Chapter 16

238 13 1
                                    

Shidqi mengerjap ngerjapkan matanya saat sebuah tangan terus menggelitik litiki telapak kakinya.

"Dian lo mah ih ganggu gue tidur aja." ucap Shidqi setengah mengigau.

"Aqila Shidqi Putri, lo mau sampai kapan ngebo terus?. Pacar lo udah sadar woyyyy." Dian setengah berteriak.

"Hah? Lendra udah bangun?." Dian mengangguk mantap.

Shidqi meloncat dari atas kasur dan langsung berlari menuju kamar mandi. Tak kunjung 10 menit dia sudah keluar, mengambil pakaiannya asal, menyisir rambutnya membiarkannya terurai, mengoleskan bedak yang tipis, lalu menyemprotkan parfum beraroma stroberry.

"Dian ayo." Shidqi menarik tangan Dian mengajaknya berlari kecil.

"Gue yang nyetir." ucap Shidqi saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Pelan pelan yah qi, gue gak mau berakhir di UGD." ingat Dian.

"Iya bawel, kita mampir dulu di toko kue yah."

"Buah kali." ralat Dian sambil memutar bola matanya malas.

"Kue Dian, Lendra itu orangnya beda dari yang lain. Orang lain kalo lagi sakit suka makan buah, dia mah sukanya kue. Kalo lagi lebaran orang lain makan kue, dia makan buah." jelas Shidqi panjang kali lebar.

"Iya dah terserah, cowok lo itu emang manusia langka." ucap Dian tak peduli.

*****

Setelah menempuh perjalanan setengah jam, dan ditambah membeli kue. Akhirnya mereka sampai di rumah sakit medica.

Shidqi turun dari mobi Dian berlangkah cepat, mendahului Dian yang masih membenarkan bajunya.

"Gitu deh kalo udah nyangkut urusan pacar, sahabat mah di tinggalin." kata Dian pada dirinya sendiri.

"Namanya juga orang yang lagi kasmaran kayak yang belum ngerasain ajah." ucap seseorang.

Dian memutar badannya seratus delapan puluh derajat, dan terlihat lah seorang laki laki yang sedang berjalan menghampirinya.

"Ka Zafran sejak kapan disini?" tanya Dian.

"Baru aja. Ke dalem yuk." ajak Zafran.

*****
Lendra menghembuskan nafasnya kasar, memandang malas bubur yang kini berada didepan mulutnya. Ya sedari tadi mamahnya memaksa Lendra supaya membuka mulutnya, tapi Lendra sama sekali tak membukanya. Ia hanya membalas dengan gelengan.

Suara pintu dibuka mengalihkan pandangan Lendra, matanya langsung berbinar melihat seorang gadis yang tengah tersenyum kearahnya. Seolah senyuman itu menambah kekuatanya.

"Eh, Shidqi udah dateng. Qi kamu bujuk Lendra gih biar mau makan, dari tadi tante tawarin Lendra gak buka buka mulutnya. Kamu aja yang suapin yah, siapa tau kalo sama pacar mah mau." jelas tante Alina.

"Ya tante biar Shidqi ajah yang nyuapin ka Lendra, kalo gak mau Shidqi bakalan paksa buat buka mulutnya."

Tante Alina terkekeh. " tante ke luar dulu yah, gak mau ganggu acara temu rindu kalian." goda tante Alina.

Shidqi mengambil alih mangkuk yang tadi dibawa oleh tante Alina.

" Ka buka mulutnya." Shidqi menyodorkan sesendok bubur ke depan mulut Lendra.

Lendra menatapnya, lalu perlahan lahan membuka mulutnya.

"Udah ah qi." ucap Lendra

"Sesendok lagi tanggung ka. Entar buburnya nangis loh gak diabisin sama kakak."

Lendra terkekeh mendengar lelucon Shidqi.

"Qi kamu tau rengginang?" Shidqi mengerutkan keningnya kenapa tiba tiba Lendra membahas rengginang.

Best CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang