Part 24

255 10 1
                                    

WARNING THIS IS A REAL STORY!!!

~~~~~~~~~

Di kediaman Risya, Lauren sudah berada di rumah Risya setelah Risya meminta Lauren untuk menginap dengannya. Pasalnya, keluarga Risya akan ke luar kota. Termasuk juga dengan Robert, ia akan mencari tempat kuliah yang ia inginkan.

Sekarang Risya sedang berada di ruang keluarga bersama Lauren dan Caitlyn, Bundanya.

"Bun, bentar lagi bunda berangkat ya?" Tanya Risya. Caitlyn mengangguk seraya meletakan gelas kopi di atas meja.

"Iya, kamu jaga rumah loh. Awas kalo bunda pergi kamu keluyuran. Bunda udah minta Calvin buat ngawasin kamu," jawab Caitlyn. Mendengar itu Risya cemberut.

"Bunda apa-apaan sih! Calvin lagi Calvin lagi kan Risya jenuh bun kalo dia mulu yang jagain Risya. Sekali-kali kek Dapid__ ehh." Risya keceplosan. Kenapa ia bisa menyebut nama David seperti ini ya?

Lauren menaikan kedua alisnya, kaget mendengar nama David di sebut. Ada apa Risya dengan David?

"David?" Ulang Lauren penasaran.

"Siapa lagi David?" Tanya Caitlyn tak kalah penasarannya. Risya kikuk menjawab dua orang ini.

"Gak, maksud Risya gini loh bun, kan Risya bosen tau di awasin Calvin mulu. Udah tuh orang nyebelin abis, makanya Risya mah maunya ganti, David kek. Ato gak kan ada bang Ryan, bang Thomas juga. Masa gak ada makhluk lagi selain Calvin." Kesal Risya. "Ah bunda mah gak seru."

Caitlyn tertawa mendengar anak nya berbicara panjang lebar. "Udah ah kamu tuh jaga mulut. Perempuan kok ngomongnya gak di jeda sih."

Lauren tertawa pelan yang membuat Risya mengerucutkan mulutnya.

"Eh bunda tau ga?" Caitlyn menggeleng. "Belum selesai Risya ngomong, leher Risya tuh yang sebelah kiri gak bisa di putar gitu. Sakit tau bun." Cerita Risya sambil mencoba menengok ke kiri namun sakit.

"Ih kamu tuh salah bantal itu." Terang Caitlyn. "Makanyaa bunda kan udah bilang kalo salah bantal tuh, bantalnya di jemur."

Risya mengernyit, "ew, bunda mah masih sangkut pautin ama mitos. Gak boleh tau bun musyrik!"

Lauren tertawa pelan. Kemudian, datanglah Robert dari tangga.

"Widihhh bunda gue cantik bener kayak panci penggorengan noh blush on nya. Hahaha" Risya tertawa kencang. Caitlyn melihat Robert dengan horor.

"Robert! Gak bunda daftarin ya kuliah kamu?!" Ancamnya. Robert mencium kening Caitlyn. "Ampun bunda, bunda mah cantik selalu, gak ada tandingannya."

"Makanya bun kalo mau cantik terus harus tambahin uang bulanan Robert." Sambungnya seraya duduk di sebelah Lauren.

"Itu sih maunya lo aja." Ucap Risya tak terima. "Tapi Risya aja bun yang di kasih tambahan. Yagak bun?"

Caitlyn menggeleng melihat kedua anaknya jailnya sama aja. "Gak ada tambahan. Ini muji gak ikhlas ya, yaudah bunda kurangin dua-dua nya mau?"

Risya dan Robert saling melotot. "Jangan dong bun, ini aja kurang malah mau di kurangin lagi." Protes Risya

"Iyaa, buat ngapelin Claris aja gak cukup masa di kurangin sih bun." Sambung Robert sama tak terima.

Lauren tersenyum sekilas melihat pemandangan ini. Ia merasa sedikit iri dengan keluarga Clowbert yang bisa di lihat bagaimana saling bercanda satu sama lain.

"Udah ah bentar lagi kita telat loh ini. Pesawat aja udah mau terbang nih bun, ayok!" Ajak Robert seraya berdiri.

"Gue duluan ya. Lo jagain adek gue di rumah ya, Ren. Kalo dia macam-macam ikat aja di belakang rumah biar kapok." Robert mengusap lembut rambut Lauren.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang