tentang kepergian

2.3K 92 1
                                    

Malam itu, aku terbangun seperti biasanya. tapi kali ini lebih awal.
baru satu jam yang lalu aku tertidur sekarang masih pukul satu aku terbangun dengan dada sesak yang tak mampu ku tahan. aku bergegas mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat malam. tangisku pecah. benar-benar kamarku akan banjir bandang.
entah apa yang membuat ku begitu, yang pasti aku mengkhawatirkan kamu.

pesan whatsapp yang ku kirim pada sahabatmu beberapa jam yang lalu baru di balas lebih pukul satu. beritanya membuat tubuhku jadi kaku.

kondisimu semakin mengkhawatirkan, suhu tubuh mu semakin tinggi, dia bilang ada yang tak normal di enzim hatimu, sel darah putih juga meningkat tinggi.

tuan ini sudah malam ke tiga ke tidak sadaranmu, kenapa tak kunjung membaik malah makin mengkhawatirkan ku?

ayo bangun, bukan kah kamu berjanji untuk tidak meninggalkanku? untuk tak membuat ku bersedih? lalu kenapa kamu lakukan ini? kau tau air mata ku sampai mengering karna menangisi mu sejak hari itu. bangun! bukan kah kamu berjanji untuk tak membuat ku menangis? gadis cengengmu takkan pernah mampu jika kau terus begitu.

meski lewat vidiocall aku tetap ingin menemanimu, sayang karna tangisku sahabatmu terpaksa mematikan sambungan itu dengan alasan kamu tak boleh mendengar suara tangis. ah tuan tolong maaf kan aku...
.
pagi terasa sangat lama, aku tak sabar ingin bergegas ketempat mu. aku ingin berada di dekatmu. itu saja.
tuan, pukul delapan pagi beberapa orang mengabariku kamu akan di pindahkan kerumah sakit yang lebih layak. kondisi mu drop. aku takut. entah kenapa hatiku rasanya hancur mendengar berita itu. tanpa berfikir lagi bahkan aku tak mandi langsung bergegas menuju kearahmu.

aku tiba disana, dadamu naik turun kesulitan bernafas. banyak benda-benda bundar yang di tempelkan di dadamu. dot mainan itu juga belum kamu lepaskan.

tuan, kau masih bisa mendengar tilawahku yang tak seindah kamu ini kan? iya aku yakin kamu masih mendengarnya meski tak bisa kembali mengoreksi seperti biasanya.

aku sedang tersedu saat beberapa laki-laki dengan seragam datang kearahmu. entah apa yang mereka lakukan dengan besi serta selang-selang yang di paksa masuk kedalam mulutmu.

dalam ketidak sadaran, kamu mengerang kesakitan meronta minta di lepaskan.
sabar. itu kan yang selalu kamu ucapkan? iya aku harap saat itu kamu dapat sedikit bersabar semoga besi-besi mengerikan itu bisa membantumu untuk segera sadar.

kamu benar-benar meronta tak terkendali, aku tau itu pasti benar-benar menyakitimu. tapi tak ada yang bisa ku lakukan hanya tangis dan merapalkan do'a dari jarak tiga meter.
kakak mu mendampingi mu disana, kau jangan khawatir dia dengan lancar membacakan ayat-ayat suci hafalannya. dia sangat amat menyayangimu jelas terlihat dari tangisnya.
pantas saja kau mengidolakan dia.

saat proses itu selesai kamu di bawa kedalam ruang yang tak boleh aku terus menemanimu di dalamnya, hanya pada waktu tertentu. dan 5 jam lagi aku harus menunggu. tapi tuan tak apa aku akan tetap disini menanti pintu pemisah kita itu terbuka hingga mempersila kan rindu kita bertemu.

entah kenapa kali ini sedih ku teramat berlebihan tangisku tak henti selama berjam-jam.
hanya melihat foto atau mendengar suaramu yang bertebaran tangisku pecah tak tertahankan.

waktu itu tiba, kakak mu memanggil kami yang lama menunggu untuk menemui mu. tapi paman baik hati langsung menyuruhku untuk pertama kali masuk. tak ku sia-siakan kesempatan itu.

kamu masih diam, kali ini lebih menakutkan matamu tak sedikitpun bereaksi seperti kemarin-kemarin. kamu tak lagi menyambut kedatanganku. aku takut. tolong sadar lah, kembali lah tersenyum pada seluruh dunia, aku tak akan lagi melarang mu. ku mohon...

"Am, aku disini. bangun. aku nungguin kamu." tapi sekali lagi tak ada jawaban apapun.

aku membuka Al Qur'an pink yang selalu ku bawa, setelah selama ini aku hanya membacakan surah yasin atau Arrahman kali ini aku membuka surah Al mujadila, surah yang pertama kali kamu bacakan didepan umum saat pertengkaran besar pertama kita.

Cerita TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang