Nila in mulmed💜
~~~~~~~~~~
Hari ini adalah hari pertama sekolah untuk Risya semenjak di rawat di rumah sakit selama 2 hari. Tepat hari Rabu ini ia menginjakan kakinya di sekolah lagi. Rasanya ada yang ia rindukan jika tidak sekolah, walaupun ia selalu cabut pelajaran. Tapi kali ini, Risya berjalan di bantu dengan menggunakan kruk karena kakinya masih dalam tahap pemulihan.
Lauren dan Khanza kebetulan sedang menunggu Risya keluar dari mobil pribadinya. Khanza dan Lauren berpikir bahwa supir pribadi Risya lah yang mengantar Risya ke sekolah. Namun, seseorang keluar dari mobil Risya yang tak lagi asing bagi Khanza dan Lauren. Calvin segera membukakan pintu depan untuk Risya dan membantu Risya untuk keluar dari dalam mobil dengan kruknya. Risya keluar dan alhasil matanya menangkap dua temannya yang memperhatikan dirinya. Ternyata bukan hanya Khanza dan Lauren yang sedang memperhatikan dirinya, namun beberapa murid juga sedang mengamati ia dan Calvin.
Risya mendengar orang-orang berkomentar. "gils gils. udah gue bilang mereka tuh bakalan jadian"
"anjir, mau dong sisain satu kayak calvin"
"bener ya mereka cocok."
"risya beruntung banget elah"
Bukan hanya Risya yang mendengar celotehan para murid kaum hawa tersebut, ada Khanza dan juga Lauren yang mendengarnya. Calvin justru tidak memperdulikan coletehan tersebut.
"Vin, lo lebay banget elah. Gue bisa sendiri keles emang lo pikir gue bocah. Udah lo minggir aja" Komen Risya sambil berusaha melewati Calvin.
"gak! gue udah janji sama nyokap lo buat jagain lo." Calvin tetap membantu Risya untuk berjalan menghampiri Khanza dan Lauren. Sampai di depan keduanya, Risya segera melepaskan tangan Calvin yang berada di bahunya.
"ahhh Risya gue kangen anjir. Gimana kaki lo?" Khanza menyambut kedatangan Risya sambil memeluk sekilas. Risya terseyum, "udah gue baik-baik aja. bentar lagi juga nih kaki princess sembuh." Jawabnya dengan tertawa di ujung kalimat.
"Ayo Sya ke kelas, gue anter. Intinya lo harus berada di pengawasan gue. Gue gak mau lo kenapa napa, okay." Calvin bersuara dengan lantangnya. Risya yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya ke Lauren di sebelah Khanza. Lauren diam tak terkutik, ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan di sini.
"Gue ada temen-temen gue. Gak usah jagain gue terus dong Vin. ah lo mah ga asik, gue pengen bebas keles. Udah lo urusin diri lo sendiri noh. Bocah ingusan aja pun sok banget jagain gue. Udah sono ah" Usir Risya sambil mendorong bahu Calvin agar pergi dari sini.
Khanza melirik ke arah Lauren yang sedang menyaksikan perbincangan Calvin dan Risya. Khanza tidak dapat berbuat apa-apa di saat seperti ini. Tiba-tiba, datang lah Nate yang masih menyampirkan tas di sebelah bahunya. "Hai. kok pada belum masuk kelas?"
Khanza tersenyum, "lo nanyain kita apa cuma fokus ke Lauren nih kak?" Nate tertawa pelan, "gak lah. gue nanyain lo pada."
"belum nih. Nungguin dua orang ini debat. kagak kelar-kelar emang dari tadi" Khanza menjawab sambil menunjuk Risya dan Calvin. Nate mengangguk paham, kemudian pandangannya di alihkan ke Lauren. "Emm, Ren. Mau masuk ke kelas gak? Bareng aja yuk gimana?"
Lauren menatap Nate di sebelahnya, "ehh ohh oke boleh kak." Nate tersenyum kemudian berjalan untuk menuju kelasnya sebelumnya ia mengatakan seuatu terlebih dahulu "duluan ya".
Lauren menatap Khanza, "Za, gue duluan." Kemudian menatap Risya sambil tersenyum tipis "Sya, duluan." Kemudian keduanya berjalan beriringan meninggalkan ketiga orang di tempat. Calvin menatap dua orang yang baru saja pergi meninggalkan mereka. Entah kenapa ia merasa tidak senang dengan perlakuan Nate. Calvin merasa bahwa Lauren tidak mungkin dengan gampangnya seperti ini dengan lelaki. Perasaan Calvin ternyata di rasakan juga oleh kedua teman Lauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.