Yang di mulmed itu Brandon gaes ❤️
"Di saat gue deket sama seseorang, belum tentu gue sayang sama orang itu"
-Brandon~~~~~~~~~
Pagi ini Risya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sambil menggendong tasnya sebelah, ia segera memakai sepatunya.
Sebelumnya ia tidak lupa untuk sarapan bersama keluarganya.
Setelah memakai sepatu, Risya duduk di teras depan rumahnya untuk menunggu abangnya.
Risya merasa kesal pasalnya Robert tidak kunjung keluar.
"Bangg! lama lo Taik. Gue nungguin lu. Nanti kalo gue telat gimana?!" teriak Risya.
Tak lama abangnya muncul sambil menenteng sepatunya. "Pagi-pagi udah teriak-teriak. Kayak di hutan aja lu," Ucap Robert sambil memakai sepatunya.
"Btw, lo kagak berangkat?" tanya Robert.
"Aelah, gue kan dari tadi nungguin lo bego. Ngapain gue teriak-teriak manggil lo kalo kagak nunggu lu," jelas Risya dengan kesalnya.
Robert tergelak, "Ngarep lo! Lagian gue udah telat buat jemput Clarisa. Lo berangkat sama David aja ya. Gue bilangin ntar," ucap Robert seraya berdiri.
"Anjir! Lo jahat bener sama adek sendiri. Lo gue sumpahin putus baru tau rasa lo. Ish! Lo jahat banget sih!" ucapan Risya membuat Robert membelalakkan matanya.
"Lo kalo ngomong kagak di saring. Masa iya do'ain yang jelek-jelek. Udah ah, gue mau berangkat. Dah," ucap Robert yang di detik itu juga pergi dari hadapan Risya.
Risya masih menatap Robert tak percaya. Ia merasa sudah sangat badmood pagi hari ini.
Dengan kesal, Risya duduk untuk menunggu David yang menjemputnya. Akibat abangnya yang bilang bahwa David akan mengantarnya ke sekolah, mau tidak mau ia harus mengikuti.Pasalnya jarak dari rumah Risya menuju sekolah lumayan jauh.
Tak lama menunggu, sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Sebuah kaca mobil di turunkan, menampilkan pemilik mobilnya memanggil nama Risya untuk segera berangkat.
Dengan malas, ia segera menghampiri mobil itu. Lalu ia masuk ke dalam dengan wajah masamnya.
"Tuh muka lu ngapa? kusut bener kayak baju yang belum di setrika," ucap David setelah itu ia tertawa. Membuat Risya menatapnya tajam.
"Ini gara-gara abang gue nyuruh lo untuk jemput gue! Najis sebenarnya, udah buruan jalan!"
David mengernyit, "yang punya mobil kan gue, kenapa lo yang ngatur sih?"
Risya diam menahan amarahnya. Tapi David semakin gencar untuk menggoda Risya yang cemberut.
"Muka lo lucu kalo lagi cemberut gitu. Kayak lagi nahan kentut tau gak," ucap David sambil tertawa.
Risya menoleh dan memberikan tatapan membunuh, "kalo lo gak mau jalan, biar gue aja yang nyetir! Lama lo tai!"
David menghentikan tawanya, lalu ia mulai menjalankan mobilnya menyusuri jalanan Ibu Kota.
Sesampainya mereka di sekolah, David segera memarkirkan mobilnya lalu turun dari mobil.
Risya dengan kesal turun dan menghentakkan pintu mobil itu. Tanpa bilang 'terima kasih', Risya segera berlalu menuju kelasnya.
David yang menyaksikan itu tanpa sadar tersenyum melihat Risya yang menurutnya lucu. Lalu ia berjalan dengan santainya menuju ruang kelas.
Risya melemparkan tasnya di meja, lalu ia duduk. Wajahnya masih kesal sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Teen FictionKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.