan ponsel bersorak sorai. Semakin lama semakin menaikkan volume suara. Membuat telinga yang mendengarnya terhipnotis menghampiri bahkan menempelkan ke teliga.
"Assalamu alaikum, Sasya." Suara bariton lelaki terdengar dari seberang sambungan.
"Wa alaikum salam. Iya benar ini dengan Sasya." Ujar Sasya mengernyitkan dahi.
"Saya nggk ganggukan ?."
"Iya. Ada apa yah ? Maaf ini dengan siapa?."
"Saya om Hasan. Dapat nomor kamu dari ibu kos. Kebetulan istri saya sama ibu Hajrah satu pengajian. Dan kebetulannya lagi kita ada hubungan keluarga, meski jauh. Om keluarga dari Kajang. Kamu pasti tahu.Maksud om hubungin kamu, mau ngenalin kamu sama adik om. Om mau minta persetujuan kamu. Apa Sasya keberatan ?." Jelas lelaki paruh baya dengan detail.
Dijodohkan !
Itulah yang terbersit dibenak Sasya saat menerima panggilan dari seorang kerabat jauh dari Kajang. Basa-basi dengan berbagai pertanyaan dan penjelasan yang tak dimintanya. Jelas dan terbaca niatannya. Sasya terperangah. Semacam kejutan kecil. Suatu kebetulan yang membuat Sasya berpikir jika dunia itu memang sempit.
" ooh iyaya om nggk keberatan kok. Sasya ok ok aja, sebatas saling mengenal nggk jadi masalah buat aku." Sasya tak mampu menolak. Setuju demi menghormati orang yang lebih tua.
Putus komunikasi dengan om Hasan. Sasya segera menghubungi mamanya. "Mama sama papa nggk tau apa-apa."
Mereka juga baru tahu mengenai maksud Hasan dari Sasya. Mereka belum menerima konfirmasi dari Hasan. "Kamu kenalan aja dulu, mereka pasti berniat ngejodohin kalian. Jangan terlalu dipikirkan, baru mau dikenalin jangan ge er bakalan nikahin." Ujar Sabilah menenangkan Sasya.
" iih apa sih, siapa juga yang ge er. Sasya mah welcome welcome aja."
"Ingat jangan jual mahal, tapi jangan pasang murah juga. Umur kamu uda waktunya nikah. Mama dinikahi papa kamu diumur 18 tahun, dimana udah melewati batas umur kamu."
"Jangan langsung mau mau aja Sya, kenali dulu orangnya." Teriak Syarif memperingatkan.
" Idiih mama sama papa mah gitu bangeet."
Diruang keluarga Syarif dan sabilah menyaksikan acara tv. Mereka sedang menikmati hiburan lawakan overa van java yang telah berganti cast, kecuali parto yang tetap menjadi dalang. Sabilah tak fokus ke tv, ia masih memikirkan rencana perjodohan putrinya.
"Hasan kok nggk ngabarin kita yah ? Malah langsung hubungin Sasya." Seru Sabilah menganggu fokus Syarif.
Ketika ada yang mengajak Syarif ngobrol, dia tak akan bisa mengabaikan. Apalagi jika itu istrinya. "Ah itu mah tandanya nggk serius,". Celetuk Syarif sinis.
"Papa kok so'uzon sih."
Musa dan Alif muncul bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Alif sudah kembali beberapa hari yang lalu. Mereka ikut nimbrung diruang keluarga ingin nonton acara tv favorit mereka yang kebetulan sama-sama suka hiburan lawakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow With My Imam
Espiritual[ON PRIVATE- Beberapa akhir chapter] Kisah cewek labil yang memutuskan buat nggk pacaran lagi. Alasanya takut nambah-nambahin beban dosa. Padahal dirinya termasuk tipikal cewek mudah jatuh hati tapi susah move on dari mantan satu-satunya.Alhasil dia...