Chapter IV

522 31 0
                                    

Dafa melanjutkan mobilnya diatas normal hingga mobil itu seketika hilang dari pandangan Dian.

"cie yang abis jalan sama doi barunya."ucap Sidqi tiba-tiba

karna sebenarnya sejak tadi dia sudah berada dirumah Dian.

"apa doi baru?tanya Dian heran
"ialah si Dafa itu kan gebetan baru lo,gausah ngelak deh"tanya Sidqi beruntun.
"lo gak puas qi sama jawaban gue pas sidang?"Dian mulai kesal.
"Iya deh iya percaya aja"Shidqi mengalah.
"Udah ah yu masuk."ajak Dian

"Btw lo udah lama?"tanya Dian yang sambil membawa dua gelas jus jeruk.
"Bukan lama lagi gue itu nunggu lo sampe akaran nih kaki."Ucap Shidqi kesal
"Ya kenapa gak masuk?"
"Tadi bi inah udah nyuruh sih cuman gak ah gak ada lo"Shidqi menjelaskan.

"gue mau mandi lo tunggu disini apa mau ikut kekamar?"sebanarnya Dian tak perlu menanyakan hal ini karna pasti Shidqi akan mengikutinya.
"yaelah pake nanya lagi"Shidqi bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar Dian yang berada dilantai dua.
"Wey yang punya rumah dulu kali jalannya"Dian sedekit berteriak karna jaraknya dengan Shidqi cukup jauh.

Sidqi merebahkan tubuhnya dikasur sambil mengutak ngatik handohonenya.Sedangkan Dian ia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi,setelah selesai mandi Dian melangkahkan kakinya kearah lemari pakaian.Dian yang baru saja selesai mengenakan pakaiannya ikut merebahkan tubuhnya disamping Shidqi.

"Di malem ini gue nginep dirumah lo yah"ucap Shidqi yang masih fokus dengan handphonenya.

"Emang nyokap lo kemana?"
"Ke Makassar."jawab Shidqi seadanya,memang ini sudah menjadi kebiasaan Shidqi jika ia sedang berkutat dengan handphonenya ia akan sangat enggan berpaling.

"Qi....."
"Apa sih ah ganggu aja"ucap Shidqi kesal.
"Tadi sore tetangga gue yang lagi hamil itu kecelakan dan tewas."
"Aaaaaaaaa Dian gue takut"dengan refleks Shidqi meletakan handphonenya dinakas dan langsung memeluk erat tubuh Dian.

"Sutt,suttt setau gue yah katanya orang yang meninggal pas lagi hamil itu bakalan jadi....."Dian menggantung kalimatnya
"Jadi apa Di?"terlihat jelas jika lau Shidqi sedang ketakutan .
"Jadi KUNTILANAK"Dian sedikit berbisik.

"Dian gue takut gue mau pulang aja."Shidqi menangis terisak isak Dian hanya tertawa terbahak bahak melihat sahabatnya yang sedang ketakutan ini,pasalnya memang Shidqi itu orangnya sangat penakut,aneh memang kalo dia penakut lalu kenapa dia bercita cita menjadi dokter? Shidqi aneh.

"Ko lo malah ketawa sih,jahat banget temennya lagi ketakutan bukannya lindungi."Shidqi mengerucutkan bibirnya
"Iya sinih gue peluk."Dian merentangkan tangannya.Shidqi memeluk erat tubuh Dian"Udah qi lo jangan nangis lagi,ada gue disini lagian juga tadi gue cuman becanda"Dian nyengir kuda sambil mengakat telunjuk dan jari tengahnya pertanda peace.

"DIAN........"teriak Shidqi menggelegar.

*****

"Shidqi"teriakan seseorang itu sontak membuat langkah Shidqi dan Dian terhenti.
"iya"Shidqi memutar badannya seratus delapan puluh derajat dan dihadapannya kini berdiri seorang cewek yang sudah tidak asing lagi baginya,di name tag nya tertulis Lusiana XII IPS 3

"Lo yang namanya Shidqi kan?"ucapnya sambil menunjuk kearah Shidqi.
"Iya ka aku shidqi kenapa yah"Shidqi sengaja memakai embel embel kaka karna ia menghargai kalo orang yang sedang berbicara dengannya adalah seniornya.
"Ini ada cokelat sama surat buat lo."orang itu memberikan sebatang cokelat dan sebuah kertas yang dilipat dan berwarna merah jambu.
"Dari siapa ka"?Shidqi menerima cokelat dan suratnya.
"Dari orang itu tuh."ucap orang itu,Shidqi mengikuti arah yang ditunjuk Lusi dan terlihat seorang cowok yang sedang tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya.
"Ka Lendra"ucap Shidqi pelan.
"Gue duluan yah"ucap orang tadi meninggalkan Shidqi dan Dian.

Best CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang