#11 Tidak Boleh

933 114 5
                                    

Dokter Kim berjalan ke sisi tepi tempat tidur lalu menatap Eve dengan lembut.

"Aku minta maaf," lirih dokter Kim. "Aku minta maaf untuk semuanya. Cepatlah bangun, ada orang yang mengharapkanmu untuk bangun walaupun ada yang mengharapkan sebaliknya."

Jari telunjuk Eve bergerak, pertama bergerak pelan lalu semakin cepat. Matanya yang menutup itu bergerak di balik kelopak mata.

"Eve?" panggil dokter Kim dan langsung memeriksa Eve.

Tangan Eve mulai mengepal dan membuka, matanya bergerak semakin cepat di balik kelopak matanya. Dan kelopak mata itu perlahan-lahan terbuka.

Eve membuka matanya. Apa ia sudah bangun sekarang? Ia menatap ke sekelilingnya, lalu melihat sepasang mata sedang menatapnya.

"Eve? Kau bisa mendengarku?" tanya dokter Kim.

Eve mengangguk pelan, lalu mengangkat tangannya. Ringan, itulah yang dirasakan Eve.

Apa ini? Apa ia belum bangun? Eve mencoba untuk duduk dan dengan gampangnya ia sudah duduk di tempat tidurnya.

Suara tersentak membuat Eve menolehkan kepalanya ke arah dokter Kim.

Dokter Kim sedang menatapnya lalu menatap ke arah lain. Eve mengikuti pandangan dokter Kim dan menemukan raganya masih terbaring di tempat tidur.

"Dokter?" panggil Eve lagi.

Dokter Kim menjadi salah tingkah dan tidak menghiraukan Eve, ia mengecek kondisi tubuh Eve.

"Dokter, aku tahu kau bisa mendengarku," kata Eve.

Tangan dokter Kim berhenti di udara.

Eve mulai gugup, "Dokter, lihat aku."

Akhirnya dokter Kim memalingkan wajahnya menghadap Eve.

Mata Eve melebar, ia bertanya dengan tidak percaya, "Dokter bisa melihatku?"

"Ya."

"Sejak... kapan?"

Dokter Kim hanya diam dan tidak menjawab.

"Sejak kapan, dok? Jawab aku!"

"Sejak pertama kali kau dibawa ke rumah sakit," jawab dokter Kim.

Kali ini giliran Eve yang tersentak.

"Kenapa dokter tidak pernah menunjukkannya?" tanya Eve dengan tidak percaya. Matanya mulai memanas. Selama enam bulan ia sendirian dan kesepian, mengira bahwa tidak ada yang bisa mendengarnya maupun melihatnya. Tapi kenyataannya ada seseorang yang bisa melihatnya dengan jelas.

"Maafkan aku," lirih dokter Kim.

Eve hanya menatap dokter Kim, lalu ia turun dari tempat tidurnya dan keluar dari ruang ICU.

***

"Benar-benar mengesalkan. Jadi kemarin dugaanku benar ketika dokter Kim langsung melihat ke mataku!" gerutu Eve sepanjang koridor rumah sakit.

"Tapi sudah berapa lama aku tidak sadar? Dan kenapa aku tidak melihat Chanyeol, ya? Apa dia mengira aku sudah mati?" gumam Eve pelan. "Tapi sepertinya aku mendengar suaranya kemarin. Tapi kenapa ia tidak ada, ya?" tanya Eve kepada dirinya sendiri.

Eve berjalan keluar rumah sakit, lalu pergi ke daerah Sinchon.

Salju sudah mulai turun, toko dan kedai-kedai sudah menghiasi tempat mereka menjadi nuansa Natal. Sinchon sangat ramai malam ini, orang-orang datang untuk sekedar minum, ada juga yang datang untuk membeli aksesoris dan pernak-pernik untuk Natal. Ada juga yang datang hanya untuk menikmati dinginnya musim dingin dan salju yang turun.

Chanyeol's Eye [REVISED✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang