'Sayang itu gak harus pacaran, cukup relain dia sama orang lain aja udah termasuk sayang' -Author
~~~~~~~~~
Risya sekarang sudah sampai di sekolah, ia duduk di depan kelasnya seraya menunggu kedatangan Lauren dan Khanza.
Tak lama ia menunggu, dari kejauhan ia melihat Khanza dan Lauren berjalan di koridor. Setelah itu Khanza memasuki kelasnya terlebih dahulu dan Lauren berjalan menuju ke arah Risya.
Risya menghampiri Lauren yang berjalan sangat pelan. Setelah sampai di depan Lauren, Risya nampak meneliti wajah Lauren yang di sangkanya sangat berbeda.
Lauren dengan cepat menundukkan wajahnya ke bawah. Tapi Risya tidak tinggal diam, ia segera mengangkat wajah Lauren kembali. Tau-tau Risya mengernyit menatap Lauren.
"Kenapa sama wajah lo? Kenapa agak lebam gini?" tanya Risya.
Lauren diam, ia tidak ingin menceritakan pada Risya sekarang. Ia takut Risya akan heboh jika sudah mengetahuinya. Dengan santai Lauren menyingkirkan tangan Risya dari wajahnya.
"Gak papa," jawab Lauren.
Risya memandang Lauren dengan curiga, "lo gak bisa bohong. Gue tanya sama lo sekali lagi, lo kenapa?"
Lauren menatap Risya dengan penuh harap, "jangan paksa gue buat cerita sekarang."
Risya mengendus pasrah, "oke gue kasih lo kesempatan untuk nenangin diri dulu. Tapi mau gak mau lo harus cerita sama gue nanti."
Lauren mengangguk lalu masuk ke dalam kelasnya bersama Risya.
Lauren duduk sambil menopang dagunya di atas meja. Pikirannya kosong entah kemana. Sedangkan Risya yang di sampingnya bingung dengan apa yang di pikirkan Lauren.
Mereka hanya diam dalam posisi ini, tak terasa akhirnya bel masuk telah berbunyi. Itu artinya jam pelajaran pertama akan segera berlangsung.
Saat guru ekonomi telah hadir di dalam kelas dan memulai pelajaran untuk hari ini, Lauren tidak fokus apa yang telah di sampaikan oleh gurunya di depan. Tidak ada satu materi pun yang masuk ke dalam otaknya. Hal yang di lakukan Lauren hanya melamun dan melamun.
Sampai ia tidak ingat bahwa di jam pelajaran kedua ia harus berkumpul di ruang OSIS untuk membagikan jadwal ekskul setiap kelasnya.
Lamunan Lauren terhenti saat Risya menggoyang-goyangkan pundaknya dengan gemas. Dengan cepat Lauren mengerjapkan matanya dan menatap ke arah Risya.
"Lo di panggil sama Brandon untuk ke ruang OSIS sekarang. Tuh udah di tunggu sama dia," ucap Risya sambil menunjuk ke arah pintu dengan dagunya.
Lauren melihat di depan pintu kelasnya sudah ada Brandon yang berdiri sambil menatapnya.
Dengan langkah goyah, Lauren berjalan keluar kelas. Sebelumnya, ia sudah meminta izin pada gurunya.
Saat tiba di depan kelas, Brandon tersenyum tapi tidak di hiraukan oleh Lauren.
"Lo kenapa? sampai lo gak inget kalo ada kumpul?" tanya Brandon.
Lauren menggeleng, "gak, lagian gue lupa."
Lalu keduanya segera menuju ke ruang OSIS. Setibanya di sana, mereka mendengarkan apa yang di katakan Brandon. Brandon menyampaikan setiap anggota OSIS harus masuk ke dalam kelas-kelas untuk menyampaikan jadwal dan kartu peserta ekskul.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Fiksi RemajaKisah cinta kami itu rumit, berbelit, dan berbeda dengan kisah cinta pada umumnya.