"Woi!" Lamunan Risya terhenti saat Robert berteriak di depan wajahnya.
"Apa-apaan lo bang! Bau banget tuh mulut," Teriak Risya tak kalah kerasnya.
Hampir membuat sebagian orang menoleh ke arah keduanya dengan berbagai tatapan.
Robert hanya mengernyit jijik, "ih adek gue cerewet amat dah."
Lalu dengan segera, Robert menarik tangan Risya untuk memasuki toko pakaian yang terbilang besar dan ternama.
Risya mengernyit bingung, yang di temukan di toko ini bukan sekedar baju biasa, melainkan gaun yang sangat bagus dan mahal.
Robert sibuk mencari gaun-gaun untuk Clarisa-kekasihnya. Sedangkan Risya hanya melihatnya saja tanpa mau menyentuh gaun-gaun tersebut.
Robert menoleh sekilas ke arah Risya. "Bantuin cari bego."
Risya membelalakkan matanya. "Yang mau ultah siapa yang sibuk siapa. Yang pacarnya kan elu kenapa gue yang ribet dah," ujar Risya dengan ketus.
Robert menatap adiknya dengan malas. "Gue ngajak lo kesini untuk bantuin pilih-pilih yang bagus, bukan diem kayak anak bego gitu. Kalo lo diam aja kayak gini ngapain lo ngikut," jelas Robert.
"Nanti deh gue beliin lu baju. Tapi gak disini ya, terlalu mahal buat lo. Gak pantes," ucap Robert seraya tersenyum manis.
Dengan terpaksa Risya melangkahkan kakinya untuk ikut mencari gaun yang bagus. Selang beberapa menit, Risya menghampiri Robert yang sedang sibuk memilih.
"Bang, gue cuma dapat yang ini," kata Risya menunjukkan gaun berwarna merah cerah di tangan kanan nya. Gaun di atas lutut tanpa lengan di tambah hiasan bunga-bungan menambah kesan elegant.
Mata Robert meneliti gaun itu dengan tatapan kagum dan puas.
"Gue ambil yang ini." Robert langsung merampas gaun itu menuju kasir.
~~~
Di lain dunia, Lauren membawa mobilnya menuju perumahan yang mewah.
Lauren berhenti di salah satu rumah mewah berwarna biru putih. Setelah memarkirkan mobil di depan rumah Khanza, ia turun dan membuka gerbang sebelum akhirnya masuk.
Tingg...tongg...tinggg.....tongg
Tak lama bel di pencet, keluarlah perempuan yang biasa di sapa bi Siti.
"Eh eneng, ada apa ya?" Tanya bi Siti pada Lauren.
Lauren tersenyum. "Khanza nya ada bi?"
Bi Siti bergeser ke samping untuk memberikan ruang pada Lauren agar bisa masuk ke dalam.
"Ada neng di dalam, langsung masuk aja." Dengan santai Lauren menaiki tangga yang masih memakai seragam sekolah dan membawa paper bag di tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.