Tragedi Tak Terduga

3K 143 1
                                    

" Kelak nantii . .
Saat jasad dan ruh ku tak lagi menyatu
Akankah rasa ini tersampaikan ? "
~Aliyya~

Seminggu lamanya Sasya dan Musa masih berada di kampung halaman. Kedua orang tua mereka kembali lebih dulu karena tuntutan pekerjaan.

Berhubung liburan Sasya dan Musa masih panjang mereka memustuskan untuk menunggu acara pernikahan Aunty Hera yang tak lama lagi akan digelar.

Sasya dan Raniah berbaring dalam ruang kamar private di atas kasur seprei kream bermotif bunga sakura peach bermekaran dimusim semi. Membuat mereka merasa cozy menikmati suasana malam. Jendela berbentuk lingkaran tepat dihadapannya memancarkan sinar rembulan menerobos masuk kedalam ruangan.

Raniah terlihat betah memandangi gedgetnya. Sasya jangan tanya lagi, dia sibuk dengan notebook yang sudah dianggap belahan jiwanya. Kemanapun dan dimanapun, Sasya akan selalu membawa Red Acernya itu.

Tetap fokus pada layar notebook menonton variety show favoritnya. Sesekali senyum-senyum sendiri bahkan parahnya seringkali tertawa terbahak-bahak tak terkontrol. Kelakuan kocak para member variety show itu mampu membuatnya tergelak. Sedangkan Raniah akan gagal fokus pada gedget di tangannya ketika suara tawa Sasya mendominasi ruangan.

" Aku benar-benar terabaikan. Ternyata bukan hanya aku, lihat saja smartphonenya sedari tadi sibuk menampilkan notifikasi ." Gumam Raniah agak kesal.

"Hahahahahaha ... daebak." Sasya Mengelegarkan tawa.

Raniah menyenggol siku kanan Sasya. " heeey .. tuh ad Bbm masuk, dari tadi nge ping ping mulu." Kedua matanya mengarah pada benda pipih yang tergeletak disamping kiri Sasya. Tak ada pergerakan maupun sahutan dari lawan bicaranya, Raniah bergeser melayangkan jari telunjuknya mempause tombol keybord notebook Sasya.

Berpaling pada Raniah dengan wajah polos tak berdosa. "Kenapa ?", ujar Sasya.
Raniah melotot mengarahkan matanya pada smartphone Sasya tanpa berbicara sepatah katapun.

Seakan paham, Sasya menganggukkan kepala. "Entar, nanggung. Sisa beberapa menit lagi habis." Mengarahkan dagunya menunjuk notebook.

Gemas dengan suara notifikasi smartphone Sasya, Raniah menyambar benda pipih milik Sasya tanpa meminta persetujuan sang pemilik. Membuka password key yang sudah tertebak. Mengerutkan dahi melihat Bbm dari orang yang sangat dikenalnya.

Menyentuh kontak tersebut.

Yesleen : Aku lagi chattingan ama Asraf

Yesleen : Tadi aku add di facebook trus akhirnya chattingan. Ngebahas kamu.

Yesleen : aku mintain pinnya nggk ?

Yesleen : gimana ? Mau nggk ?

Yesleen : Bales dong. Mau apa nggk ?

Yesleen : ok aku minta aja.

Mengerjapkan mata tak percaya dengan apa yang barusan dibacanya. Raniah menaik turunkan ruang chat obrolan bbm membacanya berulang kali untuk memastikan matanya tidak salah membaca. Dan akhirnya Raniah membeku ditempat dengan ekspresi tegang menyelimuti wajahnya. " Perang dunia" gumamnya.

Memukul-mukul bahu Sasya sambil menyodorkan smartphone dengan tangan kirinya. "Urgent ... kamu harus baca sekarang".

Meraih benda pipih tersebut dan membaca chat Bbm sepupunya. " WHAT ... Seriusly."

Tomorrow With My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang