Part 21

379 22 0
                                    


"Halo tante. Sorry ya Lauren ganggu, tapi Lauren butuh cerita."

Sepulang sekolah Lauren memutuskan untuk pergi dan bertemu dengan Tania, mama Khanza di kantornya. Tampaknya Lauren memang sangat kacau semakin hari.

Kemudian Tania bangkit dari kursi dan menghampiri Lauren yang duduk di sofa. Tania tersenyum, "Kamu mau cerita sama tante?" Tanya Tania dengan lembut. Lauren menatap Tania dan mengangguk.

"kamu perlu cerita apa?" Tanya Tania. Lauren menggelengkan kepalanya, "Lauren gak tau tan harus mulai dari mana. Tante pernah jatuh cinta?" Tania tertawa mendengar Lauren bertanya seperti itu.

"Kalo jatuh cinta seperti kamu saat SMA itu pernah. Gak ada orang yang gak pernah jatuh cinta. Tapi, kamu harus membedakan bagaimana jatuh cinta, rasa suka dan rasa sayang. Semuanya berbeda." Tania tau bahwa Lauren berani cerita seperi ini hanya kepadanya ataupun dengan Thomas.

"Gak ngerti masa." Lauren bingung.

"Gini, saat kamu merasakan suka sama orang karena kamu kagum, itu hal biasa. Atau mungkin karena dia baik sama kamu jadi kamu harus bersikap respect juga sama dia. Nah itu namanya hanya perasaan suka. Tapi kalo kamu kagum sama dia dan menginginkan hal lebih darinya, kayak misalkan kamu takut kehilangan dia makanya kamu gak mau dia milik orang lain. Itu yang di namakan cinta menurut tante, karena cinta itu emang egois." Tania menjelaskan sambil melihat langit-langit. Seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Terus tan, kalo sayang gimana?"

Tania menatap Lauren dengan tersenyum, ia tau Lauren sedang mengalami perasaan yang sudah bisa Tania tebak. "kalo sayang itu menurut tante lebih besar pengorbanan. Dalam perasaan ini, kamu bukan hanya ingin dia menjadi milik kamu, tapi perasaan dimana kamu harus melakukan apa saja supaya dia bahagia. Kenapa? karena di saat seperti ini kamu harus bisa merelakan dia dengan orang lain, jika dia tidak menjadi milik kamu." Lauren mengangguk paham.

"Lauren sedang merasakan salah satu hal dari ketiganya?" Tanya Tania. Lauren menggelengkan kepalanya "gak tau tan. Bingung."

"Kamu kenapa gak cerita sama mami kamu? Maksud tante coba untuk berkomunikasi lagi, mungkin?" Lauren menggidikan bahunya, "Pengen sih tan, tapi gak sekarang."

Tanpa di sadari oleh keduanya, seorang perempuan sedang berdiri di pintu masuk ruangan Tania. Perempuan itu masih menggunakan seragam sekolah seperti Lauren. Ia tidak masuk, melainkan hanya berdiri sambil menatap Lauren dan Tania yang sedang mengobrol sedari tadi.

"Udah cukup gue mendem ini semua!" Setelah mengucapkan kalimat itu, perempuan itu segera berbalik dan pergi meninggalkan ruangan.

Kembali dengan Lauren dan Tania, keduanya masih mengobrol di hal yang sama sebelumnya. "Minggu depan kakak pulang, Lauren males harus berantem terus setiap kak Val pulang."

"kenapa harus berantem? Kamu hanya perlu bersikap baik aja sama Valerie, semuanya gak akan terjadi. Biarkan dia mau berbicara apa yang penting kamu cukup diam dan gak perlu dengerin ucapannya." Lauren mengangguk paham, "insyaallah Lauren coba." Kemudian Lauren berdiri dan mengambil tasnya "Lauren pulang ya tan, sorry ganggu tante kerja."

Tania tersenyum tulus, "tante gak merasa di ganggu, jusru tante seneng Lauren udah dateng dan cerita hari ini. Kalo udah sampai rumah jangan lupa makan, terus mandi. Belajarnya jangan ketinggalan." Lauren mencium tangan Tania sebelum pergi meninggalkan ruangan Tania.

~~~~~~~~~~~~~

Setelah sekiranya berkumpul dan menempatkan diri masing-masing, mereka bukannya belajar bersama, namun yang ada malah melakukan kegiatan masing-masing.

"gini nih, kalo semuanya berkumpul. Yang ada bukan belajar, malah ngobrol, main hp." Celetuk Astrid yang tidur di kaki Claris. Semuanya tertawa mendengar ucapan Astrid.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang