Part 27

321 12 4
                                    

Lauren's Daddy in mulmed❤️ (James Corneywold)

~~~~~~~~~~~~~~
"Mau kemana lo?" Tanya Robert kepada Thomas yang sudah berdiri dari duduknya.

Malam ini Robert bersama Claris serta Thomas bersama Astrid sengaja bertemu sehabis nonton film. Tak sengaja awalnya mereka berada di satu mall yang sama.

"Biasa, nganterin dia balik abis tuh gue yang balik." Ujarnya seraya menunjuk Astrid yang masih duduk di bangkunya.

"Yaudah, gue juga mau balik. Malesin banget dah baru juga duduk. Yuk, Ris?" Ucapnya seraya berdiri dan meraih jaketnya. Di ikuti oleh Claris yang juga bersedia ikut dengan Robert.

Kedua pasangan tersebut akhirnya pergi dan sebelumnya mereka bertos sebelum meninggalkan cafe tersebut.

Claris dan Robert berhenti setelah menemukan mobilnya di parkiran. Keduanya masuk dan mulai melaju mengitari jalanan jakarta yang sudah macet. Entah sampai kapan mereka akan berada di mobil? Huft!

"Bert, Cecil di rumah Ryan katanya." Ujar Claris memeberitahu. Robert melirik Claris sekilas sebelum bertanya.

"Ngapain? Kan bokapnya balik." Claris mengengguk sambil tetap melihat ponselnya. "Iyaa, ketemu bokapnya Ryan tau."

Robert menatap Claris dengan bingung. "Ngapain anjir? Mau ngadain lamaran apa gimana?" Ujarnya dengan nada tawa di ujung kalimat. Claris mencubit keras lengan Robert. "Ih gue serius! Lo malah ngajak bercanda. Ngapain coba yakan?"

Claris jelas sangat ingin tahu apa yang di rencanakan James sehingga harus dan sangat perlu bertemu dengan Cecil. Padahal James baru saja pulang dari New York beberapa jam yang lalu dan itu membuat Claris bertanya-tanya.

"Yaudah lah, pikirin aja masa depan kita." Sahut Robert dengan nada serius. Claris mengernyit jijik. "Lo apaan dih geli banget elah!"

Robert mengendus kesal, "lo tuhh merusak suasana. Untung sayang."

~~~~~~~~~~

"Papi mau buat pilihan." Ujarnya dengan tegas. Lauren hanya mendengarkan dengan cuek. Berbeda dengan Cecil yang jantungnya berdetak sangat kencang. Pasalnya ia tidak pernah bertemu secara langsung dengan James. Hanya waktu itu sempat telepon karena James meminta pada Ryan untuk berkenalan dengan Cecil.

"Papi akan buat pilihan. Antara kamu Ryan, atau kamu Lauren. Pindah ke London untuk sekolah di sana." Mata Ryan dan Lauren hampir copot karena mendengar itu. Bagaimana bisa James meminta untuk pindah sekolah tanpa pembahasan keluarga?

Lauren menggeleng cepat. "Lauren gamau! Dan bg Ryan juga gak bakal pindah!"

Cecil terkejut juga mendengarnya. Lalu mengapa ia ikut terlibat di sini?

"Pi, Lauren gak boleh pindah." Ryan bersuara. James menggeleng malas, "papi udah kasih kalian pilihan. Mau kamu atau Lauren yang pindah?"

Ryan berdiri dengan air muka yang emosi, "papi ga bisa seenaknya buat mindahin kita! Buat apa pi hah buat apaa?"

"Mami kamu ada bisnis di sana selama 1 tahun. Kalo papi mungkin masih bisa balik. Papi udah buat keputusan kalo salah satu di antara kalian harus pindah karena papi gak mungkin biarin mami kamu di sana sendiri." Jelas James yang membuat Lauren tersenyum miring.

"Alasan papi tuh gak klise."

"Ryan ga setuju! Udah pi, tutup pembahasan ini dan selesai." Ryan segera menarik tangan Cecil untuk berdiri namun suara James kembali terdengar.

"Oke Ryan! Kamu pilih putusin Cecil atau ikut papi ke London?" Ryan berhenti seketika.

Cecil yang mendengar itu merasakan jantungnya hampir copot. Ia tidak tau apa yang baru saja di dengarnya. Seperti tubuhnya sudah tidak berfungsi lagi sekarang.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang