Chapter 35

180 14 0
                                    

Mereka pun sudah sampai di rumah sakit pelita,dan segera mereka turun dan langsung berjalan ke arah represionis untuk menanyakan ruangan Dian.

"suster ada pasien yang bernama Agatha Diani Caramel?"tanya Zafran sambil terengah-engah

"hmm ruangan nya ada di lantai dua no tujuh."ucap suster

Mereka pun segera berlalu dari hadapan suster itu,dan berjalan ke arah lift untuk naik ke lantai dua.

Namun sayang pintu lift tak kunjung terbuka Zafran mengacak rambutnya frustasi. Tak perlu ambil resiko Zafran segera berlari ke arah tangga daurat

Arrrghh
"Gue naik tangga darurat aja"ucap Zafran lalu segera berlari menuju tangga darurat

"Kita gak nyusul?"tanya Billy

Ting!

Akhirnya pintu lift terbuka langsung saja mereka masuk lift dan menekan lantai dua

Dalam hati Lendra mengumpat coba saja Zafran sedikit sabar, mungkin dia tidak perlu capek capek dan mungkin bisa lebih cepat. Tapi, siapa sangka Zafran sudah lebih dulu sampai, anak itu pake kekuatan apa

Zafran menatap seseorang yang tengah terbaring itu lewat kaca jendela. Zafran tak berani masuk karna didalam jug sedang ada yang menjenguk. Mamahnya, Adel, dan Arnold

Arnold melirik kearah jendela pandangannya bertemu dengan manik mata elang Zafran, namun dengan cepat Arnold memutuskan kontak mata itu

"Tan, del kita keluar dulu yuk. Ada teman temannya Dian"ucap Arnold. Lilis mengagguk lalu segera keluar disusul Adel

"Tan kita boleh liat keadaan Dian?"tanya Shidqi saat Lilis sudah keluar ruangan

Lilis mengangguk air matanya terus saja menetes, ia tak sanggup melihat semua ini kenapa tidak dia saja kenapa harus Dian

Setelah mendapatkan persetujuan mereka pun masuk.

Shidqi dan Tiara melangkahkan kakinya mendekati Dian yang sedang betah memejamkan mata

"Dian"Shidqi dan Tiara memeluk pelan tubuh Dian, air mata mereka tak kuasa untuk ditahan sampai sampai baju yang dipakai Dian sedikit basah

"Di lo bangun dong ada gue sama Tiara disini"Shidqi menggoyang goyangkan tangan Dian pelan

"Dian hiks..hikss"Tiara tak kuasa lagi melihat keadaan Dian, lehernya dipasangkan alat yang tak diketahui oleh mereka itu fungsinya untuk apa. Hidung yang tertutup alat pembantu pernapasan. Dan kaki yang diperban

Eki menangkap tubuh Tiara yang hampir ambruk. "Ra yang sabar kita semua disini sedih juga kok"Eki menenangkan Tiara

Kemudian Eki mengarahkan Tiara untuk duduk disofa yang ada diruangan Dian

Shidqi berhamburan kepelukan Lendra, ia menangis sejadi jadinya meremas seragam yang dipakai Lendra

"Sutt udah, udah lebih baik kita mendoakan semoga Dian cepat sadar"Lendra mengusap lembut punggung Shidqi, mencoba memberikan kekuatan pada gadisnya itu

Zafran mendekat kearah Dian. Digenggamnya erat tangan lemah Dian, air matanya pecah Zafran tak peduli ia akan dijudge cengeng atau sebagainya yang dia pikirkan sekarang bagaimana caranya agar Dian segera sadar

Billy menepuk pundak Zafran, menandakan kalau Billy menyuruhnya sabar dan tabah

"Di lo bangun di, gue janji kalo lo bangun gue bakalan nurutin permintaan lo. Ayo lah di lo jangan ngebuat gue jadi cengeng gini"bisik Zafran tepat ditelinga Dian

"Di, Dian"ucapan Zafran melemah ia tak kuasa lagi. Akhirnya dia memutuskan duduk di kursi tepat disamping Dian

"Zaf dari pada lo nangis nangis bombay, lebih baik kita cari tahu siapa yang nabrak lari Dian"usul Billy. Kadang kadang otaknya pinter juga

Best CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang