Chapter 20

212 13 0
                                    

Kenzo mencoba bangkit, pukulan Lendra tadi sukses membuat hidungnya mengeluarkan darah.

Belum sempat Kenzo bediri tegak, Lendra sudah kembali melayangkan pukulannya.

"Ka Lendra stop." perintah Shidqi sambil terisak.

Lendra menghentikan pukulannya, ditatapnya wanita tadi yang menyuruhnya berhenti.

"Kamu belain dia." Lendra menunjuk Kenzo yang sudah tak berdaya.

"Bukan gitu kak, ini cuman salah paham, dan kelakuan kakak itu ngeganggu orang lain yang lagi makan." ucap Shidqi mencoba menangkan Lendra.

Lendra melihat kesekelilingnya, ternyata benar semua orang disana tengah menatapnya.

Lendra melambaikan tangannya kepada seorang waitres, waitres itu datang menghampiri Lendra.

Lendra mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya.

"Ganti rugi atas apa yang saya lakuin disini." ucap Lendra kepada waitres itu.

"Pulang." ucap Lendra menarik tangan Shidqi.

"Gue duluan yah." Shidqi mengikuti kemana langkah Lendra, ia tak tau habis ini apa yang akan Lendra lakukan kepadanya, apa memarahinya, dia memang pantas dimarahi karna salah Shidqi juga kenapa tidak meminta izin Lendra terlebih dahulu.

Langkah Lendra dan Shidqi berhenti disebuah bangku yang berada ditaman tak jauh dari kafe tadi.

"Duduk." Shidqi menurut ia duduk dengan perlahan.

Lendra memandang lurus kedepan.

Dua puluh menit berlalu, namun tetap saja tak ada percakapan antara mereka.

Sudah berapa kali mengembuskan nafasnya kasar, pertanda ia bosan.

"Ka-" belum sempat Shidqi melanjutkan ucapannya, telunjuk Lendra sudah mendarat didepan bibir ranumnya.

Shidqi tak berkutik dia lebih memilih diam.

"Pulang." ajak Lendra, entah sejak kejadian tadi Lendra berubah sikap.

*****
Lendra bangun dari tidurnya, sejak pulang mengantar Shidqi, Lendra memutuskan untuk tidur saja.

Diliriknya arloji hitam yang bertuliskan nama Shidqi, jam menunjukan pukul 16.00, dan rencanya Lendra akan mengajak Shidqi kencan.

Jujur saja Lendra memang tidak bisa lama lama mendiamkan Shidqi.

Line
Lendra177 : lo siap siap, gue mau ajak lo jalan sekarang.

Setelah mengirimkan pesan untuk Shidqi, Lendra menuruni tangga. Langkahnya terhenti saat melihat mamah dan kakaknya yang sedang menonton televisi.

"Mah, Ka Lendra keluar sebentar yah." ucap Lendra.

"Jangan pulang malem malem lo dra, jangan mentang mentang lo cowok." ucap abangnya yang bernama Rendy.

"Iya bang, gue tau kok pasti entar malem lo mau jalan juga kan." Lendra menaik turunkan alisnya.

"So tau lo." Rendy menjitak kepala adiknya.

"Sudah sudah, Lendra kalo kamu mau jalan silahkan tapi ingat jangan pulang malem malem, apalagi kamu bawa anak orang." ingat mamah Lendra.

"Siap mah, Lendra pamit yah, Asalmualaikum."

*****
Mobil Lendra memasuki pelataran rumah milik keluarga Shidqi.

Dengan langkah santai Lendra memasuki rumah Shidqi, tapi tak lupa ia memijit bel terlebih dahulu.

Seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah asissten rumah tangga Shidqi, menyambut kedatangan Lendra.

Best CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang