"Bagaimana keadaannya, dok?" tanya Chanyeol kepada dokter yang memeriksa Eve.
"Kami baru saja menjahit bibir pasien, bibirnya robek cukup besar. Dan gendang telinganya juga robek, tapi kami sudah melakukan penambalan gendang telinga agar jaringannya kembali tumbuh menutupi lubang. Selama masa penyembuhan, telinganya harus dalam kondisi kering."
"Baik aku akan mengingatnya. Terima kasih, dok." Chanyeol membungkuk.
Dokter itu pun mengangguk lalu berjalan pergi.
Baru saja Chanyeol ingin membuka pintu tempat Eve dirawat, dokter Kim dan Yook-Jin datang menghampiri Chanyeol.
"Chanyeol-ssi, bagaimana Eve?" tanya dokter Kim.
"Gendang telinganya pecah, tapi sudah ditangani oleh dokter, bibirnya juga dijahit karena robek." Melihat Yook-Jin berdiri di belakang dokter Kim, mata Chanyeol melotot marah. "Dan kau, mengapa kau ada di sini?!"
"Harusnya aku yang bertanya kenapa kau ada di sini, kau bukan siapa-siapanya Eve!" balas Yook-Jin.
Tangan Chanyeol mulai mengepal, ia hendak membalas perkataan Yook-Jin, tapi dokter Kim sudah menyelanya, "Jaga ucapanmu, Yook-Jin!"
"Tidakkah kau lihat, hyeong? Dia memukulku!" Yook-Jin menunjuk bibirnya yang bengkak dan terluka dengan bekas darah yang sudah mengering.
Chanyeol menatapnya marah, "Itu sebagai balasan karena kau sudah memukul Eve, luka itu tidak seberapa dengan yang diterima Eve." Chanyeol mengepal dengan kuat sampai buku-buku jarinya memutih. Tapi ia berusaha menahan diri agar tidak boleh lepas kendali lagi di sini jika tidak ingin mendapatkan masalah.
"Kau bukan siapa-siapanya Eve. Dan kau tidak berhak berkata begitu padaku. Aku ini pacarnya!" bentak Yook-Jin.
"Ralat, mantan pacarnya yang sudah menghamili sahabatnya sendiri," jawab Chanyeol dengan dingin.
"Kau..." Yook-Jin maju hendak menerjang Chanyeol.
"Sudah cukup Yook-Jin, Chanyeol-ssi!" seru dokter Kim sambil merentangkan tangannya di antara Yook-Jin dan Chanyeol. Dokter Kim berbalik menghadap adiknya lalu memegang bahunya, "Apa kau lupa apa yang kukatakan tadi? Apa semuanya hanya omong kosong bagimu? Jaga sikapmu, harusnya kau sadar dengan perbuatanmu, bukan menyalahkan orang lain, Yook-Jin ah. Kau berkata masih mencintai Eve, tapi sekarang apa yang terjadi? Kau melukainya." Dokter Kim menatap Yook-Jin dengan marah bercampur sedih dan kecewa.
Mata Yook-Jin perlahan-lahan mulai fokus pada dokter Kim. Sepertinya perkataan dokter Kim barusan menyadarkan Yook-Jin. Ia terpaku sekarang, mencerna apa yang dikatakan Hyeong-nya.
"Pulanglah, kembali pada Hye-Jin. Ia sangat mencintaimu, Yook-Jin ah. Walaupun kau tidak mencintainya, bertanggung jawablah atas apa yang telah kau lakukan. Kau merenggut semua darinya membuat ia menjadi wanita yang tidak bisa menerima dirinya sendiri lagi. Tebuslah kesalahanmu dengan tidak menyakiti wanita lagi."
"Hyeong... a-aku..." Yook-Jin terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa sekarang. Ia tidak pernah sekalipun melihat Eve di rumah sakit, atau sekedar menanyakan kabarnya karena saat itu Hye-Jin sedang hamil. Jadi, ia merawat Hye-Jin dengan hati-hati, tidak pernah menyinggung nama Eve karena Hye-Jin menjadi sangat sensitif. Selama ini ia berpikir bahwa kondisi Eve baik-baik saja dan sudah keluar dari rumah sakit setelah melewati masa pemulihan operasi pertamanya. Ia tidak tahu bahwa Eve koma dalam waktu yang lama sampai harus dioperasi berulang kali.
Akhirnya dengan perlahan, Yook-Jin berjalan mendekati pintu ruang tempat Eve dirawat. Yook-Jin mengangkat tangannya ke gagang pintu, tetapi tangannya dicekal oleh Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chanyeol's Eye [REVISED✓]
FanfictionBagaimana rasanya tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain? Sebuah anugerahkah? Atau malah sebuah musibah? Musim dingin sudah hampir tiba, Chanyeol berjalan menelusuri kawasan Sinchon. Suasana hatinya sedang buruk saat itu dan se...