"Turunkan aku," bisik Eve. Lehernya sudah tidak terasa tercekik lagi, tapi ia masih kesulitan bernafas.
Chanyeol memelankan larinya dan berhenti di depan pintu rumah sakit, ia menurunkan Eve dan terengah-engah.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol sambil mengatur nafasnya.
Eve memegang dadanya, ia masih sulit bernafas sekarang. Melihat hal itu, Chanyeol langsung membawanya masuk rumah sakit dan menuju ruang ICU tempat ia dirawat.
***
Seperti hari-hari biasa, Eve selalu jalan-jalan di daerah Sinchon karena daerah itu paling dekat dengan rumah sakitnya. Eve belum pernah coba pergi terlalu jauh karena ingin selalu dekat dengan raganya yang masih terbaring di rumah sakit.
Tiba-tiba ia merasa sulit bernafas, ia tidak pernah mengalami hal seperti ini dan ini baru pertama kalinya. ia mencoba berjalan kembali ke arah rumah sakit tapi rasa tercekik di lehernya membuatnya tidak bisa bernafas. Ia berjalan lebih pelan lagi dan akhirnya tersungkur di tanah.
Sakit, tidak bisa bernafas, sesak, matanya berair dan pandangannya mulai kabur. Eve tidak bisa meminta tolong karena percuma saja, toh, tidak ada yang bisa melihat dan mendengarnya.
Wajah ayah dan ibunya, kakek neneknya, kakaknya, terakhir wajah Yook-Jin dan Hye-Jin mulai terlihat di pikirannya. Kilas balik tentang kehidupannya satu persatu muncul, kenangan masa kecil, kebahagiaan antara sahabat dan orang yang dicintainya, rasa sakit atas pengkhianatan mulai menghantam Eve.
Disaat Eve berpikir dirinya sudah hampir mati karena kesakitan dan tidak bisa bernafas, tiba-tiba seseorang menyentuhnya. Eve mendongak dan melihat seorang laki-laki yang memakai masker.
Eve sudah tahu siapa orang itu tanpa harus bertanya. Dengan susah payah Eve meminta untuk segera dibawa ke rumah sakit dan Chanyeol pun langsung menggendongnya tanpa ragu dan lari dengan kencang menembus malam yang dingin.
***
Seorang berlari keluar dari ruang ICU menabrak Chanyeol yang baru saja sampai di depan ruang ICU. Tanpa berkata apa-apa orang itu langsung berlari lagi. Beberapa perawat laki-laki terlihat mengejarnya.
Chanyeol hanya melihat sekilas lalu ia masuk ke ruangan ICU sambil menggenggam tangan Eve yang hangat.
Ia berjalan menuju ranjang Eve yang paling ujung dan melihat seorang dokter yang baru selesai memeriksa Eve dan seorang perawat memasang kembali masker oksigen, seketika itu pula Eve yang ada di sampingnya bisa bernafas lega.
Chanyeol menatap ke arah Eve yang di sampingnya, lalu ke Eve yang berbaring di tempat tidur dan dokter yang ada di sana.
"Dokter Kim," panggil Eve.
"Apa yang terjadi?" tanya Chanyeol kepada dokter Kim.
"Anda siapanya pasien?" tanya balik dokter Kim.
Chanyeol berpikir cepat, "Ah, saya saudara pasien. Bisa beritahu apa yang terjadi?"
Dokter Kim mengerutkan kening sebentar sambil melihat Chanyeol dengan tatapan ragu, tapi akhirnya dokter Kim mengangguk. "Seseorang masuk kemari dan mencekik pasien ini," papar dokter Kim.
Chanyeol tersentak, "Apa?! Men-mencekiknya?"
Eve yang ada di sampingnya juga terkejut dan melihat ke arah tubuhnya yang sedang terbaring di tempat tidur.
"Bagaimana kondisinya sekarang? Apa dia akan baik-baik saja? Tidak ada hal buruk yang terjadi bukan?" tanya Chanyeol.
Eve tertegun mendengar perkataan Chanyeol. Chanyeol terdengar sangat khawatir dengannya. Dan juga, Chanyeol masih belum melepaskan genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol's Eye [REVISED✓]
FanfictionBagaimana rasanya tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain? Sebuah anugerahkah? Atau malah sebuah musibah? Musim dingin sudah hampir tiba, Chanyeol berjalan menelusuri kawasan Sinchon. Suasana hatinya sedang buruk saat itu dan se...