aku menyaksikannya dengan sangat nyata. sejak kamu terbaring koma tak berdaya.
Tuan, apa itu? kedua tangan mu di gapit kayu.
selang mengalirkan cairan melalui kakimu
dan itu? besar sekali kalung yang melingkar di lehermu? ah karna kamu takkan melanggar perintah Rosulmu ku yakin itu bukan kalung emas kan? iya itu bukan emas. lalu apa?
dan satu lagi, kamu seperti bayi besar sekarang, berbaring dengan 'Dot mainan' yang tak lepas dari bibirmu. iya kah? kenapa kamu jadi nampak manja tak sedewasa biasanya? tapi kenapa dot itu mengeluarkan busa?sejak tadi aku memperhatikan mu dari jauh, aku tak berani mendekat ada abi dan kakakmu yang senantiasa berjaga di sebelah mu. mereka menangis juga? ah ku kira hanya aku yang cengeng seperti katamu.
Tuan, kini giliran aku yang mereka persilakan mendeket kesebelahmu. aku terpaku. ini kali pertamanya aku memandangmu dengan sangat lekat. ya ini pertama kalinya.
ternyata wajah mu banyak berubah dalam hitungan jam, padahal senja kemarin kita baru saja bertemu, kamu dengan senyum penuh pesonamu yang selalu berhasil menarik bibirku juga untuk ikut tersenyum. senyum yang selalu membuatku cemburu karna begitu banyak gadis yang tersihir oleh keramah tamahanmu.
tapi sekarang kamu hanya diam, tak juga kunjung tersenyum apalagi menyapaku.
keningmu tergores, pipi mu terluka. mata mu terbuka, tapi kosong menatap ke langit kamar putih ini. menurutku itu biasa karna kamu memang begitu saat tertidur. iya aku pernah melihatmu saat tertidur di kursi malam itu saat yang lain sibuk dengan deadline kita. kemudian kamu terbangun dengan wajah bersalah. aku masih ingat itu, bagaimana bisa lupa saat itu aku yang sedang cemburu(lagi-lagi). tapi kali ini kamu benar-benar berbeda. ah ada apa ini? kamu baik-baik saja kan?
aku yakin kamu baik-baik saja makanya aku ingin mengajakmu bicara. aku bisikkan semua yang ingin ku utarakan."Am bangun, aku disini. bangun, aku nungguin kamu. inget masih banyak mimpi-mimpi yang harus kita wujudtin. bangun am. iya ayo kita ke rumah kamu ya. kita laksanain disana. ayok. kamu janji kan gak bakal ninggalin aku? bangun."
matamu terbuka sedikit lebih lebar, bola matamu bergerak kearahku. ya kamu menatapku! AllahuRabbi!! bahagiaku lebih dari sebelumnya, dari tatapan mu yang menurut sahabatku "sok ganteng" itu. tapi kenapa kamu menangis? apa kata-kataku ada yang salah?
kenapa kamu jadi mengerang? kamu ingin mengatakan sesuatu? ah makanya lepas dulu dot palsu itu."Sekarang aku baca AlQur'an ya, kamu simak. kalau ada yang salah langsung koreksi kayak biasanya"
Saat aku mulai membaca kenapa kamu mengerang lebih kencang? ada yang salah ya? ah maaf kamu kan tau tajwidku masih sangat berantakan, tak sebanding dengan indah suaramu. tapi tolong ya dengarkan sampai selesai.
erangan mu semakin kencang, tapi tiap aku bilang "tenang, sabar, istighfar am" kamu jadi lebih baikan. ayolah begini lebih baik kamu mendengarkan aku seperti biasanya. lebih tenang lagi. bude mu kasihan sendirian berusaha meluruskan kakimu yang menendang-nendang.
kamu benar-benar jadi kekanakan hari ini.sudah sejak pagi aku disini, biar sekarang aku pulang dulu ya. setelah ashar aku akan datang lagi. aku ingin sejenak mengistirahatkan mata yang rasanya semakin bengkak saja.
.........
aku menepati janjiku, berdalih mendampingi adik-adik kita yang ingin menemuimu. padahal aku juga rindu.
bagaimana keadaan mu sekarang lebih baik kan pasti?
kau tau? sekarang keluargamu mulai bisa menerima keberadaanku dan meminta aku menemanimu. aku berada di sebelah mu kembali membacakan surat cinta dari sang maha cinta. kamu lagi-lagi meronta. aku merasa bersalah sekarang.
adik lelakimu, yang pernah kau ceritakan padaku terpaku bingung dengan perbincangan kita. dia membantuku mengelap busa yang keluar dari dot mainan itu. keringat mu banjir bandang aku berusaha mengelapnya agar tak memakan korban seperti leluconmu saat yang lalu.aku menengadahkan wajah, kemana adik-adik yang beberapa saat lalu mengelilingi kita? mereka pergi? saat aku menoleh yaaaa Jabbar!! ternyata di belakangku sudah banyak sekali lelaki yang menatap kearah kita bertiga. entah dorongan dari mana aku seketika lari. jika kamu melihatnya aku yakin kamu akan meledekku habis-habisan setelahnya.
sayang, kamu tak lagi bisa melihat segala hal aneh dan tak masuk akal yang ku lakukan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Takdir
SpiritualKarna seseorang yang datang dan pergi dalam hidup bukan lah sekedar kebetulan. semua permainan takdir. maka nikmati dan belajar lah bersama nya.