#1 Eve Ozera

2.3K 180 6
                                    

"Huft!"

Seorang gadis berjalan dengan bosan di sepanjang jalan kawasan Sinchon, Seoul. Sudah hampir menjelang tengah malam, kawasan itu tidak terlalu ramai tapi tidak terlalu sepi juga. Toko dan kedai masih buka menerangi kawasan itu.

Gadis itu sesekali berhenti di depan kedai makanan dan melihat orang yang ada di kedai makan dengan lahap, lalu pergi lagi. Tidak ada orang di sekitar yang peduli dengannya ataupun sekedar meliriknya. Dia bernama Eve Ozera.

"Aku tidak bisa pergi terlalu jauh dan hanya bisa berjalan di daerah ini," keluh Eve sambil berjalan pelan.

Sebagian orang sudah mulai memakai jaket musim dingin, sarung tangan dan topi rajut agar tetap hangat diakhir musim gugur dan awal musim dingin ini. Tapi berbeda dengan Eve, ia hanya memakai dress yang sangat tidak mungkin untuk dipakai dicuaca yang mulai dingin ini. Ia tidak bisa merasakan apa-apa, tubuhnya tetap stabil dan ringan. Ia tidak merasakan dingin yang mulai datang menyambut musim dingin.

Eve berhenti lagi di sebuah kedai yang menjual ramyeon (mie khas Korea) tetapi tidak masuk dan hanya berdiri di depan pintu kedai. "Kelihatannya sangat enak. Aish! Sampai kapan aku harus seperti ini lagi? Benar-benar menyebalkan. Sudah enam bulan dan aku masih saja seperti ini."

"Jeogiyo[1], bisakah kau minggir dan tidak berdiri di depan pintu? Kau menghalangi jalan masuk," suara berat dan maskulin terdengar dari belakang Eve.

[1] 저기요 Permisi

Eve tidak mempedulikan suara itu dan masih berdiri di depan pintu kedai.

"Jeogiyo!" panggil orang itu lagi dengan suara lebih keras.

Eve memiringkan kepala dan mengerutkan keningnya, lantas ia berbalik badan dan langsung berhadapan dengan seorang laki-laki yang memakai jaket tebal, sarung tangan, topi dan masker yang menjulang tinggi di hadapannya.

"Bisakah kau menepi dan tidak menghalangi pintu masuk?" tanya laki-laki itu dengan langsung menatap ke mata Eve.

Eve mengerutkan keningnya lebih dalam dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa kau bicara denganku?" tanya Eve dan melihat ke sekeliling. Tidak ada orang yang berada di sekitar mereka, dan juga tidak ada orang yang berada di belakangnya. Jadi bisa dipastikan laki-laki yang ada di hadapannya sedang berbicara dengannya.

"Iya, aku sedang berbicara denganmu. Bisakah kau minggir atau setidaknya berikan celah untukku agar bisa masuk ke kedai?" tanya laki-laki itu lagi.

Eve terdiam lebih lama dan menatap mata besar laki-laki itu, ia mengerutkan kening lalu matanya melebar.

"Apa... kau bisa melihatku?"

Sekarang giliran laki-laki yang ada di hadapan Eve mengerutkan kening. "Tentu saja aku bisa melihatmu. Bisakah kau minggir?" tanya laki-laki mulai tidak sabaran.

Eve menatap laki-laki itu dengan kaget, heran, dan bingung menjadi satu. Karena Eve tidak beranjak dari tempatnya, laki-laki itu mendecak kesal lalu pergi dari sana.

"Tunggu!" Eve mengejar laki-laki itu dan mulai berjalan di sampingnya.

"Apa kau serius bisa melihatku?" tanya Eve lagi. Kali ini laki-laki itu tidak menjawab dan hanya berjalan lurus.

Eve memiringkan kepalanya, "Hei, kau bisa melihatku tidak?"

Eve mengerutkan kening, apa laki-laki itu tidak bisa melihatnya lagi?

Laki-laki itu berbelok dan hendak masuk sebuah kedai, Eve langsung menghadangnya. "Kau bisa melihatku tidak?" tanya Eve lagi.

Laki-laki itu mengeluarkan ipod dari sakunya dan menekan tombol Pause.

"Apa lagi? Kau mengikutiku sampai sini?" tanya laki-laki itu dengan heran.

"Kau bisa melihatku tidak?" Eve mengulangi pertanyaannya.

