Olivia in mulmed
~~~~~~~~~~~~~
"Liat pembalasan gue CALVIN!" Dengan segera Lauren pergi mencari toilet mana yang terkunci. Sebenarnya ia tidak perlu repot-repot untuk hal seperti ini, namun entah kenapa ia tidak bisa melihat Calvin terus-terusan membully.Sepeninggalan Lauren, Calvin bangkit dan membenarkan duduknya. Ia melihat sekeliling untuk menemukan dua temannya yang kabur.
"Dasar temen. Tiba gue susah aja di tinggal tapi kalo butuhnya banyak baru nyari gue. Di kira gue supermarket apa!" Dumel Calvin seraya memegang pantatnya yang sakit akibat dorongan Lauren yang kuat.
Seketika Calvin tersenyum mengingat kejadian barusan, "lo galak terus jahat, tapi lo lucu kalo lagi marah-marah."
Calvin terkekeh pelan seraya membayangkan wajah judes Lauren. Namun, tak sengaja saat David hendak menghampiri laki-laki itu, David mendengar pembicaraan Calvin yang konyol. "Idihh ini orang kesambet apa bagaimana dah. Orang galak di bilang lucu? Nih anak makan micin nih ampe begini."
Davin langsung duduk seraya menepuk punggung Calvin dengan keras membuat lelaki itu terkejut dan mengerutkan keningnya dalam. "Ish lo apaan sih! Ga punya mulut ampe ngucap salam aja kagak bisa?"
Davin tertawa, "assalamualaikum"
"Waalaikumsayang Dapit kuu." Jawabnya dengan ngaco. David mengernyit jijik, "idih gue sih normal, makanya lo jauh-jauh dari hal terlarang biar ga jomblo lagi."
Calvin langsung memandang David dengan tajam. "Lo tuh yang jauh-jauh dari gue biar ga di sangka babu gue."
"Najis banget elah. Btw nih, lo lagi ngomong ama tembok?" Tanya David sambil memandang Calvin.
Calvin langsung melihat tembok di belakang punggungnya, "iyakali gue ngomong ama beginian. Ngapa sih emang?"
"Gue denger lo ngomong tadi tapi gatau ama siapa. Gue baru denger juga kalo ada ya orang galak tapi lucu?" Tanya David yang membuat Calvin tertawa melihat wajah David yang kepo super.
"Idihh kepo bet idup lo. Ngefans ama gue bilang aja gausah kepo ama hidup gue." Kemudian Calvin pun berdiri dan menepuk bahu David pelan. "Udah ya gue mau mencari mangsa."
David menggelengkan kepalanya, "tuh orang hobinya ngebully ama kena skors. Eh walaupun gue juga begitu sih." David menertawakan dirinya sendiri.
~~~~~~~~~~
Lauren akhirnya menemukan toilet dimana toilet itu terkunci. Namun, seorang perempuan menghampirinya, yaitu Khanza.
"Ren, lo di cariin sama Brandon. Rapat udah mau di mulai katanya." Lauren yang hampir mengeluarkan kuncinya langsung menghentikan aksinya.
"Ini." Ucapnya sambil memberikan kuncinya kepada Khanza. "Ada orang di dalam."
Kemudian Lauren pergi dengan setengah berlari, ia sudah telat jika begini. Khanza pun akhirnya memasukan kuncinya ke lubang pintu. Alhasil, pintunya terbuka dan Khanza mendengar seorang perempuan yang sedanh berteriak minta tolong.
Kemudian Khanza membuka pintu itu dan terdapat Olivia yang langsung memeluk tubuhnya. "Makasih kak, makasihh. Aku gatau kalo gaada kakak gimana." Khanza bingung, dan akhirnya ia mendorong bahu Olivia menjauh untuk dapat ia lihat siapa yang terkunci di sini.
"Lo anak apa?" Tanya Khanza sambil memperhatikan wajah Olivia yang merah dan berkeringat. "Aku Olivia kak, dari anak IPA kelas 10."
"Olivia? Kok lo bisa di sini?" Tanya Khanza sambil menuntun Olivia untuk keluar dari ruangan yang lama-lama panas tersebut.
Olivia mengatur napasnya sambil menunduk. "Aku terkunci kak. Tapi makasih udah nolongin aku kak." Ucap Olivia dengan meremas tangannya akibat gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.