Sya'ban telah benar-benar pergi
Ramadhan hadir bersama air mata yang terjatuh lirih.
bukan aku tak menyukai kehadirannya, hanya saja dia datang bersamaan dengan sebuah kerinduan.Tuan, rupanya takdir kita hanya bertemu dalam satu Ramadhan. dimana tak pernah ada sapaan kecuali dalam keadaan banyak keperluan.
iya, dulu kamu masih jadi beku yang kupikir tak berperasaan.Ramadhan kedua, harusnya aku tak lagi sendiri tapi sudah kita berdua. nyatanya tidak, Rabb kita punya rencana yang lebih indah dari yang kita kira. aku tetap sendiri dan kamu sudah tak menjalaninya.
ada tetes yang lagi-lagi jatuh saat sujud di tarawih yang pertama.
rindu? tentu saja.
bayangan hari itu belum bisa ku lupa, dimana aku terduduk tak berdaya, menatapmu yang sudah tak lagi bernyawa...Tuan, tadi sahabat baikmu bercerita tentang kisahmu yang ada akunya.
bagaimana tidak? dalam ketiadaan aku semakin di buat jatuh cinta. tentang bagaimana keseriusan yang tak hanya ucapan tapi juga kamu perjuangkan habis-habisan, meskipun saat pergimu hal itu jadi yang mereka ragukan, tapi tidak dengan ku, aku yang selalu percaya dan memang seriusmu terbukti secara nyata, meski takdir belum mengizinkannya. tak apa, pasti ada yang lebih indah di depan sana, jika tak di dunia mungkin kita berjodoh di surga, siapa yang tau?
.
oh ya, malam ini tepat dua bulan kepergianmu kan?
.
.
.
26 mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Takdir
SpiritualKarna seseorang yang datang dan pergi dalam hidup bukan lah sekedar kebetulan. semua permainan takdir. maka nikmati dan belajar lah bersama nya.