"Tentu saja aku bisa melihatmu, minggirlah. Aku sangat lapar sekarang!" Laki-laki itu mendorong Eve dengan pelan ke samping lalu masuk ke kedai itu.

Kali ini Eve benar-benar kaget bukan main. Apa baru saja laki-laki itu mendorongnya? Apa laki-laki itu baru saja menepikannya? Apa laki-laki itu baru saja... menyentuhnya? Eve menyusul laki-laki itu ke dalam kedai, laki-laki itu duduk di tempat paling pojok dan ia melepaskan maskernya.

Eve duduk di depan laki-laki itu dan kali ini ia terkejut lagi, "Tunggu! Kau... member EXO... Chanyeol?"

Tentu saja Eve mengenal orang ini. Perawat rumah sakit suka sekali menonton acara musik ketika grup mereka tampil dan selalu berbicara tentang bagaimana hebatnya mereka saat sesama perawat sedang senggang. Orang yang ketika menyanyi dapat menghanyutkan penonton dengan suaranya yang berat dan serak. Orang yang mempunyai basis penggemar yang sangat besar di seluruh dunia baik penggemar solo maupun penggemar grup.

Laki-laki di depannya langsung mendongak dan melihat Eve dengan datar. "Ya ini aku, kenapa kau mengikutiku kesini? Moodku sedang tidak baik dan aku hanya ingin makan dengan tenang. Jika kau ingin tanda tangan atau foto, maaf aku tidak bisa memberikannya hari ini." Chanyeol lalu mulai memejamkan matanya dan melipat tangannya.

Eve berpikir sebentar, lalu ia pun mulai bangkit dan memberanikan diri menyentuh laki-laki yang ada di depannya. Tangannya terulur ke Chanyeol dengan perlahan-lahan, telapak tangannya menyentuh pipi Chanyeol.

Chanyeol langsung tersentak dan membukakan matanya, terkejut. "Apa yang kau lakukan?"

Seorang pria paruh baya datang membawakan semangkuk ramyeon dan meletakkannya di meja Chanyeol. "Ada apa?" tanya pria itu.

"Tidak, tidak apa-apa. Terima kasih," kata Chanyeol. Pria paruh baya itu menatap Chanyeol sebentar sambil mengerutkan kening lalu mengangguk dan pergi.

"Apa yang kau lakukan?" Chanyeol mengerutkan keningnya tidak senang kepada Eve yang ada di hadapannya.

"Apa kau benar-benar bisa melihatku?" tanya Eve dengan serius. Matanya yang berwarna Hazel menatap langsung ke mata Chanyeol yang berwarna coklat.

"Kau sudah bertanya lima kali dan ini yang ke enam. Ya, aku bisa melihatmu. Puas?!"

"Apa kau bisa merasakan sentuhanku tadi?" tanya Eve lagi dan mengabaikan pertanyaan Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas lalu mengangguk dengan malas. Ia langsung menyantap ramyeon yang ada di hadapannya, berusaha untuk mengabaikan Eve lagi.

"Kau serius?" tanya Eve lagi.

Chanyeol berhenti makan, dan menatap Eve dengan kesal. "Aku serius, memangnya ada apa? Tidak bisakah kau membiarkanku makan dengan tenang?"

Eve menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Bukan begitu. Ini sangat aneh. Lihat aku," kata Eve lalu berjalan ke tengah kedai.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol dengan bingung.

Eve menatap Chanyeol sebentar, lalu ia menarik nafas dan mulai berteriak.

----------

HALO guys!!👋👋
Ini nih cerita barunya (cerita ke-dua) tentang Chanyeol sesuai dengan yang direquest. Thankyou yaa atas requestnya~

Silahkan menikmati ceritanya, kritik dan saran sangat membantu untuk penulis amatir ini, hihihi💞💞

LadyS-

Baca juga: Xiumin's Guardian (1st story)

Please support with comment and vote :):):) xoxo

-

-

-

To Be Continue

Revised 06/11/22

Hai, teman-teman... Kembali lagi dengan cerita yang sudah direvisi ini.

Seperti biasanya, jalan ceritanya tidak akan diubah, hanya menambah beberapa detail, memperbaiki tata bahasa, tanda baca, dan lain-lain.

Selamat membaca [kembali]. Please enjoy~!

With love,
LadyS-

Chanyeol's Eye [REVISED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang