Part 8

1.5K 52 1
                                    



"Gak akan gue biarin seorang pun deketin lo, karna cuma gue yang akan lelehin hati dingin lo" -Nila

~~~~~~~

Hari ini keberuntungan untuk kelas Khanza, pasalnya guru fisika yang mengajar tidak masuk. Sontak suasana kelas menjadi sangat gaduh.

Walaupun Khanza telah memberikan tugas, namun tidak semuanya mengerjakan. Melainkan ada yang bergosip ria, pergi ke kantin, dan ada juga yang di perpustakaan.

Setelah Khanza selesai mengerjakan tugasnya. Ia tidak tinggal diam untuk mencatat anak-anak yang cabut.

Dengan terpaksa ia mencari ke kantin dan perpustakaan. Sampai di kantin, ia hanya mencatat anak-anak yang sedang asik duduk sambil menyantap makanannya.

Lalu Khanza beralih lagi ke perpustakaan. Setelah sampai, ia segera berkeliling untuk menemukan siapa saja di perpustakaan ini.

Setelah di pastikan mencatat semua nama-nama anak muridnya, Khanza melangkahkan kakinya untuk keluar dari perpustakaan.

Namun langkahnya terhenti saat suara seseorang terdengar.

"Khan, lo ngapain di sini?" tanya nya setelah sampai di hadapan Khanza.

"Nyatat siapa aja yang cabut lah," jawabnya sambil menyodorkan sebuah kertas yang tercantum nama-nama anak yang cabut.

"Lah, bukannya kalo ke perpustakaan gak salah ya?" tanyanya lagi.

"Ya salah lah, kan lo semua pada cabut."

"Gak bisa gitu dong, yang penting kita semua udah kerjain tugas!" jawabnya dengan kesal.

"Ya sama aj__" ucapan Khanza terpotong oleh suara laki-laki di sampingnya.

"Gak salah orang cabut ke perpustakaan," ucapnya dengan suara dingin.

Khanza menoleh, betapa terkejutnya ia saat menyadari bahwa yang ada di sampingnya adalah seorang Fadlan.

Khanza tersenyum simpul, "Yauda, gak jadi gue catat," ucap Khanza yang membuat perempuan itu pergi dengan senyum konyol di wajahnya.

Fadlan berbalik, tapi Khanza menghentikannya.

"Emm, lo ngapain di sini?" tanya Khanza gugup.

Fadlan tersenyum geli, "kalo di perpus biasanya ngapain?" tanya Fadlan yang membuat Khanza malu.

"Bego lo za, masa gitu aja masih di tanya sih! Ya kali dia boker di sini," ucap Khanza dalam hati.

Lalu ia melihat Fadlan berbalik dan duduk di salah satu kursi di ruangan tersebut. Dengan ragu, Khanza mengikuti Fadlan dan duduk di sebelah laki-laki itu.

Fadlan hanya fokus pada buku yang sedang di bacanya. Khanza hanya memperhatikan wajah Fadlan dari samping. Sambil bertopang dagu, Khanza masih saja memperhatikan setiap inci wajah Fadlan. Hal itu justru mengundang perhatian Fadlan untuk menatap ke arah Khanza.

Fadlan menatapnya sangat intens, dengan salah tingkah Khanza melepaskan tatapan tersebut ke arah lain.

"Biasanya orang kalo ke perpus itu baca," ucap Fadlan.

Lalu Khanza mengambil buku di sampingnya dan membuka bukunya seakan-akan ia sedang membaca. Padahal ia hanya menutupi wajahnya karena pipinya telah merona.

Fadlan terkekeh pelan, "lo punya kemampuan membaca terbalik?" tanya Fadlan yang membuat Khanza semakin malu di buatnya.

Dengan cepat Khanza membalikan buku itu, lalu tersenyum kikuk ke arah Fadlan.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang