Cecil in mulmed 💛
"Gue bisa membagi cinta gue buat adek gue dan lo. Kalian punya tempat masing-masing di hati gue" -Ryan
~~~~~~~
Memarkirkan mobilnya di depan rumah berwarna cream, Robert turun dengan terburu-buru.
Langsung saja ia memencet bel dengan kasar sebelum akhirnya perempuan paruh baya keluar.
Robert menyalimi perempuan itu sambil tersenyum.
"Tante, Clarisa nya ada kan?" tanya Robert sambil mengintip ke dalam.
"Barusan aja berangkat sama Cecil. Emang gak bilang sama kamu?" Pertanyaan itu membuat Robert menghela napas panjang.
"Em...Kemarin Robert janji sama Clarisa untuk cari kado buat temennya. Tapi tadi Robert lupa kalo Robert juga ada janji ngumpul sama temen-temen." Jelas Robert yang membuat perempuan itu tersenyum geli.
"Ya ampun. Tadi tante denger sih mereka mau ke rumah Cecil. Tapi gak tau lagi mau kemana. Coba kamu pergi aja ke rumah Cecil." Terangnya yang membuat Robert mengangguk.
Kemudian Robert pamit dan segera pergi menuju rumah Cecil.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Robert telah berhenti di depan rumah Cecil. Seketika senyumnya merekah saat mengetahui mobil Cecil terparkir di tempatnya. Itu artinya, Clarisa ada di dalam bersama dengan Cecil.
Robert berlari kecil masuk ke pekarangan rumah Cecil. Lalu memencet bel dengan cepat.
Saat pintu di buka, menampilkan Cecil yang mengernyit bingung saat di hadapkan oleh Robert di depannya.
"Eh, lo mau ngapain dah di sini?" tanya Cecil.
Robert berdecak. "Ya mau samperin Claris lah, iya kali samperin lo."
"Claris di dalam kan?" tanyanya dengan geram.
"Udah mati Claris nya!" Sekarang yang bersuara bukan Cecil. Melainkan Clarisa yang berteriak dari ruang tamu.
Senyum Robert merekah saat mendengar Clarisa menanggapi ucapannya.
Tanpa basa basi lagi, Robert menyelonong masuk sambil menyenggol bahu Cecil.
"Gue yang punya rumah dia yang masuk duluan. Emang kagak punya sopan santun ya di rumah orang. Dasar!" cibir Cecil sambil menutup pintu rumahnya.
"Dasar! Taunya lo di sini. Udah telepon langsung di matiin, terus pas gue telepon kagak di angkat. Taunya lo di sini," dumel Robert sambil duduk di samping Clarisa.
Clarisa mengernyit bingung. "Ya salah lo lah. Gue nunggu lo taunya lo ngumpul sama temen lo. Kalo kagak bisa kan lo bisa telepon gue, jadi gue gak usah nunggu lo lama-lama. Berasa gue yang ngarep bego!"
"Yee maap. Gimana kita jalan aja ya sekarang?" tanya Robert dengan senyum manis.
Clarisa mendengus pelan, "bentar lagi ngapa." Robert mengangguk pelan.
"Eh, bagi gue minum dong. Haus nih tenggorokan gue, Cil," ujar Robert sambil mengusap tenggorokannya yang haus.
Cecil mendesis, "lo kira gue babu lo apa? Kalo mau ya ambil aja sono sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.