Masih tentang langit yang jadi objek kecintaanku.
kala itu, sepi dalam ramai ku tak jadi penghalang senyum sembunyi membaca deretan huruf yang kau rangkai seindah bunga. rangkaian kata yang lama tak ku baca atas dasar kata 'jaga' antara kita. meski akhirnya kita akhiri dengan pertengkaran kecil yang memang rutin terjadi, ulah ku yang membuat mu harus meminta maaf berulang kali.Maghrib yang tak biasa, yang ku kira sudah berakhir ternyata kamu melanjutkannya dengan 'candaan serius' yang tak biasa. kita sambut malam dengan perbincangan mengenai impian yang ingin segera kita wujudkan, tentang rencana indah kita yang sedang berusaha kamu realisasikan. eh apa secepat itu sudah kembali berbaikan?
lalu panggilan "mbak" sebagai tukang rujak yang mengakhiri pamitmu. itu menyebalkan! tapi tak apa...
entah kenapa, malam jadi lebih panjang dari biasanya. aku terbangun berulang kali mengecek ponsel pun tak hanya sekali. tapi tiba mu juga tak ada konfirmasi.
hingga pagi ponselku berdering tak henti. pertama kata yang kulihat "innalillahi". dadaku sesak sebelum tau yang terjadi. ternyata benar, dugaanku tepat tak salah lagi.
mendung. kemudian hujan tak terbendung. limpah air maha dahsyat mengalir, kamar ku kebanjiran. tidak-tidak bukan dari langit kecintaan ku, tapi dari manik coklat yang lebih kamu mengerti bahasanya dari pada ucapku.
kamu mengingkari janjimu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Takdir
SpiritualKarna seseorang yang datang dan pergi dalam hidup bukan lah sekedar kebetulan. semua permainan takdir. maka nikmati dan belajar lah bersama nya.